1 Prolog

Dunia seakan enggan menyapanya. Langit telah berubah menjadi gelap, namun tidak ada bintang yang memancarkan sinarnya. Dimanapun ia berada, selalu merasa aneh dan terasingkan. Bahkan, ia sudah terbiasa untuk hidup didampingi kesunyian. Menjadi dingin dan memperkuat benteng pertahanan diri adalah pilihan yang tepat bagi hidupnya.

Kondisi tersebut sangat diyakini oleh seorang remaja bernama Aidan Gavrillo Harrison sebagai takdir hidup yang harus dijalaninya. Ia merupakan salah satu pria langka di dunia, dengan kejeniusan yang luar biasa, tubuh yang ideal, dan wajah yang tampan. Sayangnya, ia tidak akan bisa menjadi sama dengan orang lain. Karena ia tahu, sejak insiden yang terjadi ketika ia masih kecil, semua orang akan tetap menganggapnya berbeda, dan hal itu adalah sia-sia.

Bagi negara, Aidan mungkin salah satu asset yang sangat berharga demi kemajuan negaranya. Namun, bagi orang disekitarnya, mereka menganggap Aidan sangat aneh. Bagaimana mungkin, seorang remaja yang masih berumur 15 tahun, sudah mampu mengembangkan berbagai alat penemuan sendiri.

Aidan juga jarang berhenti mengucap kalimat tidak jelas dari mulutnya. Bukan karena mengalami gangguan, namun kinerja otaknya sangat cepat dan tidak bisa dikendalikan. Selain aneh, ia juga ditakuti karena sewaktu Aidan masih kecil, terjadi insiden yang menjadikannya tokoh utama dari peristiwa mengerikan tersebut.

Sejak itu pula, Aidan menjadi pria yang terus membangun tembok untuk menjauhkan dirinya dari orang disekitarnya.

Namun, tetap saja Aidan masih manusia, yang membutuhkan tempat untuk berkeluh kesah, Terkadang, muncul di benaknya, apakah ada orang yang seperti dirinya di dunia ini. Sementara di wilayah lain, seorang gadis belia juga terkadang memikirkan hal yang sama dengannya.

.....

avataravatar
Next chapter