15 REVISI: Sejarah Sekolah Indigo dan Sang Pelopor

Sekolah Indigo dikembangkan menjadi Universitas Hayakamato diberi nama berdasarkan pendirinya. Yakni seorang pria indigo albino bernama Kamato Hitori. Sedangkan pada huruf H bagian depan dari kata Hayaka adalah nama lain dari Hanzo Borehime, pangeran dari dunia siluman.

Alasan besar didirikannya sekolah indigo itu, lantaran dunia manusia sudah begitu padat oleh hantu-hantu yang sering kali menimbulkan masalah. Seperti membunuh manusia dengan motif membalas dendam, merasuki, menghirup aura dan meneror. Yang paling banyak terjadi adalah pembunuhan dengan dirasuki dan kebanyakan dinyatakan sebagai kasus bunuh diri.

Portal gaib yang disegel menyebabkan hantu baru dari dunia manusia tak dapat mengakses dunia siluman. Begitu pula, para hantu mau pun siluman dari dunia siluman.

Kamato Hitori tak mengetahui bahwa dirinya indigo albino (White Indigo) yang memiliki kemampuan besar. Setiap Indigo Albino selalu memiliki keunikan dari pada manusia lainnya. Yakni, rambut yang putih dan mata yang berkilau sebagai pancaran kekuatan yang tersembunyi. Karena ketidaktahuan itu, Kamato mewarnai rambutnya karena tuntutan peraturan sekolah.

Semasa sekolah menengah, Kamato Hitori memberantas hantu-hantu yang meresahkan daerah tempat tinggalnya. Keberhasilannya dalam membawa kembali ketenangan di tempat tinggalnya membuat niat baik Kamato semakin melebar. Dia pun berkeliling ke daerah-daerah kecil hingga kota-kota besar untuk membasmi hantu.

Karena melewati berbagai pertarungan, kekuatan spiritualnya semakin meningkat. Portal gaib pun berhasil diaksesnya. Dunia baru yang ditemukan membuat Kamato semakin berhasrat untuk mencari tahu. Dalam waktu yang cukup lama bahkan sampai dia menikah, Kamato melakukan perjalanan panjang di dunia siluman. Dia terlibat dalam penyelidikan berbagai kasus kejahatan, bahkan mempelajari cara hidup dan tingkatan tertinggi para penguasa di dunia siluman.

Setiap manusia memiliki aura kehidupan yang kuat dan hanya tercium oleh para hantu, siluman dan iblis. Kamato yang menjadi satu-satunya manusia sering kali menjadi subjek buruan. Sehingga dia selalu terlibat dalam pertempuran.

Pada suatu peristiwa besar, tepat saat istri Kamato sedang hamil—dia melawan sesosok Sanzoku yang terkenal di kalangan dunia siluman sebagai bandit ganas. Dan pertarungan itu membuat Kamato Hitori cacat. Satu tangannya dimakan oleh bandit itu, sehingga kekuatannya berkurang. Meski di dunia tampak utuh, roh tangannya telah dibawa Sanzoku.

Walaupun begitu, dia berhasil mengurung Sanzoku di sebuah kertas yang menjadi lukisan antik. Karena selalu menjadi buruan dan berhasil mengalahkan lawannya, namanya menjadi terkenal di segala penjuru selatan Jepang. Oleh karena itu, Kamato Hitori sering mendapat undangan pertarungan dari berbagai jenis hantu dan siluman.

Dia pernah mendapatkan undangan untuk bergabung sebagai Indigo di kastil Tumou milik Fumia. Namun, Kamato menolak lantaran memiliki ambisi tersendiri yang tentunya tak sejalan dengan Fumia.

Tak hanya mendapatkan undangan pertarungan di dunia siluman, ketenaran namanya membuat para hantu di dunia manusia tertarik untuk mengalahkan Kamato.

Masalah itu membuat dia takut, jikalau para hantu berkumpul di sekitar tempat tinggalnya, yang berpotensi besar mengancam kehidupan keluarganya dan jiwa penduduk sekitar.

Dia membayangkan, bagaimana persiapan para hantu untuk menghadapinya. Aura kehidupan para penduduk sekitarlah yang akan disodot guna memperkuat diri. Situasi bertambah buruk ketika terdengar kabar runtuhnya Kastil Tumou. Para siluman dan hantu semakin semena-mena memburu manusia.

Kamato menemukan sebuah nama kuat di antara para siluman yang dapat menjadi jalan keluar atas kekhawatirannya. Maka Kamato Hitori mengembara selama beberapa bulan di dunia siluman untuk mencari Hanzo Borehime, seorang jenderal pada era kekaisaran Meiji. Sebelum menjadi jendral perang, Hanzo siluman berusia 940 tahun yang terikat perjanjian dengan komplotan Shinobi pada abad ke 14, di masa para samurai memegang kekuasaan tertinggi pemerintahan jepang. Dan membantu para petinggi memperluas wilayah kekuasaan. Ketika aktivitas para Shinobi diakhiri, Hanzo terbebas dari perjanjian dan kembali ke dunia siluman.

Ketika bertemu Hanzo, Kamato yang mengerti sifat siluman, tak meminta pertolongan tanpa sebuah hadiah terlebih dahulu. Apa lagi dia, seorang manusia yang boleh dibilang paling enak dari manusia lainnya untuk dimakan. Sebagai penghormatan, dia menantang bertarung siluman elit dari keluarga Borehime itu.

Sebelum bertarung Kamato Hitori cukup pintar memanfaatkan keadaan. Ia yang hanya seorang pria yang cacat meminta keringanan kepada Jenderal Hanzo. Bahwasanya jika pertarungan ini imbang, Hanzo harus bekerja sama dengannya.

Jenderal Hanzo menyanggupi permintaan yang dianggapnya remeh. Ia sendiri meminta jika pertarungan dimenangkan olehnya, Kamato akan menjadi budaknya, bahkan pemuda itu harus rela dimakannya hidup-hidup.

Di sebuah lapangan luas, pertarungan itu disaksikan oleh sebagian besar penduduk Qin. Dengan mengerahkan segenap kemampuan, akhirnya pertarungan berujung imbang. Hari itu juga, Kamato Hitori menuliskan perjanjian dengan darahnya. Mereka membentuk Tim kepolisian hantu yang terdiri dari dua tim pokok yakni Divisi intelijen dan Departemen Psikologi. Kemudian Tim elit yang disebut Divisi Bogyogen.

Tiga organisasi yang dibentuk diperintahkan untuk menangkap para hantu di dunia manusia dan dimasukkan ke dunia siluman. Pada masa-masa itu, Kamato dibuat berpikir keras setelah melihat kekuatan para kepolisian hantu. Dia khawatir bahwa dua senjata dari dunia siluman itu berbalik menusuknya, sebuah rencana besar pun dirancangnya dengan pikiran yang matang.

Selama 6 bulan, Hanzo Borehime menjadi penjaga Kamato Hitori agar tidak diserang oleh para hantu. Karena itu pula, lingkungan perumahannya aman dari gangguan hantu.

Dan selama 6 bulan itu dengan bekerja keras siang malam, Kamato Hitori berhasil mendapatkan uang dari berbagai perusahaan. Untuk mengisi sekolah yang sudah berdiri itu, Kamato Hitori mengundang 10 orang indigo dan mengajak mereka bergabung untuk bersama-sama menjalankan sekolah. Divisi Hantu bentukan dari kerja sama, diam-diam telah diganti dengan para Indigo hebat.

Mereka memasang benteng tak kasat mata di seluruh area sekolah sehingga tak ada yang dapat masuk bahkan tak dapat melihat bagaimana besarnya sekolah itu. Dari sudut mata manusia bisa, bangunan itu hanya terdiri dari tiga tingkat sebagaimana sekolah yang baru berdiri. Namun, ketika memasuki gerbang besar setinggi 8 meter, barulah dapat melihat bangunan sekolah yang menjulang dan luas.

Kamato Hitori meminta Hanzo Borehime untuk memasang penghalang. Penghalang itu berguna memfilter manusia-manusia yang akan mendaftarkan diri sebagai pelajar. Penghalang yang dipasang Hanzo Borehime hanya dapat ditembus oleh mata orang-orang indigo.

Hari demi hari, dan bulan demi bulan pun berjalan. Akhirnya mulai banyak yang tertarik dengan Sekolah Hayakamato. Selama masa perkembangannya, banyak para siswa yang jatuh dalam menjalankan tugas menertibkan para hantu di dunia manusia. Kalau dibiarkan, sekolah itu tak akan bertahan lama. Mereka pun memutuskan mengubah sekolah menjadi Universitas, yang mana kekuatan indigo akan mencapai kestabilan dalam usia dewasa. Kamato bersama sepuluh temannya, mengundang para Indigo dari seluruh wilayah Jepang. Dalam pertemuan besar-besaran itu, mereka memutuskan membangun sekolah menengah khusus bagi para generasi muda Indigo.

Di Universitas Hayamato, tidak hanya manusia yang beraktivitas, tetapi juga para hantu yang menjadi pelayan. Dengan imbalan dibiarkan berada di dunia manusia, menerima aura kehidupan dari donor para mahasiswa, dan berkesempatan menyelesaikan masalah yang tak sempat mereka selesaikan sebelum kematian.

Sementara itu, Hanzo menarik sebagian kecil hutan di dunia siluman untuk diletakkan di sebuah ruang kecil sebagai tempat uji coba kekuatan spiritual para mahasiswa baru. Hutan dari dunia siluman itu disebut Hutan Hitam yang tak akan menemukan ujungnya. Di dalamnya dihuni oleh hantu-hantu yang melakukan kejahatan level 1. Seperti merasuki, meneror dan bermain-main dengan manusia. Para hantu yang mengisi Hutan Hitam berada dalam kendali Kamato dan departemen kemahasiswaan.

Sampai saat ini, universitas Hayakamato telah memiliki 400 alumni dan membangun kantor di beberapa distrik di sebagian kota Jepang dan Korea, baik sebagai detektif untuk para hantu, ahli psikologi mau pun Intel.

Sekarang di Hutan Hitam, telah dilakukan lagi uji coba terhadap mahasiswa baru yang berjumlah 200 orang. Jumlahnya memang tergolong kecil karena tidak semua orang dapat menjadi indigo.

avataravatar
Next chapter