1 Mati dan Hidup Baru Sang Dewa Pencipta

"Kau tahu siklus sialan ini? Tidak peduli bagaimana kau memilih cara untuk menghibur diri sendiri, pada akhirnya kau akan cepat bosan kembali. Ini benar-benar hal yang membosankan dan menyakitkan, kapan ini berakhir?"

Mendengar suara yang entah darimana, Fath merasa terkejut dan berusaha mencari darimana suara itu berasal.

Aneh pikirnya. Bukankah dia sudah mati saat ini? Bukankah dirinya terpendam longsoran tanah ketika dia sedang mendaki gunung?

Fath merasa dirinya telah terpendam selama berjam - jam atau mungkin berhari - hari di dalam tanah tanpa oksigen dan tak sadarkan diri, lalu bagaimana dirinya masih hidup dan dapat mendengar dengan baik?

"Dengarkan aku, kamu sudah menebak apa yang terjadi dan memang benar kamu sudah mati oke?"

Ketika Fath mendengar ini, anehnya dia menjadi tenang di dalam hatinya, "Apakah tuan malaikat maut?""

Suara itu menghela napas dan berkata,"Bukan."

"Lalu apakah tuan Tuhan yang mengadili para pendosa?"

Sambil menghela napas sekali lagi suara itu berkata,"Bukan."

"Apakah..."

"Cukup! Bahkan permainan tebak - menebak ini membosankan dan malah membuatku dan kau terdengar bodoh. Kau adalah clone milikku, oke? Jangan membuat tebakan bodoh lagi."

Saat Fath ingin menebak lagi, suara itu meotongnya dengan nada kesal terdengar di suaranya.

Tapi kata yang diucapkannya membuat pikiran Fath terguncang layaknya sebuah bom yang dijatuhkan di atas lautan dan membuat ombak besar di atasnya. Tidak peduli apa yang Fath pikirkan, dia tidak mengharapkan jawaban yang seperti itu.

"Mustahil!" Fath berbicara seketika hampir berteriak.

"Apa sih yang tidak mungkin?"

Suara itu berbicara dan perlahan kegelapan di depan Fath memudar dan menampilkan orang yang duduk di sebuah singgasana. Sekarang Fath menemukan dirinya beridir di tengah ruangan megah yang nampaknya ialah ruaang singgasana. Di dalamnya terdapat patung - patung batu berwarna kelabu yang mengenakan berbagai jenis kostum dan berjejer satu sama lain layaknya patung di animasi Negara Api Menyerang. Dan anehnya lagi penampilan mereka semua satu sama lain hampir sama.

Lalu orang itu perlahan berdiri dari tempat duduknya dan dia lalu perlahan menunjuk ke wajahnya.

"Lihat, apakah kau mengenali penampilan ini? Apakah kau mengenali penampilan di patung - patung itu? Bukankah semuanya sama dengan penampilanmu?"

Orang itu berkata dan menghela napas lagi dan berkata ringan, namum sekarang nampak sedikit kegilaan muncul di atas wajahnya.

"Kamu bukan hanya clone-ku. Mereka semua adalah clone milikku yang sudah mati dan mereka sudah menjalankan tugasnya untuk menghiburku. Tapi tetap saja sih, semuanya membosankan."

Pikiran Fath terkejut lagi. Meskipun secara nalar dia ingin menolak jawaban ini, ada nalar lain yang mengatakan kepadanya bahwa jawabanya benar.

"Lalu siapa anda sebenarnya?"

Fath menatap orang itu dan menanyainnya.

"Apa kau tidak tahu jawabannya?"

Orang di atas singgasana berbicara dengan malas, "Sama seperti cerita - cerita fiksional yang banyak kau baca. Alam dimensi bawah, dimensi menengah, dimensi tinggi dan yang paling super ialah Origin, atau dimensi nol. Yang mana aku adalah Pencipta."

Fath tercengang pada saat yang sama orang itu selesai berkata, dia tidak pernah menyangka akan mendengar jawaban ini.

Fath tediam untuk beberapa saat, dia masih tidak bisa menerima kenyataan bahwa dia adalah tiruan dari orang di depannya, yang mengatakan bahwa dia adalah pencipta semua ini.

"Pikiranmu membosankan."

Sang Pencipta menghela nafas panjang, dan dia berkata lagi, "Segala sesuatu di dunia ini lahir dari tanganku. Bisa dikatakan bahwa semuanya diciptakan olehku. Kenapa kau tidak bisa menerimanya?"

Setelah beberapa saat, Fath perlahan bertanya, "Kenapa...,"

"Jangan berbicara lagi, aku tahu apa yang ingin kau sampaikan. Dan boleh aku bilang, kau itu beruntung. Ya, beruntung sekali kau menemukan tempat ini walau di ajalmu. Sekarang aku merasa bosan dan kau adalah orang yang telah memenangkan permainan yang aku buat," sela Sang Pencipta.

"Kenapa aku?" Fath bertanya kembali, sedikit menebak apa yang akan terjadi.

"Menjadi pencipta sebenarnya adalah permainan yang sangat membosankan dan menurutku itu adalah hal yang kejam. Pada dasarnya hidupku tidak ada habisnya. Hari demi hari membosankan berarti lebih banyak waktu untuk berpikir hal - hal cliche yang membosankan. Setelah mencapai titik tertentu, kau akan mulai meragukan segalanya, nilai keberadaan dan kebutuhan untuk bertahan hidup. Jika kau bosan terlalu lama, maka bunuh diri adalah jawaban yang sering kau dapatkan ketika berpikir," ketika Sang Pencipta berbicara, nadanya terdengar tenang.

Namun Fath memiliki perasaan yang sangat aneh, bukan karena ia tidak pernah memikirkan keberadaan Sang Pencipta. Tetapi karena Sang Pencipta itu ingin bunuh diri!

"Tapi aku tidak bisa mati karena aku terlalu kuat."

Ketika Sang Pencipta mengatakan ini, bahkan Fath hanya bisa berusaha mempertahankan wajah datarnya. Padahal di dalam hatinya ada perasaan ingin menonjok wajah Sang Pencipta yang sekarang terlihat sedih.

Sang Pencipta melanjutkan cerita sedihnya, "Bahkan jika aku menghancurkan tubuh ini dan membuang semua kekuatan dalam tubuh ini, aku tetap tidak bisa mati. Bahkan aku pun tidak dapat menghancurkan diriku sendiri, bukankah ini aneh? Seorang pencipta seharusnya seorang penghancur juga."

Sang Pencipta berkata seakan - akan percobaan bunuh dirinya adalah hal yang wajar dan patut dihargai.

"Setelah aku tidak bisa mati apa pun yang terjadi, aku menyerah pada permainan membosankan ini, jadi aku memulai permainan baru. Aku membuat clone dengan setiap jenis ras yang tidak dapat kau sebutkan jumlahnya dan aku taruh di setiap dimensi untuk melalui rasa bosan dengan menonton kehidupan mereka, yang terkadang aku juga ikut aktif memberi 'bumbu' ke dalam hidup mereka," Sang Pencipta berkata dengan semangat namun dia berhenti dan menghela napas dan berkata dengan nada yang muram.

"Tapi dengan cepat juga aku merasa bosan kembali, karena apa pun identitas clone yang ada mereka pada dasarnya sama - sama makhluk hidup yang membosankan. Hei, dan asal kau tahu saja, aku sudah mengamati makhluk hidup dari awal aku hidup. Lalu seiring berjalannya permaninan ini aku sadar kalau telah menonton dan menyutradarai film yang berbeda tapi dengan plot cerita yang sama."

Ketika Sang Pencipta mengatakan ini, wajahnya penuh rasa kecewa. Namun dengan cepat kembali menjadi normal kembali.

"Lupakan, mari kita bicarakan inti dari semua pertemuan konyol ini."

Setelah mendengar cerita Sang Pencipta yang serasa tidak ada habisnya, Fath sudah percaya pada saat ini, fakta bahwa dia adalah clone Sang Pencipta.

Perasaan ini berasal dari dalam jiwanya dan tidak itu bisa dibantah lagi.

Fath terdiam dan butuh waktu lama untuk mencerna semua informasi yang dituangkan kepadanya, lalu dia berkata secara berhati - hati "Jadi apa tujuanmu? Apakah aku akan menjadi patung seperti mereka karena aku sudah mati?"

Sang Pencipta menghela nafas pelan dan berkata dengan nada kesal, "Duh lagi - lagi kau memiliki tebakan yang salah, apakah aku harus menjelaskan sedetail mungkin? Jika aku memang ingin menjadikan tubuhmu menjadi patung, kanapa aku harus banyak bicara seperti tadi. Mengapa membuang-buang waktu ini untuk membiarkan kau masuk ke ruangan ini."

Dia berhenti sebentar dan berkata.

"Langsung ke intinya karena aku bosan bermain tebak - tebakan dengan orang bodoh seperti kau. Apa yang aku inginkan adalah kamu menjadi wadah yang mewarisi seluruh kekuatan milikku sehingga aku bisa mati."

Nada suara Sang Pencipta sangat aneh, dan kemudian menatap Fath dengan matanya yang memancarkan kegilaan.

Fath terkejut bukan main, dan dirinya sekarang agak takut.

Sang Pencipta memandang Fath seperti melihat makanan lezat, ekspresi gila yang terlukis di wajahnya tidak bisa membantu Fath untuk kembali tenang. "Kau tahu, kau adalah clone pertama yang berhasil menemuiku. Kau menang dalam permainanku, walaupun kau sudah mati tapi tidak dengan jiwamu, jadi akan aku anggap kau sudah memenuhi syarat yang aku berikan."

Lalu Sang Pencipta tertawa dengan gila, "Ya, karena kau adalah orang pertama yang maka kau lah yang harus mendapatkan hadiah super!"

Fath yang sudah tidak tahu berkata apa hanya bisa mengganguk pasrah, takut utnuk berkata salah dan membuat Sang Pencipta yang sedang gila ini mengamuk.

Sang Pencipta tertawa dan meloncat ke depan Fath, "Sekarang terimalah kekuatan terkutuk ini!."

Tiba - tiba Fath merasa bahwa dirinya terisi oleh kekuatan yang tidak terkira. Dirinya yang tadinya hanya manusia biasa sekarang terasa seperti superhero yang bisa meninju meteor sampai hancur dan kekuatan terus bertambah. Hingga,"Oh Shit! Sang Pencipta tolong aku! Aku merasa ingin meledak!"

"HAHAHAHAHAHA. YA. AKU BISA MERASAKANNYA! KEKUATANKU MENGHILANG DAN AKU AKAN MATI!" Sang Pencipta tidak peduli dengan Fath yang sekarang menggeliat di lantai seperti cacing kepanasan dan hanya tertawa dengan gila.

Lalu.

BOOOM!!!!!!!!!!!

Suara ledakan terjadi, jantung kecil Fath terasa melompat dari dadanya dan pikirannya kosong.

"Mampus aku!"

Setelah beberapa lama, merasakan bahwa tubuhnya baik - baik saja Fath mencoba membuka matanya dan melihat ruang singgasana tempatnya berada tadi masihlah sama. Namun Sang Pencipta sudah menghilang.

Bangkit dari tempatnya terjatuh Fath mencoba melirik kesana - kemari untuk emncari Pencipta gila tersebut. Setalah dirasanya aman dan memang benar Sang Pencipta gila itu sudah tiada, Fath mengambil napas lega dan bergumam, "Gila, adakah Pencipta seperti itu? Sungguh tidak sopan."

"Siapa yang tidak sopan?"

Lalu terdengar suara Sang Pencipta dari belakang tubuhnya yang tentunya membuat Fath kaget dan melonjak dari tempatnya. Dan ketika dirinya berbalik apa yang dilihatnya adalah Sang Pencipta yang sedang tersenyum, namun tubuhnya sekarang perlahan berubah menjadi partikel - partikel kecil dan mulai memudar.

"Oke orang bodoh sudah cukup bercandanya, semoga kau bisa dengan cepat menggunakan kekueatan bodoh itu. Selamat tinggal dan jangan rindukan aku."

Sang Pencipta tersenyum dan melambaikan tangannya, perlahan dia pun menghilang dari dunia ini bersama dengan Istana megah yang dimilikinya.

Sekarang Fath berdiri di tengah kehampaan seorang diri.

Saat Sang Pencipta menghilang, Fath merasakan kekosongan di dalam jiwanya. Di hatinya dia merasa, walaupun pertemuannya dengan Sang Pencipta sangat singkat dan penuh keanehan, setidaknya Fath sudah menganggap Sang Pencipta sebagai teman. Tapi hidup harus berlanjut, apalagi ketika dirinya mendapatkan kekuatan super duper mantap ini, iya kan?

Mengambil napas dalam Fath bergumam, "Bagaimana caranya aku menggunakan kekuatan ini?"

avataravatar
Next chapter