2 2. Menuju Kota

Keesokan harinya aku sudah keluar dari wilayah hutan setelah berburu beberapa lusin Goblin, Kobold dan monster lainya yang aku temui dan levelku sekarang naik menjadi Level 45. Semua skill ku meningkat dari rangking F menjadi B dan aku juga mendapat beberala skill baru dari baik itu skill pedang maupun sihir. itu semua berkat bantuan para Goblin, Kobold-kun dan yang lainya, sungguh aku berterimakasih kepada kalian.

Aku berjalan mengikuti jalan setapak sampai aku tiba disebuah desa kecil. disana aku bertanya penduduk setempat tentang letak kota terdekat dan salah satu kakek tua didesa memberi tahu kalau ada sebuah kota yang tidak terlalu jauh dari sini yang bernama Kota Ezta, jadi aku berterimakasih kepada kakek tersebut dan memutuskan untuk pergi kesana.

Yah menurut levelku sekarang paling tidak aku bisa mencoba menjadi petualang dan mencari sumber penghasilan. kau tahu, aku pasti akan bosan jika harus memakan daging babi terus menerus yang aku buru di hutan bukan?.

Aku berjalan ke utara sambil menikmati pemandangan sekitar. tidak seperti kemarin langit sekarang jauh lebih baik dan udaranya masih sangat segar karena pagi hari. Aku memasuki hutan lagi tapi kali ini hutan yang ukuranya sangat kecil, dan kata kakek tadi dihutan ini tidak ada monster jadi yah aku sedikit kecewa.

Beberapa menit kemudian aku hampir keluar dari hutan dan jalan yang lumayan besar sudah bisa terlihat didepanku. tapi kenapa jalan ini sepi yah? maksudnya tidak banyak orang yang lewat. yah biarlah, yang penting sekarang adalah aku harus mencapai kota dulu.

Beberapa saat kemudian aku mendengar suara benturan logam atau besi dari arah depanku, itu tandanya ada seseorang yang sedang bertarung di sekitaran sini bukan? aku tidak tahu siapa yang bertarung karena jalan didepanku sedikit menurun dan mirip gundukan kecil.

Aku memutuskan untuk memeriksa siapa yang bertarung, siapa tahu aku bisa mendapatkan tambahan Exp disini bukan?..

"Nona muda silahkan lari selagi saya menghalau mereka!!"

"Oi orang tua sialan! jangan menghalangiku, serahkan saja tuan putrimu itu kepada kami. kami berjanji tidak akan menyakitinya buka begitu teman teman?"

"hahaha itu benar sekali boss"

"Itu betul orang tua, cepat menyingkirlah atau kami akan membunuhmu sekarang juga!!"

Karena aku sudah berada di belakang mereka tepat jadi aku bisa mendengar percakapan mereka.

Jadi mereka adalah bandit yang sedang menyerang kereta yang lewat. dilihat dari Kereta yang terbalik dan kudanya juga terluka dibagian kakinya, itu berarti kemubgkinan mereka menggunakan jebakan agar kereta terbalik dan menyergap Rombongan sementara rombongan kereta tidak siap kah..

Aku juga melihat korban yang mati disisi Rombongan kereta ada 4 dari mereka. tapi mereka memakai armor dan membawa senjata yang cukup bagus, apakah rombongan ini membawa orang penting atau sesuatu?. untuk sementara aku akan mengawasi dari sini dulu sambil menyembunyikan keberadaanku.

"Hah, aku lebih baik mati disini dari pada menodai jiwa kesatria ku dengan menyerahkan putri kedua Kepada bandit bajingan seperti kalian!!"

Orang tua yang sepertinya ketua penjaga yang mengiringi karavan membalas dengan suara yang keras. orang ini jelas kesatria yang sudah pengalaman jika dilihat dari sikapnya yang tenang walaupun dalam posisi yang kurang menguntungkan.

'Hoouh, jadi kau memilih mati disini ya orang tua. baiklah jika itu yang kamu inginkan, maka kami akan dengan senang hati mengabulkanya untukmu, oi kalian berempat serang secara bersamaan!!"

"baik bosss!!"

ketua bandit itu memerintahkan bawahanya untuk menyerang secara bersamaan. dan dia sendiri hanya menonton dengan senyuman kejinya yang menjijikan.

"huaah dia pasti akan menjadi aktor antagonis yang terkenal jika dibumi" pikirku dalam hati sambil tetap mengawasi dengan tenang apa yang akan terjadi selanjutnya.

Keempat bandit itu maju bersama dan mengepung Ketua penjaga. *Clang* Bandit pertama maju dan menebaskan pedangnya kedapan, tapi berhasil diblokir oleh Orang tua itu. Bandit kedua maju dan ijut menyerang dari belakang Ketua penjaga.

*clang* *clang* *clang*

suara benturan pedang yang instent bisa didengar dari medan pertempuran. Bandit menyerang penjaga menblokir lalu menyerang balik. terus seperti itu sekitar 5 menit lebih mereka bertarung. jelas Orsng tua penjaga tidak diuntungkan karena ia harus melawan 4 orang sekaligus, dan dilihat dari gerkanaya yang semakin melambat ia sepertinya sudah kehabisan stamina dan energinya.

"Tuan putri, tolong cepatlah larii, hamba mohon larilah sejauh mungkin, tidak usah perdulikan saya, nyawa dan tugas anda lebih penting!!"

Orsng tua itu berteriak sambil terus menghalau serangan dari para bandit.

"hahaha, ada apa orang tua? apa kau sudah mulai kelelahan? oi kalian berempat cepat habisi dia!! aku tidak sabar ingin merasakan Bagaimana rasanya tidur dengan tuan Putri kerajaan Zestia ahahaha.""

Bos bandit sepertinya sangat senang dengan situasi ini.

"Baik bosss"

Para anak buah bandit itu menyerang bersamaan langsung keempatnya dan..

*Clangg* *Pezzztt*

"Argghhhhhhhh"

orang tua itu berteriak karena kesakitan setelah bagian punggungnya terkena tebasan dan darah muncrat kemana-mana.

"hahaha bagus orang tua, teruslah berteriak sampai lehermu putus, karena tidak akan ada yang membantumu di jalan yang sangat jarang dilewati orang ini hahaha"

salah satu bandit mengejek sambil berjalan kearah orang tua yang sudah berjongko ditanah dan tanganya menahan punggungnya yang terus mengeluarkan darah.

"Orang tua ini sepertinya tidak bisa bergerak lagi, tuan putri, maafkan hamba karena tidak bisa menjagamu"

orang tua itu sudah pasrah dan dia hanya diam disana.

"Jadi sudah berakhir bukan? orang tua sialan!! matiiii!!!"

Bandit itu menebas kedepat tepat kearah kepala orang tua itu yang sudah tidak bisa bergerak lagi. tapi sebelum ujung bilang mengenai orang tua itu..

*Puchi* *bruk*

Suara renyah yang membuat ngilu terdengar dan diikuti suara seperti sesuatu yang terjatuh. Orang tua yang sudah pasrah itu terkejut karena dirinya masih hidup dan dia melihat kedepan ada darah yang berserakan dengan tubuh bandit yang kepalanya terpisah dari lehernya!!!.

*puchi* *bruk* *bruk* *bruk*

Terdengar suara lain dari belajang bandit yang tewas, kali ini giliran ketiga bandit lainya yang ambruk dengan cara yang sama dengan bandit pertama yaitu tanpa kepala!!

Orang tua penjaga itu terkejut dan kaget buka main dengan peristiwa yang tiba-tiba ini.

*Kyaaaa*

terdengar suara jeritan 2 perempuan dari dalam kereta, sepertinya tuan putri itu ketakutan melihat secara langsung adegan tubuh yang kepalanya terlepas dari lehernya seperti itu.

"ap- apa yang terjadi?!! oi siapa itu, kenapa mereka semua mati"

Boss juga sangat terkejut jika dilihat dari wajahnya yang syok dan kakinya menggigil. jawabanya dari pertanyaan Bos bandit datang dari belakangnya..

"Yoo Bandit-san, kenapa kau terlihat panik begitu? bukankah barusaja kau terlihat sangat senang dan gembira??"

Orang tua yang masih terluka dan boss bandit secara bersamaan melihat kearah sumber suara yaitu diatas tanjakan. mereka melihat seorang pemuda yang sedang duduk disana dan terlihat sangat santai seolah-olah sedang menikmati serial drama faforitnya.

Anak muda itu badanya tinggi dan tegap. dia memakai masker yang menutupi bagian hidung kebawah jadi wajahnya hanya terlihat di area matanya saja. ada seperti bekas luka goresan kecil dibawah mata kirinya yang selalu tertutup sejak tadi, tapi itu tampak sangat alami seolah olah memang sudah seperti itu sejak dulu. Rambut nya merah seperti merah darah yang rapi dan berkibar dengan lembut karena tiupan angin.

avataravatar