webnovel

Chapter 1 : Aku yang Menyukainya

Aku menatap kembali ponselku yang sedari tadi bergetar menandakan ada pesan masuk, namun aku meletakannya kembali karena pesan itu bukan dari seseorang yang aku tunggu melainkan pesan dari operator seluler yang rajin mengingatkanku akan ini dan itu, Tidak seperti seseorang yang kuharapkan yang tidak pernah mengingatku.

"Huft" aku menghela nafas untuk kesekian kalinya pagi ini sembari menatap ponsel menanti pesan balasan dari dirgaku, ya dirgaku yang kuakui secara sepihak.

"Kenapa lea dari tadi menghela nafas terus? Ada apa lagi dengan dirga?" Aku menatap teman seperjuanganku semasa kuliah dulu yang bernama azalea dirgantara, yang kerap kupanggil zea.

"Dia belum membalas chat ku." Keluhku sembari menghela nafas untuk yang kesekian kalinya

"Meyerah saja! kalau memang dia tidak ada rasa padamu jangan dikejar terus, hatimu tidak lelah?" Ucap zea sembari menatapku dengan raut lelah karena selalu mendengar kisah cinta sepihakku.

Ya kisah cinta sepihak yang selalu akan seperti itu. Cinta yang hanya ku rasakan padanya yang telah berubah menjadi obsesi, obsesi untuk menjadikannya milikku.

"Tidak, sebelum dia sah menjadi milik orang lain aku tidak akan lelah." Ucapku tegas yang hanya dibalas dengusan oleh zea.

"Yaudah dari pada mikirin yang gak jelas mending kita jalan mencari tempat buat makan, filmnya udah abis tuh!" Zea menarikku berdiri dari dudukku dan mengajakku berjalan keluar dari ruang bioskop. Ya sedari tadi kami sedang menonton film untuk menghilangkan penat setelah bekerja seharian.

Sembari berjalan mencari tempat yang cocok untuk makan, tatapanku terpaku pada satu titik yang sangat jauh dari tempatku berdiri saat ini. Dia adalah dirgaku yang berada ditengah keramaian yang dapat ku kenali walau dari jarak sejauh ini. Tapi bukan dirga yang membuatku diam terpaku, tapi seorang gadis yang digadang-gadang sebagai teman wanita spesialnya, Vanila.

Vanila adalah sosok wanita sempurna dimataku, dia dewasa, elegant, mandiri, pintar dan memiliki bonus wajah cantik yang membuat iri kaum wanita. Dia adalah sosok wanita sempurna dalam imajinasiku, dia adalah wanita yang membuatku merasa rendah diri untuk bersaing dengannya.

Aku kembali menatap mereka dengan lekat. Mereka memang pasangan sempurna, karena segala kesempurnaan melekat pada diri mereka. Rasanya begitu menyakitkan saat melihat dirga yang selalu tersenyum saat menatapnya,lembut dan penuh kasih.

Aku kembali pada kewarasanku saat merasakan tarikan keras ditanganku, yang membuatku menatap pelakunya siapa lagi kalau bukan zea yang telah mengoceh sembari menatapku dengan iba.

"Aku tidak apa-apa"

Bohong!

Jelas aku kenapa-kenapa, tapi aku tidak ingin dia menceramahiku sampai besok pagi, yang justru membuatku semakin ingin menangis.

Kutatap lagi tempat tadi dirga dan vanila berjalan, yang saat ini sudah tidak tampak keberadaan mereka.

"Ayo makan disana saja!"

Zea kembali menarikku ke arah food court yang ada di mall ini, padahal tadinya dia ingin makan direstoran langganannya. Karena dia mengerti keadaanku, dia mengajakku makan disini. Sungguh aku beruntung memilikinya.

~Apartement lea~

Aku melangkahkan kakiku memasuki kamar apartementku dengan gontai, ya tentu saja gontai karena aku sedang patah hati. Ingat?

Aku membasuh wajahku dengan air untuk membuat pikiranku lebih jernih sembari menatap diriku dicermin.

"Kau sudah tau tentang mereka, kenapa tetap merasa sedih saat melihat mereka berjalan bersama. Ingat kau bukan siapa-siapa!"

Aku kembali menatap bayanganku dicermin, dengan rambut berantakan, mata memerah dan bibir dihiasi senyum getir.

"Sudah tau dia tidak menyukaimu, kenapa kau tetap menyukainya?"

Ini adalah pertanyaan kesekian kalinya yang ku ajukan pada diriku sendiri setiap melihat dirga dengan wanita itu ~ Yang tidak ingin kusebutkan namanya.

Aku tetap tidak menemukan jawaban dari pertanyaanku walau sebanyak apapun aku bertanya.

Karena hanya ada satu jawaban yang selalu ada dikepalaku.

Karena aku menyukainya.

Aku mencintainya.