6 Pasukan Independent, Cerberus

Seluruh kandidat sudah dipulangkan ke akademinya masing-masing. Mereka tengah menunggu pengumuman kelulusan. Ain tidak ikut menunggu bersama yang lain di lobi, sebab ia tengah terbaring di ruang perawatan.

Tok tok tok! Terdengar suara ketukan di pintu ruang perawatan tempat Ain berada.

"Masuk," ujar Ain mengizinkan. Pintu bergeser ke samping, terbuka memperlihatkan sosok Vabica yang tengah membawa folder berisi berkas-berkas data ujian.

"Boleh aku duduk?" tanya Vabica. Ain mengangguk mengizinkan.

Vabica tersenyum sambil membenarkan posisi kursi di sebelah ranjang tempat Ain terbaring. "Ain… Ah, tidak. Kak Ain… Kakak lulus ujian masuk Cerberus. Besok malam upacara peresmiannya. Oh iya, satu lagi. Kakak mendapat posisi Rank-A di Cerberus. Luar biasa, kak!" ujar Vabica sambil menunjukan selembar kertas berisi penilaian buat Ain selama ujian.

"Rank-A? Apa tidak salah, Master?" Ain mengerutkan alisnya tak percaya. Ditambah lagi, ia merasa heran karena Vabica memanggilnya 'kakak'.

"Iya, Rank-A. Yah, kak Ain mungkin sudah mengetahui tentang sistem Rank di Cerberus, tapi aku punya kewajiban untuk menjelaskannya lagi. Setelah bergabung dengan pasukan Cerberus, kita akan diberi Rank sesuai dengan kemampuan. Secara garis besar, Rank terbagi 2. Rank Numbers dan Rank Alphabeth. Rank Numbers memiliki 10 Rank. Dari yang terendah, Rank 10. Sampai yang tertinggi, Rank 1. Diatas Rank 1, masuk ke dalam Rank Alphabeth. Yang terendah F, sampai A yang tertinggi. Aku Cerberus Rank-B. Jadi tidak perlu memanggilku dengan sebutan Master lagi. Sejujurnya, kakak tidak perlu memanggil Master pada siapapun lagi. Termasuk pada kak Heim yang juga berada di Rank-A," Vabica memberi penjelasan singkat soal Rank. Ain sudah mengetahui tentang hal tersebut, namun ia memilih untuk mendengar lagi penjelasan dari Vabica.

"Bagaimana dengan yang lain?" tanya Ain.

"Wah! Kak Ain sekarang peduli pada orang lain, ya?" sindir Vabica.

"Hah… Terserahlah…." ucap Ain tidak peduli sembari membalikan badannya, memunggungi Vabica.

"Hahaha. Di ujian kali ini, hanya ada 5 kandidat yang lolos menjadi pasukan Cerberus. Dari Left Head ada Kak Ain dan kak Riev, dari Centra Head ada kak Kiev dan seorang kandidat bernama Teir dari kelompok 6. Dan terakhir dari Right Head… Agna."

"Agna, ya?" pikiran Ain kembali melayang setelah mendengar nama gadis yang punya kemampuan luar biasa itu. Tak heran kalau Agna bisa lulus menjadi pasukan Cerberus.

"Hm… Vabica, waktu itu kau bilang mau mengatakan sesuatu? Apa? Lalu ada lagi yang ingin ku tanyakan… Apa… Aku mengenalmu sebelum ini?" Ain kembali membalikan badannya untuk melihat wajah Vabica.

Vabica hanya terdiam seribu bahasa mendengar pertanyaan Ain. Terlihat ada raut kecewa mewarnai wajahnya.

"Aku hanya ingin menyampaikan rasa terimakasih. Itu saja. Mungkin kakak sudah lupa, tapi dulu saat aku kecil, aku diserang oleh serigala raksasa. Kakak menolongku. Keberanian kakak waktu itulah yang memberiku motivasi untuk jadi seperti sekarang ini," Vabica tersenyum lembut pada Ain, berusaha menyembunyikan kekecewaannya. "Sebaiknya kakak istirahat agar besok bisa ikut upacara peresmian," sambung Vabica sembari beranjak dari kurisnya.

Ia berdiri, lalu membungkuk pada Ain. "Sekali lagi, terimakasih kak," ucap Vabica yang kemudian pamit pergi dari sana.

Ain hanya terdiam menatap punggung Vabica yang pergi meninggalkannya sendiri di ruang perawatan. Walau ia tidak mengingat apapun soal Vabica, tapi entah kenapa ia merasa pernah mengenal gadis itu dengan baik.

[•X-Code•]

Malam itu Ain dan Riev dilantik sebagai pasukan Cerberus di Left Head Cerberus. Keduanya diberikan mantel khas pasukan Left Head Cerberus berwarna hitam legam dengan Lambang Cerberus berwarna merah di lengan kiri. Walaupun sama-sama mantel, namun milik Ain dan Riev berbeda bentuk. Sama seperti senjata pasukan yang berbeda-beda, model mantel pasukan Cerberus disesuaikan dengan gaya bertarung mereka. Sehingga bisa mempermudah mereka saat bertarung. Namun tentu saja mantel itu tidak mereka kenakan. Mantel itu hanya dipakai ketika mereka menjalankan misi. Keduanya mengenakan pakaian resmi akademi Cerberus cabang Barat atau Left Head Cerberus.

Selepas upacara pelantikan, diadakan pesta perayaan untuk mereka berdua. Para murid dan pasukan juga ikut serta di sana. Mereka mengucapkan selamat pada Ain dan Riev secara bergantian. Riev menikmati kondisi di sana. Ia menggoda beberapa gadis dengan genitnya.

Berbeda dengan Ain yang membenci keramaian, ia segera pergi menghindari kerumunan para murid dan pasukan. Ia pergi ke balkon yang ada di ujung aula tempat pesta perayaan diadakan.

Ain memerhatikan dengan seksama ukiran Lambang Cerberus yang ada di cincin baru miliknya. Cincin yang kini berisi senjata dengan teknologi Plasma, teknologi yang dikembangkan oleh Cerberus dan diberikan hanya untuk anggota pasukan Cerberus dengan Rank Alphabeth.

Ain menghela nafas panjang. Perasaannya lega seusai menuntaskan ujian masuk. Ia tidak begitu peduli dengan Rank. Yang penting baginya adalah bergabung dengan pasukan Cerberus yang selama ini ia dambakan.

"Cerberus…." ujarnya pelan. Tiba-tiba saja ia teringat dengan Agna yang tengah terpaku menatap Lambang Cerberus di lobi Centra Head saat ujian kemarin.

avataravatar
Next chapter