165 Kalian Salah Pilih Lawan!

Vabica dan Zaina diajak ke sebuah ruangan oleh Amsa. Ruangan itu gelap gulita. Setelah Amsa melambaikan tangan—menyalakan lampu dengan sensor gerak—barulah terlihat ruangan itu tidak terlalu luas. Di dalamnya juga tidak ada apapun. Benar-benar kosong melompong. Hanya dinding putih polos, dengan lantai mengkilap yang juga berwarna putih.

"Kita mulai sekarang?" tanya Amsa sambil kembali melambaikan tangan dengan gerakan berbeda. Kemudian lampu kembali padam, lalu monitor hologram bermunculan di berbagai sudut dinding.

Vabica mengangguk. "Iya, kita mulai sekarang," jawabnya sambil menyerahkan alat komunikasinya pada Amsa. Alat komunikasi kecil yang disematkan di telinga itu sempat diberikan oleh Rha padanya, juga pada teman-temannya.

"Baiklah. Tapi, yakin mereka masih memakai ini?"

"Semoga saja."

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com

avataravatar
Next chapter