webnovel

World of Ruby (Dunia Ruby): Bagian 2 Ketenangan yang Terusik

Ruby terbangun ditengah malam dengan napas terengah-engah. Ia habis bermimpi buruk, namun entah kenapa ia melupakan mimpinya itu. Hanya sedikit yang ia ingat, ia mengejar bayangan hitam yang sepertinya ia kenal, bayangan itu seperti ingin pergi, dan perasaannya sangat sedih sekali.

"Kuku Kukuk...", bunyi jam menunjukkan pukul 00.00 malam. Ia pun melirik jam kayu burung hantu dikamarnya dan kembali menutup selimut kain warna cream terang miliknya. "Ah hanya mimpi", katanya didalam hati.

Pagi harinya, pintu diketuk seseorang, "Spada..Spada.. apa ini rumah Nyonya Ragha Str dan Rubion Str", dari luar pintu tampak suara halus anak perempuan terdengar. "Rubion, buka pintunya, ibu sedang sibuk merapikan halaman belakang", kata ibunya dari halaman. Ya rumah yang tidak terlalu besar itu tentu saja terdengar suara berisik dengan mudah. "Duk Duk duk", Ruby berlari menuju pintu kayu rumahnya. "Kreeeekkk...", suara pintu dibuka. Tampaklah seorang perempuan seumuran dengannya bertopi rajut warna cokelat dan berjaket panjang warna merah maroon, gigi dengan kawat gigi, mata besar, rambut kuning, senyum menyeringai sedikit mengganggu. "Aku, aku Lola Str, sepupumu, dari wilayah timur, lama tak jumpa, kamu pasti Ruby!", ia berkata sambil memeluk Ruby dan segera berlari ke dapur. Ruby hanya terbelalak.

"Lola, kamu sudah tiba!", teriak Ibu Ruby dari halaman. "Ia tanteee, aku bawakan sup jamur titipan ibu, bisa untuk kesehatan juga", imbuhnya sambil meletakkan sepoci sup. Tiba-tiba Ruby ingat pada masa kecilnya saat berumur 10tahun, saat Lola dan keluarganya datang ke rumah, dan mengajak mereka berwisata ke area timur. Ruby dan Lola cukup akrab dan suka bertukar surat, hanya saja setelah dewasa mereka jarang bertemu dan punya kesibukan masing-masing. Ruby ingat Lola sering mengajaknya bermain bola tangkap xioxio (sebutan untuk permainan sejenis voli), dengan teman-teman sekitar rumahnya. Mereka juga pernah berkamping bersama dan makan bersama dibawah api unggun.

Ruby tidak terlalu gembira tampaknya, ia justru memikirkan kapan kembali lagi ke laut agar dapat bertemu dengan.... "Wuss wuss", suara rambut Ruby yang bergerak bersama kepalanya yang ia geleng-gelengkan. "Ah aku hanya menyusahkannya jika datang kesana lagi..." teriak Ruby dalam hati.

Ia melirik Lola dan Ibunya bercengkrama sambil memakan semangkuk sup jamur masing-masing. Ada 2 gelas teh merah di dekatnya. "Ho jadi kamu sekarang magang dan meneliti di lembaga penelitian Legun Homa, itu bagus", terdengar suara Ibu Ruby. Oradig dan Homa adalah wilayah yang berdekatan dan memiliki Legun masing-masing (lembaga kependudukan). Sebelum Ibunya menyindir Ruby yang belum menemukan pekerjaan, Ruby segera beranjak pergi. "Bu, aku ke taman depan ya", sambil Ruby berlari.

Beberapa menit kemudian. Ia pergi ke taman dekat rumah, disana cukup ramai, banyak penjual makanan. Kue Kue khas Dandion Star. Hanya saja bukan itu yang ia cari. "Nah ini dia!", teriaknya tampak bahagia. Itu adalah toko buku dan majalah di dekat taman, tokonya sangat cantik dihiasi bangku-bangku kayu yang membuat para pelanggannya dapat duduk bersantai.

Seri terbaru majalah tanaman sudah muncul. Apa ada penemuan-penemuan baru. Ia pun membeli majalah itu dan membacanya dengan antusias. Ternyata itu majalah terakhir yang terjual hari itu. "Peneliti menemukan pohon jenis baru yang dapat menghasilkan oksigen sekaligus api berwarna pelangi, dinamakan dengan "arex", saat ini masih diuji di Lab. Mata Ruby terbelalak, "Oksigen dan api?, ini keren!". Sedang asik membaca sesosok pria menghardiknya. "HEE ak tadi sudah ingin membeli majalah itu, kau pengacau", teriaknya. Ya itu temannya Scott Ammasamlade. "Kau kalah cepat Scotty sang fotografer", ejeknya. Scott pun tampak kesal.

"Hi Scott Minggu ini ada pertemuan para penggemar majalah WWTree (majalah yang ia beli), di pusat kota, akan ada para peneliti memamerkan tanaman jenis baru yang ditemukan, aku ingin lihat Arex, apa kau mau ikut?", tanya Ruby pada Scott. "Arex? ada jenis tanaman baru?", katanya bingung. "Ya itu penghasil oksigen dan api pelangi.... begitulah katanya", jelas Ruby. Scott tampak kaget dan mengambil majalah Ruby, segera ia mencari artikel itu. "Hei itu majalahku!", teriak Ruby. Scotty pun kabur sambil membacanya.

Di Rubion Star, ada banyak jenis tanaman, ada yang bisa dikonsumsi, ada juga tanaman hias/diperjual belikan, namun ad juga tanaman yang magis/berkekuatan, misalnya menghasilkan gas beracun, cahaya, suara pekingan, hingga api. Tanaman magis ini menjadi kegemaran para penyuka tanaman jenis magis, mungkin memberi kepuasan tersendiri. Namun banyak juga yang menjadikan tanaman ini untuk tindakan kriminalitas. Ini yang harus diwaspadai.

Halaman 12 Majalah WWTree, "Tertangkap pelaku peracunan dan penyekapan warga sektor 8, Kota Oradig, sejumlah 7 orang, mereka mengambil barang-barang berharga pada siang hari tanpa disadari warga. Polisi Sektor 8, Han Rifis berhasil menangkap mereka semua", tertulis artikel itu. Scott membaca dengan serius sambil melihat foto Sang Polisi, dan penjahat yang diikat. "Memang biang pengrusakan, orang-orang ini, bisa-bisanya memanfaatkan tanaman tanaman baik untuk kerusakan dan kejahatan mereka!", teriak Scott sambil membaca artikel itu. Sedangkan Ruby, diam, tidak berdaya menunggu temannya puas membaca majalah miliknya.

"Hi Scott apa foto-fotomu berhasil terjual Minggu ini?", tanya Ruby. "OH, ya lumayan, sepasang suami-istri datang melihat lihat dan menyukai foto festival panen kemarin", katanya. "Lalu.... Kenapa kau pelit sekali tidak membeli sendiri majalah yang kau mau!", teriak Ruby. "Ehehe..", Scotty hanya tertawa. "Nanti kalau tanaman di kebunku tumbuh banyak, kau akan kuberikan 1", rayunya. Ruby hanya memutar matanya.

"Oya Scott, dirumahku ada Lola", kata Ruby sambil menyeringai. Tiba-tiba wajah lelaki itu pucat. Ia mengingat kembali saat kecil, Lola mengejar-ngejarnya, karena menyukainya. Tapi itu cukup mengerikan untuknya. "Sesuatu yang agresif itu....ahh!", teriak Scott pucat. "AWAS kau, mengajaknya menemuiku!", hardik Scott. "Ia cukup keren, sekarang beritanya sudah menjadi pekerja magang di Legun Homa, peneliti penemuan tanaman jenis baru...", sindir Ruby. "Oh hebatnya Tuan dan Nyonya Scott sang peneliti jenis tanaman ini, pasti akan hidup bahagia dan penuh keseruan sepanjang hidup!", sindir Ruby lagi. Scott hanya terpaku tidak bersemangat. Namun ia sempat merasa tertarik dengan sebagian cerita Ruby, tampaknya.

Malam hari, tengah malam yang kedua kalinya, Ruby kembali bermimpi buruk, namun kali ini mimpiny cukup jelas. Sesosok yang ia kejar adalah Lola, Lola tampak menuruni gunung untuk mengambil tanaman langka jenis baru, yang mengeluarkan api pelangi. "Arex!", teriak dalam hati Ruby. Namun gunung itu menyemburkan asap hitam dan bergetar seakan akan akan meledakan Lavanya. "Lola pergi dari sana, berbahaya!", teriak Ruby. Namun belum selesai ia mengejarnya, ia sudah terbangun dari mimpi itu. "ASTAGA..Abakha!", teriaknya cukup keras. *Abakha adalah nama Tuhan yang disembah di Dandion Star. Tuhan yang melindungi kedamaian semesta. Tidak terlihat namun memancarkan cahaya terang dan menghidupkan tanaman-tanaman di Dandion Star, dan mengisi kehidupan lautan juga.

"Kenapa Rubion?..", suara lembut muncul di sampingnya. Ternyata Lola tidur bersamanya. "Ah kenapa kau disini?!..", teriak Ruby kaget. "Maaf ya kau sudah lelap saat aku ingin tidur, aku tidak membangunkan mu lagi. Tapi kau tadi kenapa berteriak", kata Lola lagi. "Ya sudah, tidak apa-apa, oh... tidak hanya sedikit mimpi aneh, bukan masalah", kata Rubion. Ia juga berpikir ini akan jadi menakutkan jika diceritakan pada Lola yang penakut itu. Kasihan dia. Mereka pun kembali tidur.

Pagi hari ia membuka mata, terdengar suara nyanyian dengan nada sangat fals, "la la la kebun bunga yang indah, dan tanaman keren", suara itu terdengar. Ya suara Lola, dan ibunya sedang menyiapkan sarapan. Tampaknya Lola akan mengisi liburan cukup lama dirumah ini. Ruby menjadi agak sedikit sakit kepala. Namun masakan Lola cukup enak, Pancake vegan dengan madu biru itu menggugah seleranya. "Ruby kau sudah bangun, rasakan masakan ini, aku membuatnya dengan bahan rahasia dari tanaman varietas baru, sangat enak, lebih wangi dan lembut, seperti memakan di lautan", rayu Lola. Ya, Ruby sudah bergegas sejak tadi merasa tergiur. "Nyam nyam", Ruby mengunyahnya. "Oh, rasa yang baru dan luar biasa, seperti di tengah laut, wangi tanaman laut juga. Bagaimana dilaut bisa ada madu?" kembali ia berpikir dalam hati. "Jika kau ingin tau tanaman ini akan kutunjukkan, ayo kesana, ketempat kerjaku", ajak Lola.

Ruby dan Lola pun berkendara menuju tempat kerja Lola, Legun Homa, sektor 4 Homa. Disana adalah wilayah perbukitan cukup luas, ada kawasan penelitian berdiri. Lola dapat masuk dengan akses magang milikny dan mengajak Ruby. Lola pun sudah kenal dengan penjaga disana. "Pak Tua Kojy, aku mengajak sepupuku melihat-lihat sebentar", kata Lola. Penjaga itupun mengangguk, "Ya hati-hati nona jika ada apa-apa panggil saya saja", tukasnya.

Lola dan Ruby masuk ke Lab, tanaman varietas baru. "Nah itu dia!", teriak Lola. Ada tanaman besar yang menghasilkan madu berwarna biru, tanaman itu juga seperti tanaman laut, berwarna biru sangat indah. "Ya, kami masih belum tau jenis tanaman ini, tapi dapat menghasilkan madu enak ini". Ruby pun teringat pada Erand, Raksasa hijau di Istana Laut. "Ia pasti tau tentang tanaman ini, apa jika aku dapat infonya aku akan dapat penghargaan?", senyum Ruby sambil berpikir. Tapi ia kembali ingat kata-kata sang raksasa untuk merahasiakan apapun yang ia tau tentang dunia mereka. Ruby pun tidak bersemangat.

"Terimakasih mengajakku Lola, semoga kau dapat menemukan jenis tanaman ini", kata Ruby. "Oke", kata Lola bersemangat. Merekapun kembali kerumah. Namun ditengah perjalanan mereka dihadang oleh sekelompok penjahat. Lola dan Ruby ditangkap dan diculik. "Lagi...!?", teriak Ruby dalam hati sambil hampir tertidur oleh saputangan berisi cairan dari tanaman penidur.

Beberapa jam kemudian mereka terbangun di tepi jurang, tas mereka diambil. "Ah, id card ku, dan tas ku", teriak Lola, lemas. Ruby pun bangun, mereka dirampok oleh kawanan penjahat itu, dan dibuang di tempat yang jauh. "Tapi dimana ini?", tanya Lola. "Kita di Oradig, Sektor 8!, ak lihat area ini di artikel majalah WWTree", kata Ruby. "Bagaimana ini apa kita lapor polisi dulu?", tanya Lola. Ruby pun mengangguk. Dengan sisa tenaga mereka berjalan menaiki dahan pohon terdekat dan mencoba keluar. Tapi tiba-tiba terlihat cahaya pelangi dari balik semak-semak dekatnya. "Tanaman Arex!", teriak Lola dan Ruby bersamaan. "Ya aku tahu tanaman ini Ruby, cukup baru penemuannya", kata Lola menambahi. Lola pun berusaha mengambil tanaman itu, tapi itu sangat dekat dengan jurang. "Jangan Lola, bahaya!", kata Ruby. Namun ini seperti De Javu, yang pernah ia mimpikan.

Belum selesai kata-kata Ruby, Lola pun terjatuh, kakinya terpeleset."Lolaaaa!", teriak Ruby. Ruby sangat bingung dan syok, apa yang harus ia lakukan. Namun dari kejauhan kurang ia melihat Laut. "Erand, aku akan minta bantuan Erand", teriak Ruby dalam hati dan takut. Ia berlari sekuat tenaga menuju laut, hingga hampir pingsan, tapi ia bangkit lagi, karena khawatir pada Lola. Sesampainya dilaut ia berusaha memanggil Erand, "Erandddddd, tolong aku!", teriak Ruby. Belum ada jawaban, ia pun menangis. "Erandddd, eranndd!", kembali ia teriak. Tiba-tiba ada getaran dari dalam laut, dan suara kaki raksasa mendatanginya. "RUBY", kata raksasa itu.

Dengan gelisah Ruby menceritakan semuanya pada Erand. "Baik aku akan coba melihatnya, kau tinggallah disini, kata Erand. "Tidak bawa aku juga, aku tidak tenang disini hanya menunggu", kata Ruby. Setelah diam sejenak raksasa itu pun membawa serta Ruby di tangannya.

Menuruni jurang yang dalam, Erand tampak tenang. Bagi raksasa sepertiny ini hal mudah. Namun dibawah terdapat kabut hitam pekat. "Dari sini harus hati-hati", kata Erand.

Wilayah Sektor 8 memang wilayah yang cukup misterius dan belum banyak terjamah. Sampai dibawah adalah dataran kering berwarna cokelat dan penuh kabut, disana banyak tanaman Arex bercahaya. Ruby pun terbelalak. Namun ia lebih memikirkan Lola. Mereka mencari-cari diantara kabut. "Ah itu dia!", kata Erand. Ada sesosok gadis tampak pingsan diatas tanaman-tanaman Arex. "Untung ia masih selamat", kata Erand. Mereka pun segera membawa Lola, dan pergi lagi keatas. "Tunggu Erand", kata Ruby. Ia pun mengambil beberapa tanaman Arex ditangannya. "Baik, ayo", lanjut Ruby pada Erand. Mereka pun pulang.

Sampai diatas, Ruby mengucapkan terimakasih pada Erand, setelah dua kali menyelamatkanny. "Terimakasih telah menyelamatkan kami, bawalah Tanaman ini sebagai hadiah, cahaya pelangi ya sangat bagus, bisa menemani tanaman Braccas dulu", kata Ruby. Erand pun tersenyum. "Kenapa buru-buru?", sindirnya. Ia pun membuat gelembung besar dan membawa Ruby dan Lola. "Eh....Tunggu!", kata Ruby.

Selama beberapa jam selanjutnya, Ruby kembali mendatangi istana Erand, mereka bercengkrama dan mengobrol sambil makan bersama. Sementara Lola masih tidak sadar, dan diberikan tanaman laut penidur juga obat. Saat dimeja makan ada makanan dengan bumbu seperti madu warna biru. Ruby langsung memikirkan sesuatu. "Erand apa sebenarnya ini?", Kata Ruby. "Ini madu laut. Dibuat dari tanaman laut Baccela. Sudah ada sejak ratusan tahun lalu. Bagus untuk kesehatan dan daya ingat", jelas Erand. "OH, di daratan ditemukan juga dan sedang diteliti...", kata Ruby. "APA!", kata Erand kaget.

Ruby pun bercerita banyak hal. Erand meminta Ruby mengantarkannya ketempat penelitian itu. Dengan menidurkan sang penjaga, di hari libur perusahaan. Mereka pun masuk dan Erand membawa pohon itu. "Ayo pergi", kata Erand.

"Kembali ke laut, Erand berkata pada Ruby. Terimakasih atas hal ini Ruby. Berbahaya jika dunia ini meneliti lebih jauh tentang kehidupan laut. Lebih baik dirahasiakan", katanya. Sambil senyum canggung, ia memikirkan apa yang akan di katakannya nanti pada Lola. Mereka pun berpisah.

Ruby membopong Lola ke kantor polisi terdekat. Disana dokter kepolisian membantu merawat Lola. Ia pun mengatakan pada polisi itu kalau Id card Lola dicuri. Ini agar jika ada yang mencurigai hilangnya pohon itu, penjahat itulah yang akan disalahkan. Beberapa waktu kemudian Ibu Ruby, datang bersama Scotty, mereka tampak khawatir, namun sudah tidak apa-apa.

Saat ibu Ruby menjaga Lola, Ruby menatap Scott dengan wajah menyeringai. Iapun memasukkan tangan ke jaketnya tempat tanaman itu berada. Ya tanaman Arex yang baru ditemukan dan langka. Scotty akan sangat iri. Melihat wajah Ruby Scotty hanya bingung tak mengerti.