webnovel

The Beginning

[28 Juni 1914]

Suatu hari di pagi hari yang cerah,Muller beserta ayah nya Sedang bersantai di ruang tamu,mereka memakan hasil panen sendiri dan meminum Bir khas Jerman,Disaat mereka mengobrol tentang Ekonomi Jerman yang semakin hari semakin turun,Tiba tiba datang Tukang koran yang melemparkan Surat kabar ke rumah mereka,Itu wajar,Karena sudah biasa Tukang koran membagikan Surat kabar kepada Warga sipil

-Ayah: "Muller,kamu ambil sana Koran nya"

-Muller: "Ok Ayah" Beranjak dari tempat duduk untuk mengambil Surat kabar di depan Rumah

(Di Luar Rumah)

-Muller: "Felling gw enggak enak,Napa sepi Amat dah" Sambil melihat sekeliling

-Muller: "Ya mungkin masih pada tidur tetangga yang lain,Dah lah gw ambil aja Koran nya"

Disaat Muller melihat Headline berita tersebut,Muller terkejut dan tidak percaya apa yang ia baca

-Muller: "Putra Mahkota Austria-Hongaria,Franz ferdinand,Mati di tembak oleh Warga sipil Serbia" Membaca Headline Surat kabar tersebut

-Muller: "Was zur Hölle? (Apa apaan ini?) Beneran kah ini,Verdammt (Sialan)"

(Dari dalam rumah)

-Ayah: "HEIIII!!! MULLER!! Lama sekali kao nak? cepetan kemari!!" Teriak Ayah Muller

(Di luar rumah)

-Muller: "O-Ok ayah" Muller kembali ke dalam rumah dengan membawa Surat kabar di tangan nya

(Di dalam rumah)

-Muller: "Ayah..Ayah..Coba lihat ini" Memberikan surat kabar tersebut ke ayahnya

-Ayah: "Mana mana...Ambilin kacamata Ayah nak"

-Muller: "Ok ayah,Ini" Memberikan surat kabar tersebut dan kacamata ayahnya

-Ayah: "Putra Mahkota Austria-Hongaria,Franz ferdinand,Mati di tembak oleh Warga sipil Serbia"Membaca Headline Surat kabar tersebut

-Ayah: "Wahh wahh....Enggak bener ini,Pasti bakal terjadi sesuatu yang besar nih" Terkejut karena membaca Headline

-Ayah: "Yaudah lah biarin aja,Yang penting kamu tetap disini Nak,Biar pemerintah yang ngurus masalah ini"

-Muller: "Iya yah,mending kita fokus sama Gandum kita,Hehe" Gurau Muller

-Ayah: "Yo i,Gandum kita lebih penting daripada Ngurusin masalah enggak penting kek gitu,Yaudah sini,kita lanjut makan aja"

-Muller: "Ok Ayah" Muller kembali duduk dan menyantap hasil panen mereka

Disaat mereka sudah selesai menyantap hasil panennya,Mereka lanjut bekerja seperti biasanya di ladang,Muller membantu Ayah nya untuk memanen gandum dan ayah nya Memproses gandum yang sudah jadi,Gandum tersebut nanti akan di jual dan sisanya akan di santap sendiri,Muller dan Ayah nya memiliki Hubungan yang dekat,Muller menyayangi keluarga nya,Karena hanya tersisa Ayah nya saja,Ibu Muller Bercerai dengan Ayahnya Saat Muller masih Balita,Mereka bercerai karena waktu itu Ayah muller sedang dalam masa susah,Hasil panen nya tidak maksimal dan pendapatannya tidak menutupi modalnya,Karena itu lah Ibu Muller menceraikan Ayah muller dan menikah dengan keluarga darah biru di Perancis,Tapi walaupun ayah miller di ceraikan oleh istrinya sendiri,Ayah miller tidak pantang menyerah untuk mendidik dan mengurus Miller,Dan Akhirnya Miller tumbuh menjadi Orang yang Berbakti kepada orang tua dan Suka membantu sesama

(Di ladang)

-Muller: "Ayah...!!! ini biji gandum nya habis,Sisanya dimana ya ayah?"

-Ayah: "Ohh itu...Ambil di Gudang,Kayak nya masih ada sisa Setengah Karung disana" Sambil menunjuk ke arah Gudang

-Muller: "Ok" Berdiri dan berjalan menuju gudang

-Muller: "Hmmm....Kalau misal ada perang gimana ya?" Muller Berbicara kepada diri sendiri

-Muller: "Dihh...gw enggak mungkin jadi tentara sih,Ngangkat senjata aja enggak pernah"

-Muller: "Hmmm....Tapi enggak enak juga ya kalau misal perang,gw cuman diem diem aja,padahal gw juga lahir di Jerman"

-Muller: "Yaaa...enggak usah di pikirin dulu lah"

(Di Gudang)

-Muller: "Hmmm....Biji gandum,Biji gandum,Biji gandum..." Sambil mencari Biji gandum

-Muller: "Bjirr....Kok enggak ada ya"

-Ayah: "Enggak ada Yah!!!! Cuman rosok semua disini isi nya!!" Teriak Muller

-Muller: "Ada ada...Coba cari yang teliti" Jawab ayah muller

-Muller: "Bjirr..." Dalam hati muller

-Muller: "Biji gandum...Biji gandum...Biji gandum..." Muller mencari dengan teliti

-Muller: "Nahhh ini dia..." Muller menemukan biji gandum yang di maksud ayahnya

-Muller: "Ayah!!! Udah ketemu nih" Teriak muller

-Ayah: "OK...Bawa sini semua,Ini mau Hujan,Jadi cepetan ya!!" Jawab ayahnya

-Muller: "Cuman segini mah paling juga 5 menit udah kepanen semua" Muller melihat Karung Biji Gandum tersebut

Muller membawa Karung Biji Gandum tersebut dan langsung memanen nya di ladang,Selama Muller memanen Biji gandum tersebut,Pikiran dan Suara hati nya Ingin sekali membantu Jerman jikalau terjadi Peperangan,Muller tidak tega kalau saudara sebangsa nya berperang,Dirinya hanya diam di rumah dan menikmati hasil panennya,Muller ingin membantu walaupun sekecil apapun,Mulller tetap ingin membantu Tanah air nya,Muller juga memprediksi Jerman akan di seret ke Perang jikalau Austria-Hongaria menyerang Serbia,Karena Pangeran Franz Ferdinand adalah sahabat dekat Kaisar Wilhelm 2,Ke dua negara juga menjalin hubungan yang sangat dekat,dan itu membuat Muller yakin akan terjadi nya Perang besar antara Ke 3 Negara tersebut,Disaat Muller sedang melamun,Ayah nya Menyadarkan Muller

(Di ladang)

-Ayah: "Heii..Muller...Heii!!" Sambil memegang pundak Muller

-Muller: "Ha!? Ha!?:" Muller Tersadar dan Bingung

-Ayah: "Sudah sudah...Jangan Melamun lah,Ayo pulang,udah gerimis ini"

-Muller: "Bentar Ayah...ini kurang sedikit lagi Biji gandum nya" Sambil melanjutkan menggali Tanah

-Ayah: "Udah udah...Lanjut nanti aja,Ini mau hujan,entar kamu malah sakit nanti"

-Muller: "Ok ok,Aku berhenti" Menaruh Sekop dan mengikat Karung

-Ayah: "Dah...Ayo pulang"

-Muller: "Ok"

Mereka berdua pun kembali Kerumah untuk beristirahat dan mengobrol sedikit

(Di dalam rumah)

-Ayah: "Jadi kapan kamu melamar dia,Hehe" Tanya ayah sambil tertawa kecil

-Muller: "Dihh...Ya nanti lah yah,Malah di bahas" Jawab Muller

-Ayah: "Langsung gas aja lah,Kayak Ayah gitu lho,Dulu waktu ibu mu masih di bangku SMP,Sudah ayah Incer,Pas waktu SMA Langsung Ayah Gas"

-Muller: "Ya nanti lah yah...Sans dulu aja,hehe"

-Ayah: "Entar malah di Ambil duluan sama temen kamu Lho Muller,Itu lho Si Heinrich"

-Muller: "Bjir....Ya gak mungkin lah,Kita udah Temenan Dari SD,Lagian si Heinrich sudah tau kalau aku Suka sama Si...."

-Ayah: "Ehem...Siapa namanya?"

-Muller: "Aaaaa...Sudah lah"

-Ayah: "Emma kan namanya"

-Muller: "Bjirr....Kok bisa Ayah tau?" Mulller Terkejut

-Ayah: "Ya tau lah,Ayah kan punya banyak Intel"

-Muller: "Pfffttt....Intel apa? Orang orang an sawah?" Muller menyindir Ayah nya

-Ayah: "Bjirr..."

-Muller: "Ya nanti coba bulan depan deh yah,aku lamar"

-Ayah: "Nahh gitu kan bagus,Entar lamar nya pakek Gandum sama roti aja,kayak nya bakal mau" Gurau ayah

-Muller: "Bjirr...Ayah mah gitu suka nya"

-Ayah: "Enggak lah...nanti Ayah beliin Sesuatu deh buat ngelamar Emma"

-Muller: "Serius nih yah?" Muller terkejut

Ayah: "Iya lah,Entar Ayah beliin Cincin,Ipad Air Pro sama Airpod" (Canda doang nih enggak jalur cerita nya '<')

-Ayah: "Iya lah,tapi kamu harus kenalin Emma ke Ayah dulu,entar Ayah kasih Sesuatu buat kamu"

-Muller: "Ok..gas lah,Bulan depan dah"

-Ayah: "Nahh...Gitu kan bagus,Pasti gitu lho"

Setelah berbincang panjang lebar,Hujan akhirnya reda,dan mereka bisa melanjutkan memanen Tanaman dan Gandum untuk dijual ke pasar,Mereka melakukan kegiatan rutin itu setiap hari Karena Mereka mempunyai ladang yang cukup luas,Setelah mereka Berdua selesai menanam dan mengambil hasil panen,Mereka akan membagi nya 80:20,80 Persen dari hasil Panen tersebut akan dijual di pasar,Sedangkan 20 Persen tersebut,Akan di simpan di rumah dan dikonsumsi sendiri,Biasanya Gandum tersebut akan di olah menjadi Roti,Tortilla,Sereal dan Pancake.

Like it ? Add to library!

Have some idea about my story? Comment it and let me know.

Im new at this,so if u have critics,I will accept it

Katyusha_7356creators' thoughts
Next chapter