7 Chapter 7 Kiss

Keesokan harinya...

Matahari bersinar cerah menampakan cahayanya yang hangat di pagi hari.

Tiba di tempat pendaftaran nikah (Kantor catatan sipil)....

Ketika pemuda itu hendak membuka pintu mobil. Wei Wei pun berkata dengan sedikit panik "Anu... Tidakah kamu berpikir bahwa ini terjadi begitu cepat."

Pemuda itu menoleh kearah Wei Wei. Tatapan matanya sungguh tajam menandakan bahwa ia merasa jengkel dengan perkataan Wei Wei. Tapi ia tahu bahwa calon istrinya sedang panik. Ia melihat di depan sana ada seorang penjual es krim. Lalu ia pun berniat membelikan es krim itu untuk Wei Wei.

"Tunggu disini." ucap pemuda itu meninggalkan Wei Wei sendirian di mobil.

"Aduh..! Gimana ini? Raut wajahnya berganti lebih cepat dari pada cuaca. Jika kita benar-benar menikah... " gumam Wei Wei dalam hati.

Ditengah gumamannya itu. Wei Wei terkejut tiba-tiba pemuda itu membuka pintu mobilnya.

"Ambil ini.." ucap pemuda itu sambil memegang es krim yang ditaburi karamel.

"Eh..? Es krim? Untuk apa?" tanya Wei Wei heran.

"Ambil es krim ini dan tenang." ucap pemuda itu kepada Wei Wei.

"Kelihatannya enak.. Aku ambil saja lah." gumam Wei Wei dalam hati sambil menatap es krim yang ada di tangan pemuda itu.

Wei Wei pun mengambil es krim itu. Kemudian menjilat seluruh bagian es krim itu. Wei Wei tersentak kaget karena tiba-tiba saja pemuda itu mendekat dan ikut menikmati es krim yang ada di tangannya itu. Keduanya saling menatap satu sama lain.

Dengan wajah yang merona merah, Wei Wei pun berkata "Aku.... aku sudah menjilat bagian itu!"

"Aku tidak keberatan." jawab pemuda itu.

Setelah selesai menikmati es krim di pagi hari. Pemuda itu menarik tangan Wei Wei keluar dari mobil dan membawanya masuk ke kantor catatan sipil untuk mendaftarkan pernikahan.

"Zhi Yang.., kamu benar-benar tidak perlu mempertimbangkan nya lagi kah?" ucap Wei Wei gelisah.

"Diam saja dan ikut aku." jawab pemuda itu.

Setelah selesai mengurus surat nikah. Mereka pun pergi melangkah keluar.

Di depan pintu kantor catatan sipil...

Sangking bahagianya pemuda itu, di peluknya Wei Wei dengan erat sambil berkata "Sayang, selamat menikah!"

"Zhi Yang, terima kasih!" ucap Wei Wei yang ikut merasa senang.

Mendengar ucapan Wei Wei, seketika pemuda itu melepaskan pelukannya dan mensentil kening Wei Wei dengan jarinya sambil berkata "Panggil aku sayang!"

"Ouhh.. Sakit sekali. Tidak! Aku tidak terlalu dekat denganmu! Kenapa aku harus memanggilmu dengan sebutan itu?" ucap Wei Wei sambil mengelus-ngelus kening yang disentil tadi.

Pemuda itu lalu meletakkan tangannya di pinggang Wei Wei dan satu tangan lainnya lagi meraba paha Wei Wei.

"Kamu benar, sayang. Kita perlu memiliki beberapa komunikasi yang intim." bisik pemuda itu di telinga Wei Wei.

"Zhi Yang, jangan lakukan itu! Kamu tidak lihat ini tempat publik!" ucap WeiWei.

"Oh, jadi kamu ingin melakukannya di rumah ya? Hmm... Ok." jawab pemuda itu sambil tersenyum.

"Eh!! Bukan maksudku begitu!" lanjut Wei Wei.

"Ayo sayang, kita pulang kerumah." jawab pemuda itu sambil membopong Wei Wei kedalam mobil.

"ZhiYang! Turunkan aku!" ujar Wei Wei sambil meronta-ronta.

***

Tiba di Apartemen ZhiYang...

Pemuda itu membukakan pintu mobil dan mempersilahkan Wei Wei untuk turun.

"Turunlah." ucap pemuda itu.

Wei Wei merengek-rengek seperti bayi sambil berkata "Tidak. Aku mau pulang kerumah!"

Melihat Wei Wei yang tidak mau turun dari mobil itu, pemuda itu langsung mengendongnya dan membawanya masuk ke apartemen miliknya sambil berkata "Ingat ya sayang, mulai dari sekarang, rumahmu adalah dimana pun aku berada."

***

Di ruang tamu...

Pemuda itu pun meletakan Wei Wei di sofa dan berkata "Duduk disini. Jangan kemana-mana."

Wei Wei pun duduk dengan manis seperti anak kecil. Dengan wajah yang kesal Wei Wei pun berkata "Walaupun sudah menikah, kamu tidak bisa memaksaku. Itu melanggar hukum!

Pemuda itu pun mencubit pipi Wei Wei dengan lembut karena gemas. Lalu mendekatkan wajahnya perlahan dan memberikan kecupan lembut di bibir istrinya. (Cupp.. ~)

Wei Wei tersentak kaget. Wajahnya merah sekali. Secepatnya ia mendorong bidang pemuda itu dengan tangannya.

"Ihh.., apa-apan sih kamu!" ucap Wei Wei kesal.

"Aku tidak akan memaksamu melakukan hal lain, tetapi kita harus tinggal bersama karena kita sudah menikah." ucap pemuda itu sambil melepaskan jas dan dasinya.

"Zhi Yang kamu keterlaluan! Kamu tidak bisa memaksaku untuk tinggal bersama dengan mu!"

Perlahan kancing baju kemeja itu dibuka satu persatu. Di lepaskannya kemeja putih itu dari tubuhnya. Tubuh yang indah dengan bidang yang kekar dan tegap itu membuat Wei Wei memandanginya cukup lama.

"Kenapa kamu memandangiku seperti itu? Kamu ingin melakukan itu sekarang ya?" tanya pemuda itu sambil tersenyum.

Wei Wei beranjak dari sofanya dan berkata "Tidak! Dasar mesum!"

Pemuda itu pun mengambil kaos putih dan mengenakannya di tubuhnya. Setelah itu dia mengenakan celemek dan pergi ke dapur untuk memasak.

"Silakan duduk di kursi meja makan." ucap pemuda itu.

"Hmm.. Baiklah." jawab Wei Wei.

Ketika pemuda itu sedang memasak, Wei Wei melirik kearah pemuda itu. Lalu ia pun bergumam dalam hati "Laki-laki yang bisa masak sugguh tampan. Sungguh idaman setiap wanita dan membuat orang lain iri."

Beberapa menit kemudian...

Pemuda itu melepaskan celemek yang ia kenakan tadi. Kemudian melangkah ke arah Wei Wei dengan membawa banyak hidangan yang lezat. Diletakannya hidangan itu dihadapan Wei Wei. Lalu ia pun mengambil tempat duduk di sebelah istrinya. Kemudian ia mengambil sumpit dan menyuapinya perlahan ke arah Wei Wei. Pandangannya lembut seperti memberikan makan kepada seekor anak anjing.

"Ini makanlah. Suamimu tampan dan pintar masak bukan? Bagaimana jika menghabiskan malam denganku?" ucap pemuda itu sambil menyuapi Wei Wei.

"Guk!" ucap Wei Wei seperti seekor anak anjing yang kelaparan sehingga menjadi nurut.

"Gadis yang penurut." ucap pemuda itu sambil tersenyum manis.

"Apa yang aku katakan tadi? Gawat pria ini sungguh berbahaya!" gumam Wei Wei dalam hati.

Lalu ia pun menatap hidangan yang ada di depannya itu sambil bergumam "Mau bagaimana lagi, aku sudah sangat lapar dan makanan yang ia sajikan juga sangat enak. Ahh.., sudahlah jangan dipikirkan lagi. Lebih baik makan sepuasnya! Hehehehe... "

Setelah Wei Wei menyantap makanannya habis, pemuda itu mengambilkan gelas yang berisi air putih untuknya.

"Eeeeekkkk..." suara sendawa Wei Wei.

"Kamu benar-benar rakus ya." ucap pemuda itu sambil memberikannya gelas yang berisi air putih itu.

"Mau bagaimana lagi, itu karena masakanmu sangat enak!" jawab WeiWei sambil mengambil gelas yang berisi air putih itu.

Pemuda itu menatap Wei Wei dengan lembut dari belakang dan berkata "Bagaimana jika kamu menetap disini bersamaku, dan aku akan memasak makanan yang lezat untukmu setiap hari."

"Kenapa itu harus aku?" ucap Wei Wei sambil membalas tatapan pemuda yang berdiri di belakangnya itu.

Pemuda itu meletakan kedua tangannya di pundak Wei Wei. Wei Wei yang sedang duduk dikursi sambil memegang gelas yang berisi air itu pun tersentak kaget melihat pemuda yang dibelakangnya itu melakukan back hug. Lalu pemuda mendekatkan wajahnya dan berbisik di telinga Wei Wei "Cinta pada pandangan pertama. Apakah kamu percaya itu?"

Hembusan nafas pemuda itu sangat terasa ketika pemuda itu sedang berbisik di telinga Wei Wei.

Wei Wei pun segera menjawab "Orang berkata cinta pada pandangan pertama itu hanyalah nafsu."

Mendengar perkataan istrinya itu tanpa basa-basi lagi ia meletakan tangannya di dagu Wei Wei kemudian diangkatnya perlahan dagu Wei Wei sedikit keatas sehingga memudahkan ia untuk mencium istrinya.

Lalu pemuda itu pun mendekatkan bibirnya ke bibir Wei Wei. Perlahan keduanya pun spontan menutup mata dan menikmati adengan ciuman tersebut.

Ketika bibir mereka saling bersentuhan untuk waktu lama, perlahan pemuda itu memberikan sedikit tekanan dengan menghisap bibir bawah si gadis dengan lembut sehingga tidak memberikan kesan yang agresif. Kemudian memberikan sedikit gigitan lembut agar si gadis membuka mulutnya sedikit sehingga pemuda itu dapat meneruskannya dengan menjulurkan sedikit lidahnya dan melumat bibir lawannya dengan lembut. Tanpa sadar Wei Wei membalas lumatan pemuda itu. Pemuda itu menampakkan senyum tipis di bibirnya karena lawannya membalas aksinya tidak seperti biasanya. Cukup lama adegan itu berlangsung sehingga memberikan rasa sesak karena oksigen yang ada di paru-paru menipis. Pangutan di bibir mereka pun berhenti dengan air liur yang saling melekat satu sama lain dan keduanya terengah dengan nafas ngos-ngosan. Hembusan nafas itu dapat dirasakan oleh keduanya karena wajah mereka yang berdekatan itu. Dengan nafas terengah-engah pemuda itu berkata "Untunglah kamu adalah satu-satunya orang yang kucintai."

***

Pembelajaran:

"Studi menunjukkan, penyebab ciuman dapat merangsang gairah adalah karena dampak dari hormon testosteron dari air liur pria. Semakin banyak hormon ini masuk ke tubuh wanita, maka membuat wanita semakin terangsang."

***

Bersambung....

avataravatar
Next chapter