1 Prolog

Dia tetap konsentrasi dibalik kemudinya seraya menatap jalanan yang sunyi dimalam itu. "Aku mencintaimu. Benar! Aku mencintaimu. Rasanya hampir seperti orang gila saat ku jauh darimu."

kutatap lelaki berkaos putih disampingku dan mencerna sebuah "pengakuan" yang beberapa hari ini Ia isyaratkan. Lelaki ini juga telah membuatku jatuh cinta, batinku.

"Ku sadari diriku memang tidak pantas memberikan kamu sebuah pengakuan seperti ini. Dan aku tidak memaksamu untuk menimpali pengakuanku. Jujur. Aku merasa lebih plong setelah mengatakan ini padamu." Dia menghentikan laju mobil dibahu jalan.

Aku tersenyum menatap mata pria disampingku ini. Kulihat sebuah perasaan tulus darinya. "Kita sudah sampai diapotik. Tadi mau beli obat apa,Mas?" Aku mencoba mengalihkan pembicaraan yang membuat hatiku berirama tak beraturan.

"Obat ku hanya kamu." Jawabnya sambil menjalankan kembali mobilnya.

Aku menatapnya bingung. marahkah Ia? Oh Tuhan,jangan buat dia marah. kulihat dia terdiam. konsen.

"Aku... Aku takut. benar-benar takut,Mas."Ucapku memecah keheningan.

"Kenapa?" Tanyanya sambil menatapku. Oh Tuhan. Aku suka melihat matanya. Batinku.

"Aku takut. Karena aku juga sudah jatuh cinta padamu jauh sebelum kamu jatuh cinta padaku,Mas" jawabku pelan.

Kulihat dia tersenyum menatapku.

"Aku janji. Aku bakalan lindungin kamu" Janjinya "Karena aku mencintaimu"

Aku mengangguk dan tersenyum menatapnya.

Kurasa dia semakin mendekat kewajahku. Dan sedetik berikutnya kurasa bibirnya menempel dibibirku.

avataravatar
Next chapter