12 Episode 14

Jangan beri tahu siapapun mengenai dirimu. Karena, bisa saja. Kau kena batunya.

****

Wrez mengangguk. Dan memandang bill dan ayahnya bergantian.

"Tidak hanya itu. Aku juga bisa banyak hal. Aku bisa menghilang"

Tepat saat wrez mengucapkan kalimat tersebut. Dirinya benar benar hilang tak berbekas.

Orang orang tidak tahu bahwa semakin banyak seseorang mengalami kesuksesan. Maka, luka luka diseluruh tubuhnya juga tidak kalah banyak.

Kau tidak melihat luka luka itu karena mereka menutupinya dengan baik. Kau tidak bisa melihat bahwa air mata mereka sudah kering. Darah mereka sudah habis. Tubuh mereka luka. Dan hati mereka membeku.

Kau tidak pernah tahu bagaimana rasa akan matinya mereka ketika menghadapi itu semua. Karena kau hanya memadangi mahkota berkilauan diatas kepala.

Kau memandang hormat di hadapan wajah mereka, sedang mengumpati dan mengapresiasikan perjuangan mereka dengan anggapan bahwa mereka tidak layak. Lalu, yang mana yang akan kau sebut layak? Kau dan mulut busuk mu itu? Maka tuhan benar benar tidak adil jika begitu.

Ruangan kecil yang didominasi oleh kayu mendadak hening saat salah satu pemuda yang baru saja mereka temui menghilang. Bill dan ayahnya tidak bersuara. Karena, ulah wrez yang memamerkan kekuatanya didepan mereka.

Ayah bill merasa tidak percaya dengan kedua hal yang sudah ia lihat. Otaknya masih mencerna tentang hal mustahil ini. Dia kemudian menoleh kearah bill yang terlihat santai. Malah, terlihat bahagia.

"Wahh.. wrez! Apakah aku juga bisa ikut menghilang jika aku menyentuh mu?!" Ujar bill antusias.

Wrez mendadak mencul lagi. ayah bill menelan ludah, mati matian menahan teriakan yang ingin sekali keluar.

"Entahlah, aku belum mencobanya." Jawabnya.

"Kalau begitu ayo coba dengan ku! Aku ingin merasakan hilang itu bagaimana!" Ujarnya lagi.

"Sebentar bill," ayahnya mengintrupsi. Dia kemudian menoleh kepada wrez. "Kau... manusia?" Tanya ayah bill pada nya.

Wrez tersenyum. Kemudian melirik bill sebentar. Lalu bersandar.

"Ternyata kau benar benar anak kandung ayah mu ya bill." kata wrez geli.

"Hey! Tentu saja! Ak-"

"Aku serius nak, kekuatan mu itu tidak masuk akal"  jawab ayah bill memotong. Diliriknya bill yang diam tak lagi melanjutkan perkataanya.

Wrez mengangguk. Dan menegakkan duduknya kembali. Dia melihat bill dan ayahnya secara bergantian.

"Betul. Memang itu mustahil. Tapi, paman sudah melihatnya kan tadi?"

Ujar wrez bertanya.

"Ya.. seumur hidup ku. Aku,.. baru kali ini melihat yang seperti itu" ujar ayah bill gugup.

"Sudahlah ayah, lagi pula. Sejak kedatangan dia yang tidak masuk akal itu. Semua hal yang menyangkut dirinya kita wajarkan saja" kata bill.

"Kau benar bill. Bahkan kedatangan dia sudah tidak masuk akal" jawab ayahnya geli.

Wrez sebenarnya kesal dengan bill dan ayahnya karena menyebut dia tidak masuk akal dengan segala kekuatanya. Tapi, ucapan mereka memang benar. Semua itu tidak masuk akal. Bahkan, rakyatnya sendiri dimasa lalu pun tidak percaya.

"Masih ada hal lain lagi yang belum ku tunjukkan pada paman dan kau bill" ujar wrez.

Kedua ayah dan anak memandang wrez dengan sabar dan gemas. Hal apa lagi yang akan di tunjukkan pemuda tampan ini?

"Perhatikan dan jangan berkedip. Oke?" Ujarnya.

Keduanya mengangguk. Menanti hal selanjutnya.

Wrez berdeham. Sepersekian detik menghilang, lalu muncul di sebelah ayah bill. Menghilang lagi, lalu muncul dibelakang bill. Menghilang lagi, lalu muncul di dekat dapur. Dia sedikit bersuara ketika muncul disitu. Dan menghilang lagi, lalu muncul di tengah tengah mereka.

"Telepor!, dia telepor!" Ujar bill lebih antusias.

"Astaga... aku benar benar ingin pingsan rasanya" ayah bill menghela nafas banyak banyak.

Wrez tertawa, kemudian kembali ke kursinya tadi.

"Bagaimana kau tau itu telepor? Kau mempelajarinya di sekolah? Wah.. zaman ini tidak seburuk yang aku bayangkan" kata wrez pada bill.

Bill menggeleng dengan senyum yang masih ada diwajahnya.

"Tidak. Mana mungkin di sekolah mempelajari hal seperti itu.," dia terkekeh sebentar. "Aku pernah menonton sebuah film animasi. Judulnya gumper. Itu seorang pemuda yang bisa telepor seperti kau tadi. Hey,! Kau benar benar keren wrez!" Jelas bill.

Wrez tersenyum malu malu. Dia memang seorang raja yang banyak mendapat sanjungan. Namun, di sanjung seperti tadi membuat dia merasa malu.

"Yahh.. tapi ada hal terakhir lagi yang belum aku jelaskan kepada kalian" ujarnya.

Bill dan ayahnya meneguk ludah. Menanti apa yang akan wrez tunjukkan kali ini. Wrez, kemudian bangkit dan berjalan menuju dapur, dan kembali sambil membawa sebaskom air ke tengah tengah ruangan. Bill dan ayahnya memperhatikan gerak gerik wrez. Mereka masih menunggu.

"Bill, kau bisa menolongku?" Tanya wrez ketika sudah sampai di ruang tengah.

"Ya, tentu" balasnya.

"Kau  coba hitung waktu berapa lama kepala ku masuk di dalam baskom." Terang wrez

"Maksudnya?" Tanya bill tidak mengerti.

"Begitu kepala ku menyentuh air, kau mulai menghitung waktunya. Sampai kepala ku terangkat, disitu waktu terakhirnya." Jelas wrez lagi.

Bill mengangguk tanda mengerti. Dia mengacungkan jempolnya.

"Oke, kalau begitu aku akan mulai." Kata wrez sambil memasukkan kepalanya kedalam ember berisi air.

Wrez, benar benar membenamkan seluruh kepalanya kedalam sana. Air yang ada di dalam ember menelan seluruh kepala wrez. Bill segera menghitung waktu dengan melihat jam tua yang ada di dinding. Sesekali ia menolehkan kepalanya, melihat wrez yang masih menunduk.

Awalnya, saat satu menit pertama wrez dan ayahnya masih biasa saja. Namun, kini sudah lebih dari lima menit. bill dan ayahnya sudah merasa was was sebab waktu tersebut cukup lama untuk manusia menahan nafas di dalam air.

Bill merasa tidak habis fikir lagi. Dia kemudian menepuk pundak wrez beberapa kali untuk memastikan. Dan, wrez mengangkat tanganya. Membentuk simbol "ok", memberi tanda bahwa dia baik baik saja.

Bill kemudian kembali menghitung waktu. Sedang ayah bill sudah mengerti apa yang ditunjukkan oleh wrez saat ini. Ayah bill bahkan menyemangati wrez untuk bertahan lebih lama di dalam air.

Sudah lebih dari setengah jam wrez menunduk dan menenggelmkan kepalanya di dalam baskom. Bill sudah tak lagi menghitung waktu karena toh pada akhirnya, hasil dari penghitungan waktu nya pastilah angka mustahil.

Bill dan ayahnya menggelengkan kepala takjub pada manusia yang memiliki hal hal yang tidak masuk akal untuk seorang manusia pada umumnya.

Wrez, akhirnya menyudahi kegiatanya. Dia mengeluarkan kepala dari baskom dan menegakkan kepalanya. Tetes tetes air mengalir dari ujung rambutnya. Dia kemudian mengusap wajahnya untuk menyingkirkan seluruh air yang mengalir di kulit wajah putihnya.

"Keren sekali. Wajah mu bahkan tidak merah saat keluar dari baskom tadi" ujar bill seraya bertepuk tangan salut.

Wrez mengernyit Bingung

"Kenapa harus merah?" Tanya nya.

"Kau menahan nafas lama sekali. Kalau aku jadi kau, wajah ku pasti sudah sangat merah karena terlalu kuat menahan untuk tidak bernafas" jelas bill.

Wrez tertawa. Kemudian menyisir rambut basahnya kebelakang menggunakan jari jari tangan.

"Aku tidak perlu menahan nafas. Karena aku, bisa bernafas di dalam air" ujar wrez.

Bill dan ayahnya terkejut lagi. Mereka berdecak sangat kagum pada pemuda yang masih tersenyum.

"Itu lah sebabnya saat kau mengantar ku ke sekolah. Kau terbang sambil memasukkan kepala mu lama sekali ketika melewati sungai! Aku fikir kau benar benar gila waktu itu, ternyata kau masih bernafas meski kepala mu didalam sungai" ujar bill dengan tertawa. Dirinya baru mengerti saat ini.

Ayah bill mengangguk ngangguk mendengarkan. Dia kemudian mencondongkan badanya. Dan melihat lurus ke arah wrez.

"Jika kau bertemu seseorang. Siapa pun selain kami. Kau harus tidak menunjukkan kekuatan mu itu. Kau bisa di tangkap dan dijadikan bahan penelitian oleh orang orang ilmuan nak" ayah bill berujar pelan.

"Ayah benar, jika kau diketahui oleh orang dengan segala kekuatan mu itu kau bisa dalam bahaya." Lanjut bill.

"Akan lebih baik jika kau berhati hati wrez, jika kau ingin terbang, menghilang, berteleportasi ataupun masuk kedalam air untuk waktu yang lama. Kau harus memastikan bahwa tidak ada orang yang melihat mu, kau mengerti kan maksud ku? " ujar ayah bill.

Wrez awalnya tidak setuju jika dia harus menyembunyikan kekuatanya. Dia merasa tidak bebas. Dan, dia adalah raja. Dia bisa menghabisi orang orang jahat yang dimaksud ayah bill. Dia bisa menjaga dirinya sendiri. Namun, dia mengangguk saja. Menuruti semua hal yang di katakan oleh ayah bill.

"mengerti paman" ujarnya seraya mengangguk.

"Dan juga, satu hal lagi," ayah bill memajukan duduknya."jangan beri tahu pada siapapun juga identitas mu sebenarnya. jangan beri tahu pada siapapun kalau kau adalah raja dari dua ribu tahun yang lalu"

****

sampai jumpa di chapter berikutnya!

avataravatar