3 Chapter 3 Menyewa kamar hotel

Pemuda berambut kuning itu pun menekan lift. Dan menunggu lift itu terbuka. Setelah lift terbuka pemuda itu pun melangkah masuk ke lift.

Sesampainya di lantai bawah (F1), pintu lift pun terbuka. Sejumah massa (wartawan) sedang menunggu di depan pintu lift itu.

"Lihat mereka telah keluar!" ucap wartawan berkacamata itu.

"Bukankah itu tuan muda kedua? Siapa yang ada di lengannya?" tanya wartawan berambut hitam itu.

"Tidak ada yang boleh masuk!" bentak pemuda berambut kuning itu sambil menutup pintu lift secepatnya.

Pertama obat dan kemudian wartawan. Putri pertama keluarga Lu penuh keahlian dan kelicikan. Gumam pemuda berambut kuning itu dalam hati.

"Aku merasa tidak enak... " ucap Wei Wei.

Pemuda berambut kuning itu mengabaikan ucapan Wei Wei dan segera mengambil handphone yang ada di dalam kantongnya.

"Ou Qiao, berikan aku sebuah kamar." ucap pemuda berambut kuning itu di telepon.

"Untuk apa anda membutuhkan kamar? Untuk berapa orang?" tanya Ou Qiao.

"Aku ingin sebuah kasur berukuran besar!" teriak Wei Wei.

"Hei! Apa-apan kau!?" Ucap pemuda berambut kuning itu.

Mendengar suara seorang gadis di telepon, Ou Qiao langsung berkata "Aku tidak tahu, kamu memiliki sisi nafsu juga. Tenang saja, saya akan mempersiapkan kamar terbaik untuk anda segera!"

Beberapa saat kemudian...

"Kamar 2308" Ucap Ou Qiao.

"Ok, bagus!" ucap pemuda berambut kuning itu sambil menutup handphonenya.

"Hei! Kau tenanglah! Aku akan segera menelfon dokter." ucap pemuda berambut kuning itu kepada Wei Wei.

Wei Wei yang masih terkena efek obat itu pun berkata "Bukankah kamu adalah dokter?"

Pemuda berambut kuning itu tidak memperdulikan ucapannya karena lift sudah terbuka.

"Tuan, saya akan mengantar anda ke kamar anda." Ucap pelayan hotel itu.

Sesampainya di kamar 2308, pelayan itu pun membuka pintu kamar tersebut. Lalu berkata "Bosku mengatakan kalau kamu dapat melakukan apa saja yang kamu mau."

"Apa!? Tunggu.. Tunggu! Ini sebuah kesalahpahaman." ucap pemuda berambut kuning itu.

Pelayan itu pun menghiraukan ucapan pemuda berambut kuning itu dan berjalan keluar sambil menutup pintu kamar tersebut.

Lalu pemuda berambut kuning itu kaget setelah melihat kasur besar yang dihiasi dengan bunga-bunga dan sudah tersedia berbagai macam buku panduan sex diatas kasur besar itu.

"Ou Qiao! Kau bajingan!" teriak pemuda berambut kuning itu.

***

Bersambung...

avataravatar
Next chapter