4 Flashback

~Flasback on~

Saat itu hujan turun dengan deras ada seorang gadis yang tengah menunggu seseorang disebuah lorong sekolah dengan sebuah payung ditangannya dan masih mengenakan seragam sekolah lengkap. Gadis itu tengah menunggu kekasihnya yang baru saja selesai latihan basket disekolah. Cuaca gelap dan dingin tapi gadis itu tetap menunggu dengan setianya, dia rela menunggu berjam-jam demi kekasihnya meski dia juga takut karna sekolah sudah sepi dan sunyi serta hanya beberapa siswa saja yang masih berada disekolah. Gadis itu bernama Irene Queensha Valerie, dia tengah menunggu kekasihnya yang bernama Kenzie Eleanor Becker tetapi lelaki itu belum muncul sama sekali padahal katanya latihan basket sudah selesai dari tadi tetapi Kenzie belum muncul juga. Irene mulai kedinginan, dia sudah tidak tahan lagi lalu dia pun memutuskan masuk kedalam sekolah lagi dan mencari Kenzie berada. Irene berjalan disekitar lorong-lorong kelas yang sudah sepi dia mencari keberadaan Kenzie tetapi hasilnya nihil saat dia hendak berbalik lagi ketempat dia menunggu Kenzie tadi, dia mendengar suara yang tentunya dia kenal bersama dengan suara seorang wanita.

Lalu dia pun memutuskan untuk melihat kesumber suara yang dia dengar. Betapa terkejutnya dia melihat seseorang berpelukan didepannya. Irene terkejut dan air matanya bercucuran dia tak menyangka Kenzie berpelukan dengan wanita lain. Hatinya sakit seperti disayat-sayat oleh sebilah pisau. Irene masih diam berdiri mematung didepannya kakinya tak mampu bergerak seakan-akan lumpuh tiba-tiba.

Kenzie dan wanita itu tak menyadari atau pura-pura tak sadar bahwa ada seseorang yang memperhatikan mereka berdua yang tak lain Irene. Lalu gadis itu berkata sesuatu pada Kenzie dan membuat hati Irene hancur berkeping-keping.

"Aku cinta padamu Ken, apa kamu juga cinta sama aku?" tanya gadis itu pada Kenzie.

"Aku juga cinta sama kamu, Evelyn." jawab Kenzie tersenyum lembut.

Bagaikan tersambar petir hidup Irene telah hancur, saat mendengar Kenzie mengatakan kalimat itu pada gadis lain. Dia pasti sedang bermimpi lelaki yang dicintainya sekaligus sahabatnya mana mungkin melakukan ini padanya.

"Kamu bohong, buktinya kamu masih pacaran kan sama Irene. Kalau kamu cinta sama aku kamu bakal putusin dia kan." rajuk Evelyn

"Mana mungkin aku bohong sama kamu. Gadis yang aku cintai cuma kamu. Aku bakal putusin Irene demi kamu." jawab Kenzie tegas lalu memeluk gadis itu kembali.

Irene sudah tak kuat lagi mendengar nya lalu dia pergi meninggalkan tempat itu. Dia terus berlari dan berlari dilorong sekolah lalu ia berhenti dan terduduk dilantai dan menangis sesegukan.

"Hiks ... hiks ... hiks, kenapa kamu lakuin ini sama aku Ken, kenapa Ken?" tanya Irene pada dirinya sendiri sambil menangis.

Lalu Irene berdiri dan berjalan dengan pandangan kosong dan air mata yang masih mengalir di kedua pipinya. Irene tak menyadari bahwa ada dua orang yang memperhatikannya nya dari jauh.

Irene masih berjalan dia tak sadar bahwa di sudah berada ditengah lapangan menuju pintu gerbang sekolah, pakaian yang dia kenakan pun sudah basah kuyup. Hujan semakin deras dan suasana makin dingin tapi itu tak membuat Irene kedinginan sama sekali seakan-akan air yang jatuh ketubuhnya tak dia rasakan, sampai-sampai ada sebuah payung yang menghalangi air hujan yang mengguyur tubuhnya. Irene pun sadar, lalu dia pun menengok kebelakang siapa orang yang memayunginya. Saat Irene tahu siapa orang itu!! dia malah menangis terisak.

"Kamu kenapa hujan-hujanan kaya gini sih. Aku kan suruh kamu nunggu dikoridor depan tapi kamu malah hujan-hujanan kaya gini." ucap Kenzie tanpa merasa bersalah.

Irene hanya diam memandang Kenzie, dia tak habis pikir mengapa lelaki ini bersikap biasa-biasa ajah seperti tak melakukan kesalahan. Irene bukannya menjawab perkataan Kenzie ia malah kembali berjalan meninggalkan lelaki itu. Kenzie yang melihat itu pun mengejar dan menarik tangannya.

"Sayang kamu kenapa sih bersikap kaya gini sama aku, hemmmm?" tanya Kenzie lembut.

"Kamu!! Kenapa kamu lakuin ini sama aku, Ken? Salah apa aku apa Ken sama kamu sampai tega kamu main dibelakang aku?" teriak Irene sambil bertanya dan menangis terisak.

"Kamu ngomong apa sih sayang, mana tega aku main dibelakang kamu. Cuma kamu perempuan yang aku cintai." jawab Kenzie mengelak dari Irene.

Kini hujan tengah mengguyur keduanya. Tak ada yang kedinginan sama sekali yang ada hanya sebuah rasa sakit dan hancur serta penghianatan yang dirasakan Irene.

"Berapa banyak perempuan yang kamu ucapin kalimat busuk itu, Ken?" tanya Irene menangis sambil menatap kearah lain.

"Maksud kamu apa sih Irene." jawab Kenzie membentak Irene.

Irene pun tersentak karena Kenzie membentak nya. Luka yang ditorehkan Kenzie pun semakin dalam di hatinya.

"Dulu kamu gak pernah bentak aku kaya gini tapi sekarang kamu malah kaya gini. Apa karna kamu udah gak cinta lagi sama aku jadi kamu berani bentak aku," ujar Irene menangis dan Kenzie yang melihat itu hanya diam.

"Kamu tau, Ken? Kamu udah buat aku jatuh dan hancur dalam sekejap, aku begitu bodoh menunggu kamu berjam-jam dan gak tau nya kamu lagi selingkuh dibelakang aku. Kamu jahat Ken." tambah Irene tersenyum kecut

Kemudian Kenzie mencoba memeluk Irene tetapi Irene menolak pelukan dari dirinya.

"Lepasin aku, kamu udah gak berhak buat peluk aku lagi." kata Irene yang melihat Kenzie akan memeluk dirinya.

Kenzie hanya menatap Irene sendu kini gadis itu sudah hancur dari luar maupun dari dalam. Kenzie sangat tau betul apa yang dirasakan gadisnya itu.

"Kamu bilang cinta sama aku tapi kamu juga bilang kalimat itu pada orang lain. Segampang itu kamu bilang cinta pada orang, Ken." teriak Irene sedangkan Kenzie hanya bisa diam menahan diri.

"Apa yang wanita itu punya sampai kamu berpaling dari aku, Ken? Jawab aku Kenzie?" teriak Irene kembali dan bertanya sambil menatap Kenzie nyalang.

"Cukup Irene kamu udah keterlaluan." jawab Kenzie dengan nada sedikit meninggi.

"Hah ... keterlaluan !!! Kamu bilang aku keterlaluan. Aku cuma tanya sama kamu, Ken tapi kamu bilang aku keterlaluan," ujar Irene pelan dan menatap sendu Kenzie.

"Kamu berubah, kamu bukan kaya orang yang pernah aku kenal selama ini. Aku benci sama kamu Kenzie." ucap Irene lagi dan itu membuat Kenzie mengepalkan tangan menahan sesuatu yang ingin dia ucapkan.

"Seterah kamu mau benci sama aku apa engga tapi ayukk kita pulang pasti Arka nyariin kamu sekarang." kata Kenzie mengajak Irene untuk pulang.

"Kamu gak usah bawa-bawa kakak aku. Ayukk kita perjelas semuanya Ken. Bukannya kamu bilang bakal putusin aku demi gadis itu. Kenapa kamu gak lakuin itu hah?" tanya Irene sambil menjatuhkan air matanya.

"Kamu ngomong apa sih aku gak bakalan putusin kamu gitu ajah." jawab Kenzie

"Cukup Kenzie, kamu gak usah bohongin aku lagi. Aku butuh penjelasan atas semua yang terjadi hari ini." seru Irene

"Penjelasan apa sih-" ucap Kenzie tetapi terpotong oleh deringan suara telpon.

Kenzie pun mengangkat telpon tersebut lalu ekspresinya berubah menjadi panik. Irene melihat itu dengan jelas kekhawatiran dan panik yang diwajah Kenzie. Tanpa pikir panjang Kenzie pun pergi meninggalkan Irene tapi dicegah oleh Irene.

"Berhenti, kamu mau pergi ninggalin aku demi gadis itu. Bahkan kamu belum kasih aku penjelasan." ucap Irene karna dia tahu yang menelpon Kenzie barusan adalah gadis itu yang dia lihat bersama Kenzie.

Kenzie tak menggubris perkataan Irene dia tetap berjalan meningglkan Irene ditengah hujan. Dan untuk kedua kalinya Irene kembali merasakan sakit yang sama lelaki itu tega pergi meninggalkan dirinya demi gadis lain.

"Kenzie, kalau kamu berani berjalan selangkah lagi berarti kita PUTUS." teriak Irene dengan suara lantang dan mengancam Kenzie.

Kenzie yang mendengar itu mengepalkan tangan sekuat-kuat mungkin dia tetap berjalan tanpa menengok kebelakan. Irene yang melihat itu menangis dan terjatuh serta menatap Kenzie yang sudah tidak kelihatan.

"Apa ini akhir semuanya, Ken. Kenapa kamu pergi dan tinggalin aku gitu ajah. Apa aku sampah yang bisa kamu buang gitu ajah. Kamu pernah janji gak bakal sakitin aku dan pergi meninggalkan aku tapi kamu sendiri yang ingkari. Kenapa kamu lakuin ini padaku kemana janji yang dulu yang selalu kamu ucapin yang akan selalu disamping aku dan gak akan pergi tinggalin aku. Mana Ken, kemana janji itu?" teriak Irene sekencang kencangnya.

Hujan dan suara petir pun mulai terdengar Irene yang mendengar nya hanya diam dan menangis tersedu-sedu. Orang yang paling berharga dan sangat Irene sayangi kini pergi meninggalkan dirinya dengan tega. Orang yang Irene anggap tempat bergantung dan rumah baginya kini sudah pergi begitu saja. Bahkan janji yang orang itu ucapkan tidak ditepati sama sekali seakan-akan janji itu tidak berarti sama sekali.

~ Flashback off ~

avataravatar
Next chapter