154 Mata Ganti Mata 2

Api yang membakar ibu kota telah padam menyisakan puing-puing dan reruntuhan bangunan, satu orang Orc berjalan menuntun kudanya dan satu orang wanita yang gaunnya dipenuhi darah menyeret satu wanita lain dengan tangannya.

Langkah mereka tidak cepat, tidak juga lambat. Beberapa kali Orc yang memimpin jalan itu menoleh ke belakang dengan khawatir, takut Tiersa akan pingsan karena kelelahan, tapi melihat wajah Tiersa yang datar dan dingin, ia mengurungkan niatnya untuk bertanya keadaan sang Putri dan terus berjalan.

Carlos berulang kali mengingatkan dirinya sendiri, bahwa Tiersa bukan lagi manusia.

Semakin mereka masuk ke ibu kota, Carlos semakin penasaran apa yang akan dilakukan Tiersa pada Thomas, luka tusuk di bahunya memang tidak parah, tapi cukup dalam dan setiap kali ia menggerakkan tangannya, rasa nyeri yang amat sangat muncul.

Suara derak puing-puing reruntuhan yang terinjak terdengar sangat tidak nyaman di telinga, sang Putri seakan sengaja membuat tubuh Valerie terluka.

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com

avataravatar
Next chapter