6 who am i?

"sebuah nama yang merubah segalanya"

.

.

.

.

.

.

"siapa aku?"

Author pov on

Seorang gadis tengah berbaring di bawah sinar matahari yang terik dengan rerumputan sebagai alasnya. Wajah cantik itu tertutup oleh beberapa helai rambut indahnya, tapi sayangnya keberadaannya seperti tidak terlihat oleh sekitar. Saat itu BTS SCHOOL sedang waktunya istirahat tapi semua siswa seakan tidak mengetahui jika ada seorang gadis yang berbaring di rerumputan itu. Mungkin karna tempat itu berada di pojok taman sehingga tidak terlalu mengundang perhatian.

Perlahan mata indah milik sang gadis mulai terbuka, terkadang ia mengerjapkan matanya berkali-kali untuk menyesuaikan cahaya sekitar. Lalu kemudian ia pun membelalakkan matanya, ia seperti orang yang kebingungan dengan sekitarnya.

"kenapa aku bisa ada disini?" gumamnya kebingungan.

Gadis dengan nama lengkap jung eunbi itu kini tengah kebingungan dengan apa yang terjadi.

Flashback

Setelah melihat kejadian yang mengerikan itu eunbi pun pingsan karna pusing yang kini menjalar dikepalanya. Lelaki dengan hoodie itu tertawa puas melihat korbannya yang sudah tidak bernyawa, namun ia kembali menampilkan smirk yang menyeramkan.

"sepertinya ada kelinci lain di balik pintu itu" katanya dengan smirk yang menyeramkan

Bercak darah itu masih menempel pada hoodie hitamnya, dilengkapi dengan smirk yang tercetak sukses membuat kesan menyeramkan melekat padanya. Dia terus berjalan ke arah pintu yang sedikit terbuka sembari menyeret pedang dengan darah segar yang mengalir.

Smirk itu semakin tampak diwajah seramnya, namun saat dia akan membuka pintu sebuah cahaya berwarna biru terang menghalanginya. Dan menyebabkan lelaki itu sedikit terpental menjauh dan pintu tersebut terbuka lebar hingga menampilkan seorang gadis yang tergeletak disana.

"jangan sentuh dia" kata sebuah suara dari cahaya biru itu.

"akh! Kekuatanmu tidak pernah berubah sama sekali ya hihi....rasanya menyakitkan tapi aku suka itu hahaha" kata lelaki hoodie itu dengan sedikit jeritan kesakitan dan tawa menyeramkannya.

Cahaya biru terang itu tiba-tiba berubah menjadi seorang lelaki berparas tampan dengan kulit putihnya yang bersih. Tatapan tajamnya menambah kadar ketampanannya, pakaiannya sangat mewah tetapi terkesan sedikit kuno dengan warna biru yang mendominasi setiap helai sutra yang membalut tubuhnya dan rambutnya berwarna hitam segelap malam.

"berhentilah ravel! Berhenti merusak karya penulis!" kata lelaki berparas tampan pada lelaki yang memakai hoodie itu.

"hahaha kau tetap sama regis terlalu baik pada sesama" kata lelaki dengan nama ravel itu masih tertawa.

"hentikan ini semua! Kau membunuh orang hanya untuk kesenanganmu ravel bukan semata-mata untuk penulis" kata lelaki dengan nama regis itu sembari menatap tajam ravel.

"ternyata masih sama seperti dulu ya...hanya kau yang tau diriku regis... hanya kau...Jika saja kau tidak mengambil falisa dariku mungkin saja pertemanan kita bisa---" kata ravel dengan memotong beberapa kata yang akan terucap

"hahaha tidak.... Tidak.... Itu tidak mungkin... karna aku dan kau hanya bisa menjadi musuh! bukankah begitu regis?!" kata ravel dengan nada meninggi dan mata memerah.

"kumohon berhentilah ravel.... kembalilah seperti dulu....kita bisa---" kata regis yang terpotong

"dulu? ck! mudahnya kau berkata seperti itu..... dimana kau setelah mengambil falisa dariku? Kau tidak melihat matanya yang memancarkan kesedihan....dan tanpa belas kasihan kau tetap mengambilnya dariku...kau egois regis....kau egois!" kata ravel dengan nada suara meninggi dan mata memerah.

"aku begitu menderita...aku sangat tersiksa rasanya seperti mati ...akulah yang menanggung semua perbuatanmu regis...akulah yang menanggungnya...bukankah aku terlalu baik regis?"kata ravel dengan mata sayunya menatap ke arah regis. Lalu detik berikutnya ravel kembali tertawa.

"tidak hahaha tidak....aku bukannya terlalu baik...aku hanya terlalu bodoh untuk menyadarinya...hahaha benar aku memang terlalu bodoh!" kata regis dengan tajam

"kau tau? Aku selalu berharap bahwa semua ini hanyalah mimpi tapi kenyataan tersebut seakan menamparku...Dimana kau saat aku sangat membutuhkanmu regis?! Katakan dimana kau?!" lanjut ravel memundurkan langkahnya sedikit dengan mata memerah. pertanyaan dari ravel membuat regis bungkam.

"kau tidak bisa menjawabnya huh? dasar brengsek!"teriak ravel dengan mata memerah

"maafkan aku" kata regis pelan yang sempat didengar ravel.

"ck! baru sekarang kau mengucapkannya? maaf saja cerita itu sudah berakhir!" teriak ravel yang sudah siap menghunuskan pedangnya pada regis.

Ravel menghunuskan pedang ke arah perut regis tapi sayangnya regis mengetahui serangan ravel sehingga ia bisa menghindar dari serangan mematikan milik ravel. Ravel terus menyerang regis dengan pedangnya dan tidak memberikan regis kesempatan untuk membalas serangannya. tapi saat ravel mulai kelelahan itu dimanfaatkan oleh regis untuk mengeluarkan kekuatannya.

"lumière étincelante" kata regis mengucapkan sebuah mantra dan seketika pedang berwarna ungu dengan cahaya putih yang mengelilingi terbit digenggamannya

Regis pun membalas serangan dari ravel tetapi ia tidak berniat untuk melukainya, ia hanya ingin ravel sadar akan perbuatannya dan menyesalinya. mereka terus menghunuskan pedang dengan niat yang berbeda, saling menyerang dengan ganasnya menyebabkan suara benturan besi yang sangat keras. kekuatan mereka sama kuatnya sehingga membuat mereka tumbang secara bersamaan.

"hentikan....kumohon hentikan" kata regis dengan nafas yang memburu

"cukup melelahkan hosh hosh....tapi sangat menyenangkan hahaha" kata ravel dengan tawa jahatnya masih dengan nafas yang tersengal-sengal

keadaan regis buruk sekali dengan keringat yang terus mengalir dari pelipisnya dan tangan yang gemetaran untuk memegang pedangnya bahkan untuk berdiri pun ia harus bersusah payah. Berbeda dengan keadaan ravel yang hanya mengeluarkan sedikit keringat dan masih bisa untuk berdiri dengan tegak.

"ck! kekuatanmu itu kuat seperti dulu dan tidak berubah.... tapi sayangnya juga tidak berkembang....menyedihkan" kata ravel dengan nada menghina dan siap untuk menghunuskan pedangnya kembali.

'jika aku melanjutkan pertarungan ini...maka gadis ini akan tewas dan aku pun bisa celaka' batin regis berkata.

'sebaiknya aku harus cepat pergi dari sini sebelum dia kembali menyerangku' batin regis yang bersiap pergi dari tempat itu

"trou d'étoile"kata regis mengucapkan mantra sembari memeluk eunbi yang tengah memejamkan mata.

seketika cahaya berwarna biru menarik mereka berdua dan membawa mereka pergi dari jangkauan ravel, ravel yang melihat itu pun merasa kesal dengan perbuatan regis.

"sial! kau pikir bisa lari dariku huh?!" kata ravel dengan mata yang mulai memerah

"trou sombre" kata ravel yang mengucapkan mantra itu dan seketika cahaya berwarna hitam muncul dan menariknya meninggalkan tempat itu.

Di Taman Belakang Sekolah

"untuk sekarang kau akan aman disini...karna sebentar lagi adegan panggung akan dimulai" kata regis dengan sebuah senyuman sembari menidurkan gadis itu di rerumputan yang hijau.

separuh kesadaran kini melekat pada diri eunbi membuatnya sedikit menyadari sekitar dan mendengar perkataan dari regis. Regis yang tau bahwa gadis itu akan segera sadar ia pun mengucapkan kata-kata perpisahan dan pergi dari sana.

"jika kau bertemu dengan seekor kupu-kupu berwarna biru maka ikutilah dia dan kau akan menemukan jawabannya, jaga diri!" kata regis yang semakin lama menjauh dari eunbi menyebabkan suaranya semakin mengecil dan perlahan menghilang. Setelah itu regis pun menghilang bersamaan dengan para siswa yang berdatangan.

Flashback off

"sepertinya aku mendengar suara seseorang sebelum aku bangun tadi tapi suara siapa ya?" tanya eunbi kebingungan lalu tiba-tiba ia merasakan sakit pada bagian kepalanya.

"aish...sakit sekali" kata eunbi memegang kepalanya yang berdenyut nyeri, ia pun melihat sekitar yang penuh dengan para murid seketika senyuman tercetak di wajahnya.

'mungkin aku bisa bertanya pada mereka tentang apa yang terjadi disini' batinnya bersorak gembira

'tapi jika aku di kira gila dan aneh bagaimana?' batinnya seketika meredup menjadi muram

'ah! aku bingung' batinnya bingung dengan keadaan

eunbi mengacak ngacak rambutnya pusing memikirkan semua masalah yang menimpanya dan kembali tidur di rerumputan itu. lalu tak lama kemudian datanglah seorang laki-laki dengan masker dan hoodie hitam yang melekat ditubuhnya berjalan ke arah eunbi, eunbi pun langsung mendudukkan tubuhnya dan beringsut mundur ketakutan--- oh! sepertinya ia sedikit trauma dengan laki-laki yang mengenakan hoodie.

Saat laki-laki itu semakin mendekat ia pun kembali memutar kejadiannya yang terbunuh dan pembunuhan nayeon karna lelaki dengan hoodie hitam itu,eunbi pun semakin beringsut mundur sampai dia menabrak pohon dibelakangnya. eunbi membeku di tempat menunggu sang lelaki yang datang mendekatinya. Lelaki itu tersenyum dibalik maskernya saat melihat eunbi yang meringkuk ketakutan,ia berpikir bahwa eunbi itu menggemaskan.

kini lelaki itu semakin mendekat ke arah eunbi dan saat didepan eunbi ia pun membuka hoodie yang menutupi wajahnya, tampaklah rambut coklat keemasan yang ia miliki. Begitu indah dan bersinar mungkin saat di tempat umum ia bisa mengundang perhatian banyak orang.

'apakah benar dia orang jahat? tapi dari penampilannya tidak menunjukkan ada niatan jahat....ah! jangan percaya jung eunbi! mungkin saja ia berpura-pura' batin eunbi bimbang

Saat lelaki itu ingin membuka masker yang melekat di wajahnya ia sempat tersenyum menatap eunbi yang masih meringkuk ketakutan. lalu dengan perlahan lelaki itu membuka maskernya masih mempertahankan senyuman di bibirnya.

"tampan" gumam eunbi tanpa sadar saat melihat laki-laki itu tersenyum. lelaki itu sangat tampan sampai membuat eunbi terus memandanginya dan melupakan pertahanan dirinya.

"apa kau akan terus memandangiku seperti itu?" kata lelaki itu yang sudah mendudukkan dirinya disamping eunbi. Eunbi pun tersadar jika dia memandangi lelaki itu langsung mengalihkan pandangannya ke arah lain.

"aku tidak memandangimu...aku hanya termenung dan pikiranku kosong, yah kebetulan saja pandanganku itu jatuh kepadamu" kata eunbi cepat, saat mengetahui bahwa ia mengatakan kata-kata yang aneh ia menjadi malu sendiri. Pipinya kini sudah menjadi merah seperti tomat.

'apa yang kau katakan jung eunbi?' batin eunbi yang menahan malu

"hahaha....imutnya" tawa laki-laki itu pun pecah saat melihat muka memerah eunbi dan karna tawa dari lelaki itu semakin membuat warna merah dipipi eunbi pun bertambah.

"kamu siapa?" tanya eunbi berusaha mengalihkan rasa malunya.

"hm? kamu tidak tau aku?" kata lelaki itu melihat ke arah eunbi dengan wajah bingungnya sedangkan eunbi menggelengkan kepala dengan imutnya yang membuat lelaki itu tersenyum ke arahnya.

'sepertinya ia murid baru disini' batin jungkook menerka-nerka

"aku jeon jungkook, aku juga murid disini" kata laki-laki dengan nama jungkook sembari tersenyum ke arah eunbi.

"kamu? siapa namamu?" tanya jungkook masih dengan senyumnya, eunbi teringat akan kejadian bersama yerin tadi dia takut jika jungkook menganggapnya aneh.

"ah! nama..... apakah itu penting?" tanya eunbi dengan tatapan polosnya dan itu membuat jungkook mengernyit heran akan pertanyaan eunbi dan gemas akan tatapan eunbi. Eunbi yang menyadari tatapan aneh jungkook langsung salah tingkah.

'apa aku mencobanya kembali saja yah? mungkin saja bisa' batin eunbi yang bimbang

'tapi....bagaimana jika jungkook mengira aku adalah gadis yang aneh? jika itu tidak berhasil' batin eunbi berpikir

'hm...jika aku diam saja atau mengalihkan pembicaraan maka dia akan berpikir jika aku adalah gadis yang angkuh' batin eunbi masih bimbang

'ah! tidak tau! coba sajalah lagipula aku harus mengenalkan identitasku ke orang lain kan nantinya' batin eunbi yang sedikit frustasi memikirkan semua itu.

"hei...permisi....hei..gadis manis" panggil jungkook saat menyadari gadis itu melamun.

"ah iya? kenapa?" tanya eunbi tersadar dari lamunannya.

"ada apa? aku hanya bertanya namamu tapi kenapa kamu berpikir? tenang saja aku tidak akan berbuat jahat gadis manis.....aku hanya ingin tau namamu" jawab jungkook dengan senyuman

"ah maaf" kata eunbi pada jungkook dan jungkook tetap tersenyum ke arah eunbi

"namaku---"kata eunbi yang tiba-tiba berhenti membuat jungkook bingung.

'aish! Lagi-lagi aku tidak bisa mengucapkannya...menyebalkan sekali....apa aku akan hidup disini tanpa nama? yang benar saja!' batin eunbi sedikit kesal

"kenapa berhenti?" tanya jungkook pada eunbi yang terlihat kesal. (kenapa berhenti?)

"aku juga tidak tau!" kata eunbi tanpa sadar meluapkan rasa kesalnya pada jungkook. Bukannya marah pada eunbi jungkook semakin bingung dengan eunbi.

"apa kau tidak punya nama?" tanya jungkook dengan polosnya, wajah nya sangatlah imut saat melihat ke arah eunbi membuat eunbi menjadi memandangnya.

Tanpa sadar eunbi menggelengkan kepalanya saat melihat wajah polos jungkook yang menanyakan pertanyaan itu pada eunbi. Eunbi pun yang sadar langsung membelalakan matanya.

"apa?" tanya eunbi tanpa sadar pada jungkook sedangkan jungkook sudah tersenyum saat melihat wajah imut eunbi.

"jadi kau tidak punya nama?" tanya jungkook lagi pada eunbi tentunya dengan senyuman sedangkan eunbi kembali menggelengkan kepalanya.

"apa?" kata eunbi mengulang pertanyaan yang sama dan itu membuat jungkook tertawa melihat imutnya eunbi dalam merespon pertanyaan nya.

'astaga, apa yang terjadi? aku sungguh tidak ingin menggelengkan kepalaku tapi kenapa tubuhku bergerak sendiri?' batin eunbi kesal sendiri.

"benarkah kau tidak mempunyai nama?" tanya jungkook lagi dengan sedikit keseriusan yang terpatri di wajahnya dan eunbi kembali menggelengkan kepalanya

"iya.. aku tidak mempunyai nama" kata eunbi dengan wajah memelas sembari menundukkan kepalanya.

'tidak bukan aku yang mengatakan itu' batin eunbi yang berteriak kebingungan

"benarkah? aku kira kau hanya bercanda tadi" kata jungkook sedikit menahan senyumnya dan berpura-pura serius karna jungkook pikir ini masih seperti lelucon.

"aku tidak tau namaku dan asal usul ku...kepalaku sangat pusing jika mengingatnya hiks...hiks"kata eunbi yang tiba-tiba menangis dihadapan jungkook sedangkan jungkook langsung kebingungan dan sedikit panik.

'huh? apa yang kulakukan? kenapa air mata ini keluar dengan sendirinya? ada apa denganku? tubuhku tidak bisa ku kendalikan!' batin eunbi yang masih bingung dengan kejadian saat ini.

'sepertinya dia hilang ingatan...tapi bukankah dia terlihat aneh?' batin jungkook bingung dengan eunbi

"hei, jangan menangis. Tidak apa-apa" kata jungkook pada eunbi yang berusaha menenangkannya sedangkan eunbi yang tanpa sadar langsung memeluk jungkook dan menangis di pelukan jungkook. jungkook awalnya sangat terkejut dengan perbuatan eunbi tapi selanjutnya ia pun membalas pelukan eunbi sembari mengusap rambut indah milik eunbi.

'hah? apa yang kau lakukan jung eunbi? kau memeluknya!...tidak....bukan aku yang melakukan ini...lalu siapakah pelaku nya jika bukan aku? tubuhku seperti dikendalikan ' batin eunbi masih pada kebingungannya

"tolong berikanlah aku sebuah nama" pinta eunbi pada jungkook dengan nada memelas sedangkan jungkook hanya menampilkan senyum canggungnya.

'apa?! hal gila apa lagi yang barusan aku katakan?' batin eunbi yang mulai merasa jengah dengan keadaan aneh ini.

"haruskah?" tanya jungkook dengan nada yang canggung sembari menggaruk tengkuk nya yang tidak gatal sedangkan eunbi sudah mengganggukkan kepalanya.

'kumohon jungkook jangan mengatakan iya.....kumohon!' batin eunbi berharap agar jungkook tidak menuruti kemauan gilanya itu.

"kumohon jungkook bantulah aku" kata eunbi menatap lekat ke arah jungkook dan itu membuat mata jungkook terpatri pada mata eunbi.

deg...

'kenapa tiba-tiba hatiku menghangat saat melihatnya? dan jantungku berdetak sangat cepat.... ini aneh sekali' batin jungkook merasa aneh dengan dirinya

'mata itu....mata gadis itu sangatlah indah... begitu teduh dan menyejukkan....apa ini? apa sekarang ini aku sedang----jatuh cinta?' lanjut batin jungkook masih dengan debaran

'kumohon jangan termakan dengan wajah melasku...jebal...namaku hanyalah jung eunbi cukup jung eunbi saja tidak boleh ada yang lain!' batin eunbi memohon agar jungkook tidak menurutinya.

"baiklah aku akan memberikanmu nama" batin jungkook tersenyum ke arah eunbi yang sudah berbinar.

'ah TIDAKKK!!! kenapa kau menuruti hal gila itu?!' batin eunbi kesal karna harapannya tidak terwujud

"benarkah? nama apa yang akan kau berikan?" tanya eunbi dengan mata berbinar menatap ke arah jungkook

'ah aku pasrah....aku menyerah' batin eunbi yang lesu

"sejak dulu aku sangat menyukai galaksi...bagiku galaksi adalah yang terindah....galaksi selalu membuatku berdebar saat melihatnya....membuat suasana hatiku membaik....dan bagiku galaksi adalah duniaku" kata jungkook tersenyum menatap langit yang cerah

'curhat? ck!' batin eunbi masih kesal dengan jungkook.

"lalu apa hubungannya denganku?" kata eunbi spontan masih dengan wajah polosnya

'benar...apa hubungannya denganku' batin eunbi menyahuti perkatanya sendiri

"kau indah seperti galaksi itu, sayang" kata jungkook dengan senyuman sembari mengusap kepala eunbi lembut sedangkan eunbi diam sembari menatap mata jungkook

'ah! sepertinya kau mulai gila jungkook' batin jungkook yang sedikit berteriak

deg...

'hadeuh....jantungku tolong jangan berdebar ya? ...fokus...ayo fokus' batin eunbi yang salah tingkah

"kaulah keindahan dari galaksi itu, sayang" kata jungkook sembari menatap intens mata eunbi, sesaat usapan itu berhenti dan mereka saling memandang.

'sepertinya aku benar-benar sudah gila' batin jungkook bersemu

'apa-apaan ini?!' batin eunbi yang berteriak tak karuan

mereka saling menatap mata satu sama lain, pandangan mereka semakin lekat saat memandang mata masing-masing. Jungkook sedikit memangkas jarak antar ia dan eunbi tak hanya itu ia pun sedikit mendorong kepala eunbi untuk lebih mendekat ke arahnya. Mereka semakin dekat jarak diantara mereka sangatlah tipis bahkan mereka bisa merasakan hembusan nafas masing-masing yang menerpa wajah mereka.

"mulai sekarang namamu adalah JEON EUNHA" bisik jungkook tepat didepan eunbi tapi setelah jungkook mengatakannya ia tidak segera menjauhkan wajahnya dari eunbi dan semakin mendekat hingga hidung mereka bertemu.

'hanya kau jeon eunha yang bisa membuatku menjadi seperti ini....hanya kau' batin jungkook tetap menatap intens eunbi

"mulai sekarang gunakanlah nama itu, sayang" lanjut jungkook masih dengan nada berbisik. ia pun memiringkan sedikit wajahnya untuk meraih sesuatu yang ia inginkan

chup!

jungkook mencium eunbi tepat dipipi wanita itu, jungkook sangatlah gemas dengan pipi gadis itu yang sangat berisi membuat jung eunbi menjadi sangat imut. Cukup lama jungkook mencium pipi eunbi membuat eunbi tidak bisa menahan semburat kemerahan yang terbit di wajahnya. Jungkook yang merasa cukup puas akhirnya menjauhkan wajahnya dari eunbi tampaklah raut kemerahan di wajah eunbi dan itu membuat jungkook tersenyum melihatnya.

"lucunya" kata jungkook sembari tersenyum dan itu menyebabkan semburat merah

pada wajah eunbi pun bertambah, pandangan jungkook teralih pada bibir cherry eunbi. Jungkook sangat menginginkan bibir itu ia sangat ingin menyesapnya merasakan betapa manisnya bibir gadis itu, tapi semuanya harus tertahankan karna ini adalah pertemuan mereka yang pertama dan tidak mungkin jika jungkook melakukannya, itu sama saja mencoret nama baiknya didepan gadis manis ini.

'tenanglah jungkook...siapkan first kiss mu dan dia pada moment berikutnya' batin jungkook sembari memandang bibir cherry milik eunbi

"jungkook terima kasih" kata eunbi masih dengan semburat merah di pipinya

"kau tidak perlu mengucapkan itu sayang..." kata jungkook dengan senyuman

"jangan berbicara terlalu formal padaku...membuatku tidak nyaman" lanjut jungkook masih tersenyum.

"ah baiklah...aku...mengerti" kata eunbi masih dengan pipi bersemu

"hm...eunha...jika aku tidak bertemu denganmu---" kata jungkook yang tiba-tiba berhenti

srek!

Eunbi pun menyadari jika jungkook sudah menghilang dari pandangannya ia megetahui itu saat mendengar ucapan jungkook yang terpotong.

"huh...kejadian yang sama terulang lagi" kata eunbi sembari tertunduk lesu.

"apa? aku sudah kembali! aku bisa mengendalikan tubuhku yeay! akhirnya!" kata eunbi bersorak gembira. Saat sedang bersorak bahagia eunbi kembali dikejutkan dengan suara seseorang.

"akhirnya aku bisa menemukanmu jung eunbi..... atau haruskah kupanggil dengan jeon eunha?" katanya sembari menekankan kata terakhirnya

"kamu...siapa?"

avataravatar
Next chapter