13 Hurt

Setelah mengantarkan Rania pulang dengan selamat ke rumah nya Arka dan Viona pun kini sudah telah sampai pada kediaman rumah nya. Viona langsung masuk kedalam menuju kamar Irene untuk memastikan keadaan gadis itu, sedangkan Arka sedang memasukan mobil kedalam bagasi rumah nya. Viona pun telah sampai didepan pintu kamar Irene lalu dia pun mengetuk pintu kamar Irene tetapi tidak ada sahutan apapun dari dalam bahkan pintu kamar Irene masih terkunci.

"Irene ... ini gue Vio, buka pintu nya ada yang pengen gue tanyain." teriak Viona diluar kamar Irene tetapi masih tidak ada sahutan dari Irene.

"Apa Irene udah tidur yah?" gumam Viona bertanya pada diri nya sendiri.

Lalu Viona pun menyerah lalu pergi menuju kamar nya dan berpapasan dengan Arka yang baru saja hendak ke kamar Irene.

"Kak Arka mau nemuin Irene? Kaya nya dia udah tidur deh, Kak. Soalnya dari tadi aku panggil gak ada sahutan sama sekali dari Irene." ucap Viona memberitahu kepada Arka.

"Oh, mungkin kamu benar Irene udah tidur karena kelelahan sama Party tadi. Yaudah kamu juga tidur sana istirahat yang banyak." kata Arka

"Iya, Kak Arka juga jangan lupa langsung istirahat ke kamar. Jangan kemana-mana lagi," ujar Viona

"Iya, bawel." jawab Arka sambil mencubit hidung Viona dan membuat gadis itu mengaduh kesakitan.

"Aww ... sakit tau Kak." keluh Viona kesal pada Arka.

Sedangkan Arka hanya tertawa saja lalu dia pun pergi berjalan meninggalkan Viona menuju kamar nya. Viona pun memastikan bahwa Arka benar-benar pergi masuk kedalam kamar nya bukan masuk kedalam ruang kerja nya karena Arka itu selalu saja bekerja dirumah walaupun sudah larut malam. Padahal menurut Viona, Kakak nya itu kalau dirumah seharusnya istirahat jangan terus bekerja seperti ini mangkan nya tadi Viona menyuruh Arka untuk langsung masuk kamar dan istirahat, karena Viona tidak ingin melihat Arka yang terus melakukan pekerjaan nya tanpa istirahat.

Kemudian Viona pun langsung masuk ke kamar nya juga, gadis itu sudah sangat lelah karena banyak kehilangan tenaga yang dia keluarkan hari ini. Sebelum tidur Viona membersihkan dirinya dulu dan mengganti pakaianya menggunakan piyama berwarna biru dan bermotif bunga-bunga.

Didalam kegelapan gelap gulita Irene sedang menangis terisak sambil memeluk kedua lutut nya. Gadis itu sebenarnya tidak tidur saat Viona memanggil nama nya dari luar kamar nya hanya saja Irene memilih diam dan larut dalam tangisan nya yang menyayat hati. Irene sudah menangis sangat lama semenjak dirinya tiba didalam kamar nya bahkan Irene masih menggunakan Gaun dan High heels yang dia pakai tadi.

"Mengapa masih terasa sakit sama seperti dulu." gumam Irene dalam tangisan nya.

Irene pun memukul dadanya supaya rasa sakit dan luka yang ditinggalkan Kenzie itu hilang tapi hasilnya tetap sama luka itu masih ada dan Irene hanya akan menyakiti dirinya sendiri dengan memukul dadanya seperti saat ini. Irene bertekad untuk kuat dan berjanji untuk tidak seperti ini tapi pada akhirnya dia malah tak bisa memenuhi tekad dan janji nya itu semua lagi-lagi karena Kenzie. Andai lelaki itu tidak berusaha untuk berbicara dengan nya pasti Irene tidak akan seperti ini dan luka yang diberikan Kenzie pun tidak akan Irene rasakan kembali. Irene berpikir kapan luka itu akan hilang? Kapan dirinya bisa bahagia seperti dulu tanpa air mata dan rasa sakit yang harus dia tahan. Irene tidak setegar itu bila terus harus menahan segala luka yang selama ini dia pendam.

Irene sangat membenci Kenzie karena lelaki itulah yang menjadi alasan nya menangis seperti ini. Bukan hanya itu saja Irene membenci Kenzie karna lelaki itu terlihat baik-baik saja tidak seperti dirinya yang harus menahan semua rasa sakit nya ketika melihat lelaki itu.

Sebenarnya Kenzie juga merasakan hal yang sama seperti Irene. Kenzie juga merasakan sakit yang sama seperti Irene mungkin rasa sakit yang dirasakan Kenzie lebih dalam dari pada Irene. Andai Irene tau bahwa Kenzie itu sebenarnya tidak terlihat baik-baik saja, dia sakit setiap melihat Irene dan merasa bersalah dan menyesal karena menyakiti nya.

Kenzie terlalu takut untuk menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi pada saat itu. Kenzie juga takut bahwa Irene tidak akan mempercayai penjelasan nya bahkan sebelum Kenzie menjelaskan nya Irene tidak ingin mendengar penjelasan apapun dari nya.

Jika terus begini pada akhirnya mereka berdua akan terus menyakiti dirinya sendiri dan masalah yang ada pada mereka berdua tidak akan selesai begitu saja. Butuh waktu yang panjang bagi Irene dan Kenzie untuk menyelesaikan permasalahan diantara mereka berdua atau mungkin tidak akan pernah selesai dan akan tetap seperti ini.

"Apa yang harus kulakukan? Dia bahkan tidak ingin mendengar penjelasan apapun dariku. Aku harus bagaimana?" tanya Kenzie pada dirinya sendiri.

Kenzie pun menutup matanya lalu tertidur ditempat tidur nya dan Irene pun sama seperti Kenzie tertidur bedanya Irene tertidur dengan meringkuk dibawah kasurnya dengan wajah yang sembab. Pada dasar nya mereka tertidur diwaktu yang sama walaupun dengan tempat yang berbeda.

Matahari mulai terbit dan bersinar dengan indah Irene pun mulai bangun dari tidurnya dan meregangkan badan nya yang terasa sakit. Setelah itu Irene berjalan ke kamar mandi akan tetapi saat melewati cermin yang ada dikamar nya Irene pun berhenti. Kemudian Irene memperhatikan wajah nya dicermin, sangat terlihat jelas bahwa mata Irene terlihat bengkak dan sembab serta hidung yang memerah karena habis menangis semalaman. Irene pun terkejut, dia khawatir bagaimana jika Arka dan Viona melihat dirinya pagi ini. Irene terus berpikir dan menjadi pusing sendiri lalu dia pun menyerah dan memilih mandi terlebih dahulu untuk menyegarkan pikiran nya.

Kemudian Irene pun telah selesai mandi dan dia mendapat ide untuk memakai masker diwajah dan mata nya agar mata nya tidak bengkak lagi dan wajah nya menjadi fresh serta bersinar. Setelah dua puluh menit Irene pun membersihkan masker yang ada diwajah dan mata nya. Hasil nya pun lumayan ampuh dan bagus bengkak dimata nya sudah mulai hilang walaupun masih terlihat sedikit serta wajah nya yang kini sudah bersinar dan berseri. Irene pun mengambil pakaian yang akan dia pakai hari ini setelah itu Irene menggunakan beberapa make-up untuk menutupi mata nya yang masih sedikit terlihat bengkak. Setelah berkaca dan melihat bahwa bengkak dimatanya yang sudah tidak terlihat Irene pun pergi kebawah untuk sarapan.

Saat Irene turun menuruni tangga, dia sudah melihat Arka dan Viona yang tengah duduk dan sedang menyantap sarapan nya. Irene pun menghela nafas terlebih dahulu dan berharap mereka berdua tidak menanyakan apapun kepada nya nanti. Irene pun sudah tiba dimeja sarapan nya lalu mengambil kursi yang kosong dan duduk berhadapan dengan Viona.

Arka dan Viona pun menyadari kedatangan Irene. Mereka berdua memiliih diam dulu agar Irene memakan sarapan nya terlebih dahulu. Irene pun mulai mengambil nasi goreng ke piring nya dan mulai menyantap nya. Sesuap demi sesuap Irene menyendok nasi goreng tersebut dengan perasaan gugup karena sedari tadi Arka dan Viona diam-diam memperhatikan nya. Irene pun memberanikan diri untuk bertanya kepada mereka berdua "Kalian berdua kenapa liatin aku terus?".

"Gak ada apa-apa, mending lo cepat habisin dulu sarapan nya." jawab Viona

Irene pun menuruti perkataan Viona dengan menghabiskan sarapan terlebih dahulu. Akhirnya Irene pun telah menyelesaikan sarapan nya dan meminum susu nya.

"Ada apa? Kalian berdua seperti mau ngomong sesuatu kepadaku?" tanya Irene yang memang sudah mengerti dengan sikap keduanya.

"Kakak mau tanya? Kamu semalam pulang kenapa gak kasih kabar ke kita berdua?" jawab Arka dan langsung bertanya pada Irene.

"Oh, maaf Kak. Semalem aku lupa ngabarin karena aku capek banget dan juga kepalaku pusing jadi nya aku langsung pulang tanpa ngabarin kalian berdua." jawab Irene berbohong dan berpura-pura merasa bersalah pada mereka berdua agar keduanya percaya.

"Terus sekarang kepala kamu masih sakit?" tanya Arka khawatir dengan keadaan adiknya.

"Tenang, Kak. Sakit nya udah hilang kok semalam aku udah minum obat." jawab Irene berbohong lagi.

Dalam hati Irene berucap "Maafkan aku, Kak karena terus berbohong seperti ini. Aku tidak ingin Kakak tau keadaanku yang sebenarnya semalam."

"Yang benar kamu, gak bohong kan." kata Arka yang masih tidak percaya.

"Iya benar, Kakakku tersayang." ucap Irene sambil tersenyum manis.

"Terus lo rapih kaya gini mau kemana? Mending lo istirahat aja dirumah," ujar Viona tiba-tiba bertanya.

"Gue mau shooting pemotretan karena ada empat jadwal pemotretan hari ini, Vio." jawab Irene jujur kali ini.

"Engga bisa, lo harus istirahat dirumah bukan nya kepala lo pusing semalam." ucap Viona dengan tegas.

"Haduh, Vio !! Jadwal gue gak bisa dibatalin gitu aja lagian kepala gue udah gak pusing kok. Gak usah lebay deh." seru Irene tidak terima dengan perkataan Viona.

"Tapi kata Vio benar, kamu harus istirahat dirumah aja." timpal Arka pada Irene dan Viona pun terenyum menang kearah Irene karena Arka membelanya.

"Ih, gak bisa gitu dong Kak. Nanti yang ada aku gak dianggap profesional sama klien aku kalalu aku gak datang ke pemotretan hari ini." ucap Irene mengelak.

"Pasti klien kamu mengerti, toh kondisi kamu lagi sakit kan." jawab Arka

"Udah, Irene dengerin apa kata Kak Arka." timpal Viona sambil tersenyum.

"Engga bisa, Kak. Aku itu gapapa, pokok nya aku bakal datang ke pemotretan hari ini. Kalian berdua gak usah khawatir. Yaudah aku pergi dulu, bye." seru Irene lalu melenggang pergi tanpa mendengar jawaban dari mereka berdua.

Arka dan Viona yang melihat Irene tetap bersikeras untuk pergi ke pemotretan pun hanya memandang nya saja. Karena Irene itu keras kepala walaupun mereka berdua tetap meminta Irene untuk beristirahat dirumah saja tapi gadis itu tidak akan mendengarkan mereka berdua justru sebaliknya Irene akan tetap melakukan apa yang dia inginkan.

avataravatar
Next chapter