webnovel

Debart

Jam istirahat sudah berakhir, Yoga dan beberapa anak lainnya bergegas masuk kelas, mereka duduk di tempat masing-masing sambil menunggu guru pelajaran berikutnya.

"Nay, Nayla. Yak ampun lo masih tidur aja." Ucap Heru yang tengah membangunkan sahabatnya itu.

"Lo ngapain disini!?" Pungkas Yoga yang melihat Heru duduk di tempat duduknya.

"Gw lagi bangunin Nayla, masalah buat lo?" Ucap Heru yang menatap malas ke arah Yoga.

"Yang jadi masalahnya, lo duduk di bangku gw! ngerti lo!" Tegas Yoga pada Heru dengan tatapan tajamnya.

Tanpa bergeming, Heru pun berdiri dari tempat duduk milik Yoga. Dan membangunkan Nayla dari arah depan, tempat dimana sahabatnya itu duduk.

"Nayla,banguun. Lo tu kebo banget ya." Pungkas Heru sambil menggoyangkan badan Nayla dengan sedikit kasar.

"Eum, berisik banget sih." Gerutu Nayla kesal

"Bagun woi, Nay. Capek gw bangunin lo kebo banget sih jadi cewek." Pungkas Heru kesal, dan berlalu meninggalkan Nayla begitu saja.

Tiba-tiba

"RIS NAYLA!"

Suara itu terdengar sangat nyaring dan bergema. Sontak, Nayla pun kaget saat namanya di panggil sekeras itu, dengan rasa sedikit takut Nayla pun bangun dan mengangkat kepalanya, ternyata.

"Mati gw." Gerutu Nayla dalam hati.

"Jam istirahat sudah berakhir, dan kamu masih tidur di dalam kelas? sekarang juga. Kamu keluar dari kelas saya" Pungkas sang guru pada Nayla

"Iya bu, maaf. Namanya juga ngantuk" Ucap Nayla pelan.

"KELUAR KAMU!" Ucap guru itu kembali, sambil menunjuk ke luar kelas.

"Bu, maafin saya ya bu. Lain kali nggak bakalan saya ulang kok bu." Ucap Nayla dengan wajah yang memelas

"Nggak ada, sekarang juga keluar kamu!" Tegas sang guru

Nayla masih belum bergeming dari tempat duduknya.

"RIS NAYLA! pungkas sang guru yang mulai kesal

" Iya bu, iya. Galak banget sih."

"Minggir lo." Pungkas Nayla kesal pada gurunya, dan tanpa dia sadari siapa orang yang barusan dia suruh minggir itu.

"Lo bilang apa!?" Tanya Yoga penuh dengan peringatan.

"Mati gw, nggak. Gw salah ngomong, maksud gw permisi." Ucap Nayla dengan rasa gugup.

Nayla pun berlalu meninggalkan Yoga, dan pergi keluar dari kelasnya. Dia pergi menuju ke ruang UKS sambil memakan beberapa cemilan yang sempat ia beli tadi di kantin.

"Ah, terserah lah. Lagian ini jam terakhir kan, mending gw lanjutin aja tidurnya, wuaahhhh." Fikir Nayla

Nayla benar-benar tidur, dan kali ini dia nyenyak dalam tidurnya. Karena tidak akan ada yang datang untuk mengganggunya disini.

Jam pelajaran pun berakhir, semua murid bergegas keluar dari kelas mereka dan langsung pulang. Tapi tidak sepenuhnya, ada yang pergi main dulu, nongkrong atau bahkan ada yang pergi pacaran dulu.

Tapi tidak dengan Heru, dia lebih memilih mencari kemana Sahabatnya itu pergi.

"Gw yakin, itu anak pasti disini. Nah kan bener dugaan gw. Nayla,Nayla lo tu ya ratunya mageran banget." Gumam Heru sambil melihat ke arah Nayla

Heru menemukannya Nayla diruang UKS, dia mendekati Nayla dan membangunkannya.

"Nay, Nayla." Pungkas Heru sambil membangunkan sahabatnya itu dengan menggoyahkan lenga Nayla.

" Eum, berisik ah" Ucap Nayla kesal

"Lo mau tidur berapa jam lagi sih Nayla?kurang tidur mulu lo dari dulu, heran gw." Goda Heru pada sahabatnya itu.

"Lo sendiri tahu kan, kalau gw itu males banget buat gerak. Bahkan jarai-jari gw aja menolak untuk melakukan apapun." Jelas Nayla pada Heru sambil menutup kedua matanya.

"Iya, tapi mau sampai kapan Nay?"

"Sampek semuanya berakhir." Jelas Nayla

"Apa nya yang berakhir, nggak usah ngadi-ngadi lo jadi orang."

Tiba-tiba

"Dia yang bakalan berakhir." Pungkas seseorang yang suaranya berasal dari luar UKS.

Heru yang mendengarkan ucapan tersebut, langsung berdiri dari tempat duduknya dan menuju keluar, untuk memastikan siapa orang yang telah berkata seperti itu pada sahabatnya.

"Oh, jadi lo orang nya." Decih Heru pada orang itu.

"Iya, mau apa lo?!" Kecam Yoga pada Heru

"Nggak, gw udah nggak heran aja. Kalau orang yang berkata seperti itu ya memang cuma lo." Ucap Heru sambil melirik ke arah Yoga.

"Terus!!?" Tindas Yoga pada Heru

"Udah lah, lupain aja nggak ada gunanya ngomong sama lo. Lo itu kan dari dulu sama aja, Fitri tu satu lagi,sama kayak lo." Pungkas Heru kesal

Yoga hanya diam sambil menahan amarahnya, dia mengepalkan kedua tanganya dan bertanya-tanya." Apa maksudnya kalau gw sama seperti Fitri?" Batin Yoga.

Menatap ke arah Nayla dan Heru, sambil menghembuskan nafasnya dengan kasar, dan berkata.

"Mending lo bawa dia pergi dari sini, lo sendiri tahu kan. Kalau gw piket hari ini buat bersihin ni ruangan." Jelas Yoga pada Heru

"Ya, ya oke. Gw bakalan bawa dia pergi dan keluar dari RUANGAN ini." Jelas Heru sambil menekankan kalimatnya.

Heru pun kembali masuk ke dalam ruang UKS, tempat dimana sahabatnya itu terlelap.

"Maafin gw Nay, tapi kita harus keluar dari sini." Ucap Heru sambil menggendong sahabatnya itu.

Heru pun pergi meninggalkan ruangan itu, dan juga Yoga yang seorang diri disana.

Tiba-tiba, saat Nayla tengah digendong oleh Sahabatnya. Ia terbangun dan memukul dada bidang milik sahabatnya itu sambil berkata.

"Eh, gila lo ya? turunin gw nggak, sekarang!" Pinta Nayla pada Heru.

"Makanya kalau dibangunin itu ya bangun kebo." Pungkas Heru pada Nayla.

"Lo ngomong apa barusan?! Tindas Nayla pada Heru

"Nggak, nggak gw becanda. Lo mau kemana?" Tanya Heru pada Nayla.

"Ada yang ketinggalan di UKS, bentar ya." Jelas Nayla sambil berlari kecil ke arah UKS.

Saat Nayla sampai ke UKS, dia langsung masuk dan mengambil beberapa obat miliknya, yang sempat ia minum tadi. Saat ia merasakan sakit yang hebat pada bagian kepalanya.

Tiba-tiba

"Lo!!" Ucap seseorang dari balik pintu, yang ternyata lantai itu baru saja di pel. Dan parahnya lagi, itu lantai belum kering malah udah di injek sama Nayla.

Alhasill...

"Aduh mampus gw ,itu pasti Yoga." Batin Nayla

"So-sorry Ga, gw nggak tahu seriusan." Ucap Nayla sambil sedikit memelas.

"KELUAR LO." Pungkas Yoga kesal, sambil menatap gadis itu.

" Ta-tapi.."

Belum selesai dengan kalimatnya, Yoga langsung memotong kalimat Nayla dengan mengatakan.

"KELUAR!" Tindas Yoga pada gadis itu.

"Iya iya, galak banget sih lo."

Nayla pun keluar dari ruangan itu, sementara lantai yang semakin kotor gara-gara Nayla. Dan Yoga harus kembali membersihkanya.

Karena takut dengan Yoga, Nayla hanya tersenyum dan berlari kecil meninggaljn ruangan itu.

Tiba-tiba

Brak!!

Suara seseorang yang jatuh dari tangga, mendengar suara itu Yoga pun berlari dan melihat siapa orang yang terjatuh itu, ternyata.

"Jadi lo yang jatuh, gw fikir siapa." Ucap Yoga sambil  berlalu pergi dan meninggalkan Nayla begitu saja.

"Ga, tolongin gw ngapa, kaki gw sakit."

"Nggak, males gw nolongin lo. Dasar gadis bodoh." Pungkas Yoga dan pergi dari sana.

"BODOH?! lo yang bodoh Yoga." Ucap Nayla kesal

Sebenarnya tu orang punya dendam pribadi apa sih sama gw, heran gw dari SMP tu anak ngeselin banget. Sampek udah SMA juga masih aja kayak gitu, aneh.

Nayla pun kembali ke ruang UKS untuk mengambil beberapa obat luka, karena kakinya mengeluarkan cairan merah yang sangat kental, saat dia terjatuh tadi.

"Mau ngapain lagi,lo?" Tanya Yoga pada Nayla.

"Ngobatin kaki gw." Ketus Nayla pada Yoga.

"Bisa luka juga tu kaki lo." Ledek Yoga pada Nayla.

"Hm." Sahut Naylaa

Memastikan kalau lantainya sudah kering, Nayla pun masuk kedalam dan mengambil P3K, dia langsung mengobati kakinya yang terus mengeluarkan darah.

Yoga yang sempat memperhatikan luka pada kaki gadis itu heran, kenapa darahnya sangat lama untuk berhenti? Penasaran, Yoga pun mendekati Nayla dan mengmbil beberapa kapas, kemudian ia campurkan nya dengan alkohol pembersih luka. Dan langsung mengobati kaki Nayla yang masih terus mengeluarkan darah itu.

Sementara Nayla yang mendapatkan perlakuan seperti itu, hanya diam dan meringis kesakitan.

"Lo bisa diem nggak, nggak usah cengeng deh lo jadi cewek." Pungkas Yoga sambil terus mengobati kaki gadis itu.

"Sakit Ga." Lirih Nayla pada pria itu.

"Darah lo awet banget, nggak berhenti-berhenti dari tadi. Heran gw." Keluh Yoga pada gadis itu.

"Siniin, kapasnya." Pinta Nayla pada Yoga

Yoga pun memberikan kapas itu pada Nayla, dan mencampurkan beberap obat halus yang telah dia persiapkan dari jauh hari. Dari saat dia mendapatkan penyakit ini.

"Udah, berhentikan darahnya." Jelas Nayla pada Yoga, sambil berusaha berdiri dari tempat duduknya.

Yoga hanya terdiam dengan apa yang dia saksikan tadi,setahunya darah akan berhenti kalau dikasih alkohol. Tapi, ini malah nggak berhenti sama sekali dan kenapa malah serbuk itu yang menghentikan darahnya. Seketika

"Lo ngonsumsi sabu-sabu ya Nay?" Tanya Yoga pada Nayla.

"Bodoh! ya kali gw pakek sabu-sabu"

"Lah itu, itu apaan?"

"Bodoh lo nggak ketulungan deh Ga."

"Kalau lo nggak pakek sabu-sabu, berarti lo sakit."

Belum selesai dengn kalimat Yoga, Nayla langsung lari keluar dari tempat itu. Dia takut kalau Yoga tahu bahwa ini adalah obat penghenti pendarahan, karena obat ini lebih menunjukan ke penyakit yang di derita seseorang.

"NAYLA!" Teriak Yoga pada Gadis itu

"Gw duluan." Ucap Nayla sambil berlari dengan cepat.

Next chapter