15 Chapter 15 Pertemuan pertamaku dengan kakak ipar 21++

Sesampainya di Apartemen Zhi Yang, pemuda itu pun membukakan pintu mobil untuk istrinya dan memegang tangan istrinya sambil membawanya masuk ke rumah.

Di dalam rumah itu, pemuda itu mengambil serta mengenakan celemek yang di gantungkan di kursi, lalu ia pun mengarah ke dapur untuk membuat makanan yang di pesan istrinya tadi. (Read Chapter 14)

Disisi lain Wei Wei yang panik serta gelisah itu segera mencari cara dan memohon kepada pemuda itu.

"Aku belum siap, Zhi Yang. Bisakah kita tidak pergi dalam minggu ini?"

"Kita harus pergi." jawab Pemuda itu singkat saja sambil melanjutkan masakannya.

"Zhi yang..... " goda Wei Wei dengan suara centilnya.

"Tidak..." ucap pemuda itu.

Dengan segera Wei Wei pun menarik kaki pemuda itu sambil memohon kepadanya.

"Kamu berjanji akan memanjakanku dan kamu barusan bilang tidak padaku....."

"Berperilaku seperti anak manja tidak akan mempan kepadaku." ucap pemuda itu dingin.

"Kalau begitu kamu berikan aku pengarahan saja. Ya?" lanjut Wei Wei sambil merengek seperti anak kecil.

"Oke. Aku akan memberikanmu sedikit pengarahan dalam memperkenalkan diri, tapi kamu harus memberikanku waktu untuk menyelesaikan masakan ini dulu." ucap pemuda itu.

"Baik aku akan menunggu di meja makan." ucap Wei Wei yang segera mengarah ke meja makan.

Beberapa menit kemudian, bubur kepiting itu pun sudah jadi dan di hidangkan di meja makan. Wei Wei tergiur sekali dengan aromanya.

Pemuda itu segera mengambil foto keluarganya yang disimpannya di laci kerjanya. Kemudian di tunjukkannya ke istrinya.

"Ini adalah anggota keluargaku. Kamu sudah kenal ibuku dan ini ayahku. Ini Zhi Yi yang arogant itu, kemudian ini saudara perempuanku Zhi Ying dan Zhi Xin. Oh ya, ini anjing kesayanganku, aku memberikannya nama Junior. Ingat hanya jadi dirimu sendiri di rumah, jangan menjadi liar. "

"Aku harus memanggil Li Zhi Yi apa? Kakak?" tanya Wei Wei heran.

"Namanya bukan kakak, jangan memanggil dia seperti itu!" bentak pemuda itu kesal.

"Sepertinya hubungan mereka tidak begitu baik." gumam Wei Wei dalam hati.

Pemuda itu pun mengambil sendok yang ada di sampingnya kemudian di suapinya istrinya perlahan.

"Ya sudah, makanlah. Kulihat kamu sudah lapar sekali hari ini seperti seekor anak anjing saja." ucap pemuda itu sambil mengarahkan sendok yang berisi bubur kepiting itu ke mulut Wei Wei.

Wei Wei pun membuka mulutnya dan mengunyahnya. Bubur kepiting itu terasa lembut dan melelehkan di lidah.

"Hmm.... Ini enak sekali! Zhi Yang bagaimana kamu bisa memasak makanan enak seperti ini?" tanya Wei Wei dengan mata yang berbinar-binar.

"Gimana? Enak kan? Suami mu ini bukan hanya tampan saja tetapi juga pintar memasak." ucap pemuda itu sambil membanggakan dirinya.

Beberapa menit kemudian, Wei Wei pun menghabiskan semua bubur kepiting itu dengan rakus. Ia kenyang sekali.

Pemuda itu pun mengangkat piring kotor itu dan mencucinya di wastafel. Kemudian ia pun berkata "Aku harus berangkat kerja besok pagi, kamu bisa tidur lebih lama dan datang agak siang nanti. "

"Oke." jawab Wei Wei singkat.

Wei Wei pun melangkah ke arah kamar dan berbaring sebentar di ranjang. Sangking kenyangnya, ia pun tertidur.

Di sisi lain pemuda itu sudah mencuci semua piring kotor. Ia pun melepaskan celemeknya dan meletakannya di kursi. Kemudian ia pun melangkah kearah kamar untuk beristirahat. Ia melihat istrinya sudah tidur di ranjang dalam keadaan mendengkur. Pemuda itu hanya tersenyum. Ia pun mengusap rambut istrinya dan mengecup keningnya. Lalu berkata "Selamat tidur, sayang."

Karena tidak ingin membangunkan istrinya, pemuda itu pun pergi keruang tamu dan tidur disofa.

***

Keesokan harinya, Matahari sudah terbit. Menampakkan cahaya hangatnya di pagi hari.

Pemuda itu pun sudah terbangun dari tidurnya. Ia pun pergi ke kamar mandi.

Ia tidak mengunci pintu kamar mandi itu karena ia tahu bahwa istrinya masih tertidur di kamar.

Di bukanya kancing bajunya perlahan dan dilepaskannya bajunya kemudian ia pun menurunkan sleting celananya dan melepaskan celananya. Tak lupa ia juga melepaskan celana dalamnya.

Kemudian di putarnya shower itu ke kanan. Air hangat pun menguyur tubuhnya dari atas rambut perlahan turun ke bidangnya yang tegap itu kemudian turun melewati juniornya dan sampai kekakinya.

Pemuda itu memejamkan matanya sambil menikmati aliran air hangat itu. Dengan pikiran mesum, Ia membayangkan bagaimana penampilan istrinya ketika ia mandi. Sambil membayangkan, air hangat itu mengalir terus dan membuat junior pria itu merasakan kehangatan yang luar biasa. Sehingga dengan naluri seorang pria, juniornya pun perlahan bangkit memanjang dan keras.

"Apa!? Kenapa juniorku bisa bereaksi? Padahal aku tidak melakukan apa pun. Ckkk... Mau tidak mau aku harus membuatnya kembali melemas." gumam pemuda itu dalam hati sambil memandangi junior miliknya.

Dengan keadaan berdiri, ia pun meletakkan tangan nya di tembok dan satu tangan lagi ia letakan tepat di juniornya. Kemudian ia pun melakukan aksinya. Di ayunkannya tangannya keatas dan kebawah perlahan sambil memegang junior miliknya.

"Sial! Kalau begini akan memakan waktu yang sangat lama untuk melemaskannya kembali. Sebaiknya aku melakukannya dengan gerakan cepat." gumam pemuda itu lagi.

Gerakan itu pun menjadi cepat bahkan sangat cepat mengikuti ritme yang cepat dan beraturan.

Pemuda itu tidak mau istrinya mendengar desahannya, maka dari itu ia pun mengigit bibirnya sambil menahan sensasi kenikmatan yang dibuatnya sendiri.

Disisi lain Wei Wei sudah terbangun dari tidurnya. Ia pun perlahan membuka matanya. Dengan rasa yang agak ngantuk dan pandangan yang samar-samar itu, ia pun perlahan menuruni ranjangnya dan mengarah ke kamar mandi.

Karena ia pikir pemuda itu sudah berangkat kerja maka otomatis di rumah ini tidak ada orang. Maka Wei Wei pun membuka bajunya dan asal melemparnya ke sembarang tempat. Dengan keadaan tanpa busana itu, ia membuka pintu kamar mandi.

Ketika pemuda itu sudah mencapai puncaknya dan hendak ingin mengeluarkannya, ia tersentak kaget melihat istrinya sudah bangun dan masuk ke kamar mandi tanpa mengenakan busana apa pun. Ia bahkan berpikir bahwa ini adalah halusinasi. Sehingga berkali-kali ia mengucek matanya.

Sama halnya dengan Wei Wei yang tersentak kaget ketika melihat pemuda itu berada di kamar mandi dengan keadaan sedang memegang juniornya. Ia pun berpikir bahwa ini halusinasi. "Tidak mungkin itu Zhi Yang, mungkin aku salah lihat."

Tidak dapat di tahankan nya lagi, akhirnya pemuda itu pun melepaskan puncak kenikmatannya yang tanpa sadar diarahkannya ke Istrinya. Sehingga cairan bening itu terciprat ke wajah serta ke belahan dada Wei Wei yang menonjol itu.

Pemuda itu binggung dan panik. Ia takut istrinya akan berteriak sskeras mungkin.

Awalnya Wei Wei tidak tahu cairan apa itu yang menempel di bagian tubunya itu yang membuat tubuhnya menjadi sangat bergairah dan panas, sehingga ia pun memegang cairan itu. Cairan itu lengket dan kenyal. Setelah dipikir-pikir lagi, ia tahu bahwa ini adalah cairan bening yang di keluarkan oleh pria ketika sudah mencapai puncaknya. Wajah Wei Wei pun merah sekali, sambil memandang pemuda itu, ia pun ingin berteriak.

Belum sempat Wei Wei berteriak, pemuda itu sudah menarik tangan Wei Wei dan mendoronya ke dinding kamar mandi. Kemudian di tutupnya mulut Wei Wei menggunakan tangannya, lalu ia pun berkata "Ssttt jangan teriak. Nanti kamu akan membangunkan tetangga sebelah."

Wei Wei pun menenagkan dirinya dan. Setelah melihat istrinya sudah agak tenang, ia pun melepaskan gengaman tangannya dari mulut Wei Wei.

Wei Wei pun berkata "Zhi Yang, apa yang kamu lakukan!? Bukan kah kamu semalam bilang akan pergi kekantor pagi ini?"

"Iya, aku memang hendak pergi kekantor. Tapi sebelum pergi, aku mandi dulu. Tapi tidak tahunya kamu malah menerobos kesini. Jangan-jangan kamu memang ingin mandi bareng denganku ya, sayang?" ucap pemuda itu menggoda.

"Zhi Yang, aku tidak tahu kamu ada di dalam. Aku pikir kamu sudah pergi kerja. Jika aku tahu, aku tidak akan mungkin berani masuk kesini." ucap WeiWei sambil menundukkan sedikit kepalanya karena malu.

Pemuda itu pun memegang dagu Wei Wei, dengan perlahan di naikannya ke atas. Lalu ia pun berkata "Karena kamu sudah terlanjur disini, bagaimana jika kita menyelesaikannya bersama?"

"Zhi Yang, apa maksudmu!?" tanya WeiWei karena gelisah.

"Kamu akan tahu nanti." ucap pemuda itu.

Pemuda itu pun mendekatkan wajahnya dan mengigit daun telinga Wei Wei dengan lembut.

"Zhi Yang, kamu ngapain!?" ucap Wei Wei sambil mendorong bidang pemuda itu.

Pemuda itu tidak perduli, ia hanya melanjutkan aksinya dengan mengecup leher istrinya dengan lembut dan mengigitnya sedikit sehingga meninggalkan jejak cupang merah di leher Wei Wei.

"Zhi Yang, jika kamu tidak pergi kerja sekarang, kamu akan dimarah ayahmu nanti." lanjut Wei Wei.

Karena pemuda itu takut ayahnya marah, maka ia pun menghentikan aksinya. Dengan rasa kesal, Ia pun berkata "Uugghhh, baiklah aku akan pergi kerja, kamu lanjutkan mandimu."

Pemuda itu pun mengambil sehelai handuk tipis yang digantung dikamar mandi itu, kemudian ditutupinya area bawahnya. Lalu ia pun melangkah keluar kamar mandi sambil menutup kembali pintu kamar mandi itu. Ia pun segera berjalan ke arah kamar.

Disisi lain Wei Wei sudah menghela nafas "Hampir saja, jika tidak dicegah segera takutnya sudah tidak dapat lagi dihindari."

"Tapi ngomong-ngomong kenapa Zhi Yang tadi memegang juniornya. Dan cairan ini.... Apa jangan-jangan dia sedang... Ughh Lu Wei Wei apa yang kamu pikirkan. Cih.., sebaiknya aku segera membersihkan cairan bening ini." pikirnya dalam hati.

Pemuda itu sudah berada di kamarnya. Di bukanya lemari itu dan di ambilnya baju yang sudah di gantung dengan rapi itu.

Sambil mengenakan pakaian, pemuda itu pun bergumam sendiri. "Uhhhh... Apa dia tadi melihatku melakukan itu ya? Jangan sampai dia mengira aku orang yang sering melakukan itu."

Setelah selesai mengenakan pakaian dan menata rambutnya, pemuda itu melangkah ke luar kamar dan pergi ke arah mobilnya.

Ia pun pergi kerja duluan dan meninggalkan istrinya sendiri di rumah.

Beberapa menit kemudian, Wei Wei sudah selesai mandi. Ia menutupi dirinya dengan sehelai handuk tipis sehingga belahan itu pun terlihat dan menampakkan gumpalan yang menonjol setengah itu. Kemudian Wei Wei pun melangkah ke arah kamar, dilihatnya pemuda itu sudah tidak ada lagi dirumah. Wei Wei pun segera mengambil pakaiannya di lemari dan mengenakannya. Tak lupa ia juga mengenakan syal untuk menutupi bekas kecupan tadi. Setelah itu, ia pun menyisir dan menata rambutnya yang kasak kusuk itu.

Setelah selesai menata diri, Wei Wei pun malangkah keluar Apartemen pemuda itu dan menunggu di halte.

Tak lama kemudian, bus pun datang dan WeiWei segera masuk ke bus itu.

Perjalanan itu memakan waktu sekitar 30 menit untuk sampai ke perusahaan jika tidak ada kendala macet.

30 menit kemudian....

Sesampainya di Perusahaan pemuda itu, Wei Wei pun turun dari bus dan segera melangkah masuk ke pintu masuk. Tak lupa ia sudah memasangkan bet namanya di dada sebelah kirinya.

Di dalam sana sudah ada banyak karyawan yang datang dan berjalan kesana kemari sambil membawa setumpuk kertas yang berisi laporan penting.

Wei Wei pun melangkah ke arah lift. Sambil melangkah Wei Wei pun menghapal apa yang telah diajarkan pemuda itu semalam.

"Zhi Yang mempunyai seorang kakak laki-laki dan dua adik perempuan. Ibunya adalah desainer perihasan dan pengusaha perihasan. Ayahnya adalah direktur perusahan besar. Saudara perempuannya lulusan master ekonomi. Saudara iparnya adalah seorang profesor manejemen.... Uggghh banyak sekali yang harus di hapal."

Ket : Sauda perempuan yang lulusan master ekonomi adalah Zhi Ying. Sedangkan saudara ipar yang merupakan seorang profesor manajemen itu adalah Mu Si Han. Tapi WeiWei masih belum tahu bahwa Si Han itu adalah Saudara ipar Zhi Yang.

Sesampainya di depan pintu lift, WeiWei pun menunggu beberapa saat hingga pintu lift itu pun terbuka. Tak lama kemudian pintu lift pun terbuka.

Wei Wei pun melangkah masuk ke dalam lift. Tapi ketika ia hendak melangkah masuk, dua orang bodyguard berbadan besar dan kekar itu menghadangnya masuk.

"Tolong tunggu giliran selanjutnya, nona. Lift ini sudah terisi penuh." ucap salah seorang bodyguard.

"Apa!? Penuh!? Kalian mau menipuku ya!? Apa kalian pikir aku buta!? Jelas-jelas di dalam lift itu hanya ada kalian berdua sama si satu pirang itu! Kenapa kalian sudah bilang lift ini penuh!? Emangnya lift ini milik kalian!?" bentak Wei Wei kesal.

"Menyingkirlah dari jalan." ucap pemuda berambut pirang itu.

"Baik, Tuan Muda." ucap Bodyguard itu sambil memberikan celah untuk Tuannya keluar.

Pemuda berambut pirang itu pun melangkah keluar lift. Ia ingin melihat siapa yang berani melawannya. Dan ternyata hanya seorang wanita lemah. Ia pun melirik ke bet nama yang terpasang di dada sebelah kiri wanita itu.

"Kamu adalah asisten baru yang dipekerjakan oleh Zhi Yang?" ucap pemuda berambut pirang itu sambil meletakan tangannya di dagu Wei Wei dan mengangkatnya sedikit ke atas.

Wei Wei segera menghempaskan tangan pemuda itu dan berkata dengan nada tinggi, "Apa yang ingin kamu lakukan!?

Pemuda berambut pirang itu pun langsung mendorong Wei Wei dengan kuat sehingga Wei Wei jatuh kelantai dengan sentakan yang kuat.

"Aw..!" teriak Wei Wei kesakitan karena pergelangan kakinya terkilir.

Pemuda berambut pirang itu pun melangkah masuk kedalam lift kembali. Sebelum pintu lift tertutup pemuda itu berkata dengan sombongnya, "Bodyguardku sudah memberitahumu bahwa disini tidak ada tempat lagi untuk orang seperti dirimu!"

Pintu lift pun tertutup sehingga Wei Wei mau tidak mau harus menunggu lift berikutnya datang.

Para karyawan lain sudah berbisik dan menjelekkan Wei Wei di belakang sambil melihat Wei Wei yang jatuh kelantai itu. Tak seorang pun datang untuk membantunya berdiri.

"Kalian lihat itu? Dia di dorong oleh Tuan muda pertama." ucap salah seorang gadis berkacamata.

"Tentu saja lihat, rasain dia! Dia pikir dia hebat apa karena berada di samping Tuan muda kedua." ucap seorang gadis bersangul itu.

"Haha... Tidak usah pedulikan dia. Dia hanya membuat malu dirinya saja. Sebaiknya kita kembali menyelesaikan pekerjaan kita saja." ucap gadis berambut coklat.

Semua bisikan itu terdengar oleh Wei Wei. Tapi Wei Wei tidak mempedulikannya dan berusaha untuk bangkit berdiri sendiri.

Tak lama kemudian pintu lift pun terbuka. Dengan pergelangan kaki yang terkilir, Wei Wei pun perlahan melangkah ke masuk kelift itu dan menekan tombol lantai 23.

Sesampainya di lantai 23....

Ia pun perlahan berjalan ke arah kantornya.

Li Zhi Yang, yang sudah menunggu di pintu kantornya itu bersama dengan Yang Long, melihat Wei Wei berjalan dengan kaki yang terkilir dan bengkak.

Pemuda itu pun tersentak kaget dan segera bertanya kepada WeiWei, "Apa yang terjadi dengan kakimu?"

"Eh? Oh ini, aku tidak sengaja terjatuh di depan pintu lift tadi." ucap Wei Wei berbohong.

Pemuda itu tahu bahwa istrinya sedang berbohong kepadanya. Dilihat dari ekspresinya menunjukkan bahwa Wei Wei tidak pintar berbohong. Ia pun segera mengendong istrinya.

"Zhi Yang! Kenapa kamu mengendongku!? Ini sedang di tempat kerja." ucap Wei Wei gelisah.

"Kaki mu terkilir. Aku tidak tega melihatmu berjalan dengan keadaan seperti itu." ucap pemuda itu dengan tatapan yang lembut dan merasa sakit jika melihat istri yang di cintainya terluka.

"Yang Long! Perikasalah rekaman sistem monitor!" lanjut pemuda itu sambil melangkah kedalam ruang kantornya.

"Baik." ucap Yang Long singkat.

"Zhi Yang, aku tidak apa-apa. Aku hanya terjatuh saja. Kamu tidak perlu repot-repot sampai menyuruh YangLong untuk mengecek rekaman CCTV." ucap Wei Wei segera.

"Sudah kamu diam saja. Turuti saja kataku." ucap pemuda itu sambil melanjutkan langkahnya.

Wei Wei tidak bisa berkata apa-apa lagi. Ia hanya diam saja sambil menatap wajah pemuda itu.

Di dalam Kantor CEO...

Pemuda itu pun perlahan meletakkan istrinya di sofa. Kemudian diambilnya kotak P3K yang disimpannya di lacinya. Lalu ia mengobati pergelangan kaki WeiWei yang terkilir tadi.

"Zhi Yang, aku bisa mengurus diriku sendiri. Kamu tidak perlu repot-repot mengobati kakiku." ucap Wei Wei sambil memperhatikan pemuda itu.

"Shush!" gumam pemuda itu yang menyuruh Wei Wei untuk diam.

Tak lama kemudian Yang Long pun masuk ke ruangan kantor itu dan bekata "Aku sudah tahu apa yang terjadi."

"Bagus. Biarkan aku melihat rekamannya." ucap Pemuda itu kepada Yang Long.

"Ini dia." ucap Yang Long sambil memberikan handphonenya yang berisi rekaman CCTV itu.

"Kerja bagus, terima kasih." ucap pemuda itu.

Pemuda itu pun tersentak kaget ketika melihat rekaman CCTV itu. Ia pun bergumam dalam hati dengan keadaan emosi, "Beraninya kamu mengganggu wanitaku, Li Zhi Yi!"

"Li Zhi Yang, apakah kamu akan berkelahi dengannya?" tanya Wei Wei panik.

"Tidak aku lebih memilih membawa masalah ini ke orang tua dari pada berkelahi." jawab pemuda itu dengan tatapan yang penuh dengan kemarahan.

Pemuda itu segera mengambil teleponnya dan menelepon ayahnya.

"Halo ayah, Zhi Yi menganggu istriku." ucap pemuda itu.

"Apa kamu bilang! Berani-beraninya dia menganggu menantuku." ucap Li Zhi Tian kesal.

"Dia bahkan mendorong menantumu sampai membuat pergelangan kakinya terkilir dan bengkak." ucap pemuda itu lagi.

"Awas saja dia! Aku akan buat perhitungan dengannya karena telah melukai mepanggilannya.

"Sudah itu saja yang ingin kusampaikan. Aku akan tutup teleponnya." ucap pemuda itu sambil mematikan panggilannya.

Wei Wei tersentak kaget. Ia pun bergumam dalam hati "Apa!? Pemuda berambut pirang tadi itu Li Zhi Yi!?"

Yang Long hanya menggeleng melihat sikap Zhi Yang. Ia pun bergumam dalam hati, "Sudah kuduga dia akan bertindak seperti itu karena seperti itu lah dia jika barang kesayangannya dirusak oleh orang lain."

Disisi lain...

Di lantai paling atas....

Li Zhi Tian sungguh kesal, ia pun beranjak dari tempat duduknya sambil memukul meja dengan keras.

"Beraninya dia melukai menantuku! Suruh putra tertuaku untuk datang kesini sekarang!"

"Baik, Tuan." ucap asisten Li Zhi Tian.

Tak lama kemudian Li Zhi Yi pun datang ke ruang kantor ayahnya.

"Ayah, Kenapa kamu memanggilku? Tidak seperti biasanya." ucap pemuda berambut pirang itu.

Li Zhi Tian pun melemparkan gelas kaca yang berisikan teh panas itu ke pemuda berambut pirang itu.

"Prank!!!" Suara gelas pecah.

Pemuda berambut pirang itu berhasil menghindar, lalu sang ayah palak dan emosi karena lemparannya tidak kena. Kemudian diambilnya buku yang ada di sampingnya itu dan di lemparkan nya lagi ke arah Zhi Yi. Tapi lemparan itu pun tetap tidak mengenai pemuda berambut kuning itu.

Ayahnya malah naik tensi dan melempar segala sesuatu yang bisa di lemparnya. Tapi tak ada satu pun yang mengenai pemuda berambut kuning itu.

Pemuda berambut kuning itu pun berkata "Ayah, kamu melempariku barang hanya karena seorang asisten?"

"Kamu sudah tahu kan bahwa dia adalah asisten Zhi Yang!?" bentak Li Zhi Tian.

"Tentu saja aku tahu, kalau tidak aku tidak akan menyakitinya." jawab pemuda itu datar saja seperti tidak merasa bersalah sama sekali.

"Jika kamu menyakiti menantu tersayangku, aku akan membuatmu membayarnya!" ucap Li Zhi Tian ketus.

"Menantu?" gumam Pemuda berambut pirang itu heran.

"Iya! Dia menantuku! Jadi kelak jangan lagi menyakitinya! Mengerti tidak!?"

"Aku mengerti!" jawab pemuda itu sambil melangkah keluar kantor ayahnya.

Di depan pintu kantor ayahnya, pemuda berambut pirang itu bergumam seorang diri dalam hati, "Ternyata Zhi Yang sudah menikah! Zhi Yang menikah tiba-tiba, apakah dia berencana untuk memiliki bayi agar dia bisa memiliki kendali atas pembagian kekayaan keluarga? Tidak, aku tidak bisa diam saja! Sebaiknya aku ke ruang kantornya untuk memastikan."

Pemuda berambut pirang itu pun pergi ke kantor Li Zhi Yang.

***

Bersambung....

avataravatar
Next chapter