19 Chapter 19 Pikiran mesum

Sesampainya di Apartemen Zhi Yang, Zhi Yang pun membukakan pintu mobilnya dan mempersilahkan istrinya untuk turun. Mereka pun melangkah masuk ke dalam rumah.

Sesampainya di dalam Apartemen, tanpa basa basi lagi, Zhi Yang pun menarik tangan istrinya dan mengajak Wei Wei ke kamar mandi.

"Zhi Yang! Lepaskan Aku!" Ujar Wei Wei.

"Kamu janji akan melakukannya di kamar mandi, bukan?" goda pemuda itu dengan tatapan merayu. Bukan hanya tampan tetapi pemuda satu ini sungguh pandai menggoda dan mengambil hati para wanita. Dengan tatapannya saja dapat membuat hati para wanita luluh.

"Tidak! Aku tidak bilang begitu. Aku hanya mengatakan.... "

belum sempat Wei Wei melanjutkan perkataannya, Zhi Yang sudah memotong,

"Mengatakan apa?" Tanya Zhi Yang.

"..... "

Wei Wei tidak berkata apa pun. Dia hanya diam saja.

Wei Wei memalingkan wajahnya dan tidak berani menatap pemuda itu. Pemuda itu pun tersenyum lalu berkata, "Ayo, kita mandi dulu, Sayang."

"Aku bisa mandi sendiri!" seru Wei Wei dengan muka merah seperti apel. Wei Wei sangat malu ketika Suaminya mengajaknya mandi bersama. Sebetulnya untuk hal suami istri itu wajar. Tapi untuk Wei Wei, itu pertama kalinya dalam seumur hidupnya.

"Apa kamu membutuhkan bantuanku, Sayang?" tanya Zhi Yang sambil tersenyum menatap tubuh indah istrinya itu.

"Tidak. Kamu bisa keluar, Zhi Yang." jawab Wei Wei.

Wei Wei pun mendorong pemuda itu dan mengusirnya keluar. "Keluar.... keluar."

"Ok.... ok. Aku akan keluar." ucap Zhi Yang sambil melangkah keluar kamar mandi.

Wei Wei pun segera menutup pintu kamar mandi.

Di balik pintu itu, Zhi Yang bergumam, "Kamu yang duluan memancingku, bagaimana bisa aku membiarkanmu begitu saja."

Meskipun terdengar samar-samar, tapi Wei Wei dapat mendengarnya. Ia pun berkata "Zhi Yang, apa yang kamu gumamkan?"

"Tidak ada." Jawab Zhi Yang secepatnya.

'Apa Wei Wei bisa mendengar gumaman ku? Padahal tadi aku mengumumkannya pelan. Ugh sungguh tajam telinga istriku.' gumamnya lagi dalam hati.

"Aku akan ke kamar tidur sekarang." lanjut Zhi Yang sambil melangkah ke arah kamar tidur.

"Apakah Zhi Yang benar-benar akan melakukan 'itu' nanti? Sebaiknya aku menyikat gigiku dulu untuk berjaga-jaga. Uuuggghhh, bagaimana mungkin aku begitu mesum?" gumam Wei Wei dalam hati dengan pikiran mesumnya.

"Terserahlah. Sebaiknya aku mandi dulu." lanjutnya sambil melepaskan pakaiannya.

Wei Wei pun memutar shower itu sehingga air pun mengalir menguyur seluruh tubuhnya dari atas hingga ke bawah

Gumpalan dada yang kenyal dan menonjol itu pun terselimuti oleh busa sabun yang lembut.

Aroma sabun wangi itu pun menyelimuti tubuh gadis itu yang mulus tanpa cacat itu.

Setengah jam kemudian, Wei Wei pun selesai mandi. Ia pun menyelimuti dirinya dengan sehelai kain tipis berwarna putih sehingga dua gumpalan yang kenyal itu tetap menonjol.

Wei Wei pun melangkah kearah kamar. Sesampainya di dalam kamar, ia pun berkata "Aku sudah selesai mandi."

Li Zhi Yang tak henti-hentinya menatap tubuh indah istrinya. Gumpalan yang menonjol setengah itu menampakkan keindahan tersendiri meski tidak terlihat semua. Tatapannya sayu sehingga membuat Wei Wei berdebar-debar.

"Zhi Yang, Apa yang kamu lihat!?" tanya Wei Wei malu dan segera menaikkan kain itu untuk menutupi gumpalan dadanya.

"Tidak ada. Hmmm... Sekarang giliranku untuk mandi. Tunggu aku di tempat tidur ya, Sayang." ucap pemuda itu dengan menampakkan sedikit senyum di lesung pipinya.

Jantung Wei Wei semakin berdebar-debar kencang. Ia sangat panik sehingga dengan terbatah-batah ia pun berkata, "Aku..... aku begitu mengantuk, aku tidak akan menunggumu!"

Zhi Yang hanya menampakkan senyumnya sambil berkata, "Aku akan mandi dulu." Lalu Ia pun melangkah ke arah kamar mandi.

Wei Wei pun segera mengenakan pakaiannya. Ia pun segera naik keatas ranjang dan menyelimuti sekujur tubuhnya untuk berjaga-jaga.

Gadis berlongdress putih itu pun membayangkan sesuatu yang mesum. Ia pun bergumam dalam selimut, "Hmm..., tubuh Zhi Yang sangat bagus dan juga tegap. Kulitnya mulus dan putih tanpa cacat sedikit pun. Dan juga bagian bawahnya sungguh.... "

"Uggghhh... Apa yang kubayangkan! Berhenti! Berhenti! keluar dari pikiran ku sekarang!" gumamnya sambil menghempaskan tangannya dan menghapus bayangan mesum itu.

Disisi lain, Zhi Yang melepaskan pakaiannya. Lalu ia pun memutar shower itu. Air hangat pun membasahi tubuh pemuda yang tegap dan bagus itu.

Zhi Yang pun bergumam sambil menikmati air hangat itu.

"Pfff... Istriku sangat lucu, bahkan ketika ia panik sangat mengemaskan sekali."

Seketika Zhi Yang tertegun sesaat sambil bergumam kembali, "Meskipun aku sangat ingin melakukan 'itu', dia pasti belum siap. Sebaiknya aku tidak memaksanya. Hmmm... Aku harus bersabar lagi dan menunggu ia datang sendiri kepadaku."

Beberapa menit kemudian, Zhi Yang pun sudah selesai mandi. Ia tidak mengenakan baju tapi hanya mengenakan celana pendek untuk menutupi juniornya. Lalu ia pun melangkah ke arah kamar.

Dengan lampu kamar yang redup, pemuda itu pun melihat istrinya berada di atas ranjangnya. Wei Wei menguasai ranjang itu semua dengan keadaan sekujur tubuh ditutupi oleh selimut.

"Eh? Sudah tidur?" tanya pemuda itu sambil melangkah ke arah ranjang.

"Belum." jawab Wei Wei singkat.

"Kamu harus berbagi selimut denganku." ucap pemuda itu sambil berbagi selimut yang sama dengan istrinya.

Pada saat itu jantung Wei Wei sudah berdegup dengan kencang. Rasa panik nya bercampur aduk dengan halusinasinya. Ia takut Zhi Yang akan melakukan 'itu' dengannya. Sehingga ia pun menarik napasnya dan bersiap-siap ketika Zhi Yang hendak melakukan 'itu'.

Tapi, nyatanya beberapa menit pun sudah berlalu dan Zhi Yang tidak melakukan apa pun. Ia hanya berbaring disamping Wei Wei, sambil memeluknya. Lalu ia pun berkata "Ayo, tidur sayang."

Wei Wei kaget Zhi Yang tidak melakukan apapun kepadanya, ia pun menurunkan selimutnya sedikit sambil berkata, "Huh? Bukankah kamu ingin...."

Belum sempat Wei Wei menyelesaikan perkataannya, Zhi Yang sudah memotong.

"Kamu menginginkanku melakukan 'itu' ya sekarang?" tanya Zhi Yang dengan senyuman liciknya.

"Tidak...! Tidak... tidak!" jawab Wei Wei segera.

"Baik, aku tidak akan memaksamu." ucap Zhi Yang lembut dengan tatapan mata yang sayu.

Zhi Yang pun tidur sambil memeluk istrinya. Disamping itu, Wei Wei lega. Ia menghela napasnya sambil bergumam dalam hati, "Terima kasih, Zhi Yang."

"Aku menyukaimu. Sangat menyukaimu, Zhi Yang. Selamat malam." gumam Wei Wei pelan.

Zhi Yang tersenyum dalam keadaan mata terpejam. Ia sangat senang dengan perkataan itu, meskipun ucapan itu pelan tapi sempat terdengar olehnya.

Malam yang dingin itu pun menjadi hangat dengan suasana yang berdebar-debar. Langit pun menjadi sangat cantik dikelilingi oleh bintang gemerlap.

Ya, meskipun pada akhirnya Wei Wei mendengkur dengan keras sehingga membuat Zhi Yang terjaga semalaman.

***

Bersambung...

Halo, dengan author disini. Apakah cerita ini seru dan mengasikkan? Apa yah yang dimaksud dengan 'itu'. Seperti ya kalian juga sudah bisa menebaknya hehehe... Itu hanya kata perumpamaan saja. Jika kalian suka dengan cerita ini, silakan tinggalkan komen kalian. Dan jangan lupa gift. hehehehe...

Terima kasih banyak ya untuk support kalian selama ini.

Salam hangat

Staryinthesky

avataravatar
Next chapter