webnovel

kembali bertemu

Aleta terbangun dari tidurnya, ia kelelahan setelah semalaman ia berpesta dengan keluarga dan sahabatnya. ia langsung mengecek handphonenya, jam menunjukkan pukul 09.17. Lalu sebuah notifikasi chat grup masuk. Aleta membuka pesannya yang dikirim dari grup 'BESTIE'. Grup tersebut berisi Aleta, Davina, Dhita, Zea, Bella, Thania, dan Lavina. Pesannya berisi ajakan untuk sekedar berjalan jalan di kota london dan pergi untuk lunch bersama karena mereka hanya akan di London selama 2hari kedepan jadi tanpa ragu Aleta pun menyetujui ajakan mereka, ya hitung hitung sekedar mentraktir mereka untuk pesta kejutannya.

Aleta pun bergegas membersihkan diri. setelah selesai, Aleta berjalan keluar kamar menuju dapur. walau semalaman berpesta kue, ia masih harus tetap sarapan, bukan?

"Pagi mah, pah" sapa Aleta berjalan kearah orangtuanya yang sedang menonton film dan langsung memeluknya dari belakang

"Pagi sayang" jawab Sarah dan Julian

"Hari ini Aleta mau keluar bareng Lavina dan yang lain juga, bolehkan mah, pah?" Izin Aleta

"ya boleh dong, sayang. Hari ini kan harinya kamu, iyakan pah?" ujar Sarah

Julian mengangguk setuju, "iya, tapi kamu harus inget buat jaga diri kamu"

"siapp!!" seru Aleta "yasudah mah, pah, Aleta mau sarapan dulu" Aleta pergi meninggalkan ruang keluarga dan menuju meja makan

Sesampainya di meja makan, Aleta membuka tudung sajinya. matanya membulat saat melihat semua makanan yang disajikan adalah makanan kesukannya. Ia lalu berlari menuju ruang keluarga dan memeluk mamahnya.

"Mamah! Makasih karena mamah masakin semua makanan kesukaan Aleta, chicken namban dan saus keju. makasih ya mah" peluk Aleta erat

"Iya sama sama sayang"

"hm, andai setiap hari ulang tahun Aleta, pasti seru. hehe" ujar Aleta sambil tersenyum lepas

"Aleta, sini sayang" ujar Julian memegang tangan Aleta dan menuntunnya untuk duduk disebelahnya "Asal kamu tahu, ya. setiap 365 hari 24/7 itu ulang tahun kamu, jadi papah dan mamah akan selalu kasih yang terbaik buat kamu"

"papah" mata Aleta mulai berkaca kaca, hari ini ia terlalu banyak menangis. untungnya ia menangis karena bahagia. Aleta tersenyum dan memeluk papahnya "Aleta sayang papah sama mamah, makasih untuk semuanya mah, pah" Sarah bergabung memeluk Aleta yang berada dipelukan Julian

"mamah sama papah juga sayang kamu, Aleta" kecup Sarah

lalu Aleta melepaskan pelukannya, ia terharu dan bersyukur melihat fakta bahwa ia memiliki keluarga kecil yang selalu ada disampingnya, keluarga yang selalu menyemangati dan percaya pada mimpi mimpi Aleta. iya, Aleta sangat menyayangi keluarganya.

"Yasudah sarapan dulu sana, nanti teman temanmu datang kamu lupa sarapan"

"baik pah" jawab Aleta tersenyum

Aleta melangkah pergi menuju meja makan. Ia makan dengan lahap makanan yang ibunya buatkan. sangat nikmat, bahkan sampai ia tak sadar bahwa jam sudah menunjukkan pukul 11 pas, artinya ia harus segera bersiap agar tidak membuat teman temannya menunggu terlalu lama.

20 menit berlalu, Aleta keluar dari kamarnya dengan penampilan yang akan membuat siapapun yang melihatnya akan bertanya tanya 'apa Aleta jelmaan putri disney?'. haha. tidak. ia hanya Aleta. namun pakaian yang dikenakannya membuat penampilannya terlihat cantik, feminim, eye catching namun tetap sederhana. ia mengenakan outer see trough berwarna mint dengan tank top putih, serta hot pants hitam dan sneaker putih, tak lupa bandana yang senada dengan outernya.

Setelah itu, ia menelepon Lavina untuk menanyakan mereka sudah sampai dimana, karena mereka hanya menggunakan 1 mobil, dan itu mobil Aleta, cukup untuk 7-8 orang penumpang. namun Aleta masih harus menunggu Lavina dan yang lain sampai dirumahnya barulah mereka akan pergi.

"Halo, lav" sapa Aleta "Lo sampai dimana?"

"iya halo Al, gue sama yang lain udh deket ke rumah lo ko" Jawab Lavina yang masih fokus menyetir mobil

"oke gue tunggu" Lavina langsung mematikan handphonenya setelah mendengar jawaban Aleta

5menit setelah itu, sebuah mobil berwarna merah masuk ke halaman rumah Aleta. Aleta berjalan menuju mobil tadi, ia melihat Lavina dan Davina duduk di kursi depan mobil, sedangkan Bella, Thania di kursi kedua, Zea dan Dhita di kursi ketiga. sebenarnya bisa saja mereka langsung pergi dengan menggunakan mobil Lavina, namun mereka tidak mungkin pulang dan tidak membawa apa apa. itu sebabnya diperlukan tempat penyimpanan yang cukup nantinya.

"Bentar gue mau izin dulu" ujar Aleta

Sebelum Aleta berjalan masuk, Sarah keluar terlebih dahulu dengan ceret di tangannya.

"Eh kalian, baru datang?" sapa Sarah

"tante!!" seru mereka ber-6 kecuali Aleta

"apa kabar semuanya?" Sarah tersenyum

"Baik tante, tante apa kabar?" tanya Zea

"tante baik juga" Ujar Sarah memegang dagu Zea "Semalam, karena kalian sibuk dengan pesta ulang tahun Aleta, tante jadi tidak sempat mengobrol dan menanyakan kabar kalian"

"hehe iya tante, kami rindu pada Aleta dan Lavina makanya kami terlalu fokus mengobrol bersama mereka dan lupa menyapa tante dan om juga, hehe" timpal Dhita

"permisi semua. tante Sarah, tolong izinkan mereka pergi membawaku ya? izinkan aku pergi berjalan jalan bersama mereka, ya? mereka berjanji akan menjagaku tante, ya kan?" ucap Aleta menaik turunkan alisnya

"iyasudah, sana pergi, kalian semua tolong jaga Aleta ya" pinta Sarah

"siap laksanakan, tante!!"

"aku pergi dulu mah" pamit Aleta

"hati hati ya sayang"

Mereka pun pergi mengelilingi kota London, dan mengunjungi museum seni disana. tepatnya di Museum Victoria & Albert.

"Patungnya aja lebih cantik dari lo ze" ceplos Dhita

Zea melirik tajam Dhita, sedang Dhita menanggapinya dengan tawa. mereka memang tidak bisa akur walau hanya satu hari, pasti selalu saja ada candaan candaan yang berujung pertengkaran antara Dhita dan Zea setiap jamnya. untungnya mereka bukan tipe orang yang mudah dipengaruhi. Jadi walaupun mereka bertengkar, dalam setengaj jam kemudian mereka akan tertawa bersama.

"Dhita.. Dhitaa.. Zea marah habis lo" timpal Lavina menahan tawanya dibelakang Zea

"Sabar ze" ucap Bella

Davina dan Thania hanya menggelang sambil menahan tawanya.

"Jangan marah ze, maksud gue, patungnya emang lebih cantik dari lo, lebih putih dari lo, tapi patung itu gabisa lebih seberharga kalian semua" jelas Dhita

"ahh baper ahhh" ucap Thania terharu dengan nada candaan

Zea membuang nafasnya panjang "Lo juga, walaupun kadang ngeselin. Tapi memang perlu diumumin sekali lagi, kalian memang berharga. Berharga untuk aku, untuk hidupku, dan persahabatan ini." zea tersenyum simpul

Lavina berjalan mendekati arah Zea berdiri dan memeluknya disusul Bella, Davina, Thania, Dhita. Melihat kejadian manis itu, Aleta mengambil handphonenya dan membuka kamera. momen seperti ini yang pasti akan ia rindukan, makanya ia mengambil foto mereka. setelah itu ia menyusul dalam pelukannya.

Di dalam pelukannya, Bella berkata "kalian tau? harta terbaik untuk gue selain orangtua gue itu kalian. kalian yang gue milikin. gue bangga karena bisa jadi bagian dari persahabatan ini." mereka pun melepas pelukannya

"jadi, ayo. kedepannya, mari kita buat banyak kenangan" ujar Bella memegang erat tangan Zea dan Dhita lalu tersenyum

"iyaa, kita akan buat banyak kenangan bahkan sampai kita sendiri pun sudah tidak bisa mengingat lagi. namun aku akan selalu menjaga ingatan kalian dalam memoriku dan akan selalu kulindungi memori memori kita. karena sekarang kalian juga sama pentingnya dengan keluarga" jelas Davina

"Aku sama Dhita kan memang saudara" ucap Thania polos

"iya, kalian memang saudara, dan saudara kalian bertambah 5 lagi. ada aku, Aleta, Lavina, Bella, dan Zea. sekarang kami adalah keluarga kalian juga, ya kan?" jawab Davina menjelaskan

Aleta tanpa ragu membuka tangannya lebar, mempersilahkan dirinya jatuh dalam pelukan sahabat sahabatnya. Air mata dan harapan harapan baik yang diucapkan membuat perasaan Aleta tenang sekaligus bersyukur, karena sekali lagi Tuhan mengirimkan orang orang seperti mereka untuk menjadi sahabat Aleta. dan bahkan mereka sekarang adalah keluarga Aleta. karena terlalu bahagia, Aleta akhirnya kembali menangis.

"we aren't friends anymore, were family." gumam Aleta menghapus air matanya "Thank God for sending people like them to be friends and family" Aleta tersenyum dibalik punggung punggung sahabatnya.

"Hey, don't cry. we don't like it." ujar Davina menepuk nepuk pundak Aleta

Saat Davina mengatakan seperti itu, Aleta yang baru saja menghapus air matanya kembali menangis.

"yah, lu si dav, nangis kan dia" ucap Dhita

"ga ko, gue ga nangis" balas Aleta yang langsung mengelap air matanya lalu tertawa

"iya udah ayo muter lagi, gue masih mau lihat lihat!" ajak Bella antusias

"kuyy!!" seru mereka bersamaan

"yuk, Al" ucap Zea

Aleta mengangguk, ia mengangguk dan berjalan berdampingan dengan Zea, disampingnya ada Bella, Lavina dan Davina berada dibelakang Aleta, Dhita dan Thania berada didepan Aleta. Bella... karena antusias, ia berjalan sendirian di depan Dhita dan Thania dengan kamera yang siap untuk mengabadikan foto dan video.

•••••

Setelah puas mengelilingi dan melihat lihat patung seni di museum, Aleta dan yang lainnya merasa lapar. namun, Lavina malah meminta untuk menonton bioskop dahulu, karena ia sudah memesan 7 tiket untuk dirinya dan 6 sahabatnya.

"Sebentar aja, ya. kita nonton dulu. jam makan siang juga masih lama kok."

"iyaudah deh kita turutin aja, lagian filmnya sebentar lagi mulai ko" Bella akhirnya menuruti kemauan Lavina

"nah yuk!"

Karena keinginan Lavina, mereka pun menuju salah satu mall di kota London. lalu masuk ke teater bioskop dalam keadaan lapar.

•••••

setelah hampir dua jam menahan lapar didalam bioskop, mereka pun bergegas keluar dan mengunjungi salah satu retoran pizza terbaik di mall itu. Davina dan Zea bertugas memesan makanan, dan yang lain mencari tempat duduk. mereka memilih duduk didekat jendela yang menghadap arah jalanan kota London.

Kebetulan restoran itu sedang tidak ramai, hanya 45menit mereka menunggu dan pesanan mereka datang. Aleta dan yang lain segera menyantap makanannya dan hening. mereka fokus makan tanpa ada yang berbicara 1 kata sedikitpun.

setelah selesai, Aleta meminta yang lain untuk duluan saja ke parkiran. ia ingin membelikan kopi sebagai treat ulang tahunnya.

"Ice vanilla latte 3, cappucino 2, Americano 3, grande ya" ujar Aleta

Sambil menunggu pesanannya, Aleta duduk di kursi sambil memainkan handphonenya. 15 menit kemudian ia kembali ke kasir untuk mengambil pesanannya. saat Aleta hendak pergi, seseorang menghentikan langkahnya.

"Aleta?" Tanyanya memegang pundak Aleta. Aleta berbalik dan menemukan Andra, mantannya.

"Andra, ngapain lo disini?" Tanya Aleta to the point

saat Andra ingin menjawab, seorang perempuan langsung menhampirinya, dan menggandeng tangan Andra.

"Andra, ayo. aku haus"

Aleta hanya memandang keduanya dengan tatapan sendu, ia masih sangat menyayangi Andra namun melihat Andra dengan perempuan lain membuat Aleta makin tidak bisa melupakannya.

"ehm.. Al, kenalin ini Liana." ujar Andra mengenalkan Liana pada Aleta

"hai, Liana" ucapnya sambil menjulurkan tangannya

"Aleta." ucap Aleta bersalaman dengan Liana

"oh iya Al, lo hari ini ulang tahun, kan? Happy birthday ya" Seru Andra

"Thanks" jawab Aleta singkat. biasanya Andra selalu menjadi orang pertama yang mengucapkan selamat kepada Aleta namun sekarang keadaan berubah semenjak Aleta putus dengannya

"Al, aku mau kita putus. hubungan ini nggak baik kalo kamu maksain aku untuk bertahan sama status ldr kita"

"aku ngerti apa yang kamu maksud, kalo itu yang kamu mau, oke. aku terima kita putus" Aleta memutuskan sambungan teleponnya, dan melempar handphonenya ke kasur.

semenjak itu Aleta selalu mengurung diri dikamarnya, namun jika saatnya makan ia tetap keluar untuk makan bersama keluarganya karena ia tak mau membuat orangtuanya khawatir. biar saja soal perasaannya, ia yakin akan sembuh dengan sendirinya. hingga satu bulan kemudian, ia kembali bertemu dengan Andra di hari ulang tahunnya.

ya, Andra dan Aleta menjalani ldr semenjak satu tahun lalu. namun puncak kesabaran Andra hanya bertahan sampai bulan lalu. hari ini, agustus tanggal 20 tepat diumur Aleta yang ke 20 Tahun, Andra datang dihadapannya dan membawa seorang perempuan dipelukannya.

"Al? are u okay?" Tanya Andra pada Aleta yang terlihat melamun

"ya, i'm okay." jawab Aleta berusaha tidak memikirkan kejadian menyakitkan itu namun pikirannya kacau setelah bertemu Andra.

"I have to go now. bye Liana" pamit Aleta lalu bergegas meninggalkan Andra dan Liana yang mematung di tempat

"Aleta!"

"I will call you later, ok?!" Seru Andra

Aleta hanya berbalik dan mengangguk kepada Andra, lalu kembali melangkahkan kakinya menuju tempat parkiran mobilnya. sesampainya di parkiran ia langsung memasuki mobilnya

"hi..sorry guys, lama. nih gue traktir kalian kopi kesukaan kalian." ujar Aleta

Aleta memberikan kopinya pada sahabat sahabatnya. Ice vanilla latte untuk Bella, Thania dan Lavina. Cappucino untuk Dhita, dan Zea. Americano untuk Davina dan Aleta. walaupun hanya satu cup coffee, tapi mereka tidak meminta lebih dari yang mereka terima. itulah arti cukup menurut Aleta dan yang lainnya. karena menurut Aleta, kita akan selalu merasa kurang saat kita diberi lebih.

"wah thanks Al, kebetulan banget gue ngantuk" ujar Lavina yang duduk di seat pengemudi

Aleta tersenyum "iya sama sama"

"tapi ko lo lama banget Al, padahal cuma beli kopi ini doang" tanya Bella

"iya al, lo beli ini di sebelah resto tadi kita, kan?" Tanya Davina

"iya, tapi kebetulan lagi agak ramai makanya lama" jelas Aleta

"oh gitu, btw thanks yaa" Ucap Davina

"iya, thanks al kopinya" ucap yang lainnya bergantian

Aleta tersenyum melihat semua temannya tersenyum.

Lavina menjalankan mobilnya keluar dari parkiran dan bergegas untuk berkeliling London dimalam hari. namun mengingat kejadian dimana Aleta bertemu Andra membuat Aleta tiba tiba murung.

"Al? lo kenapa?" Tanya Lavina yang melihat Aleta menunduk. karena Aleta tidak menghiraukan pertanyaannya, Lavina memutuskan untuk memberhentikan mobilnya di taman.

"loh, ko berhenti Lav?" Tanya Dhita spontan

"Aleta" gumam Lavina pada sahabat sahabatnya dibelakang

"Aleta kenapa?" gumam Thania, Lavina mengangkat kedua bahunya

"Aleta lo kenapa?" ucap Lavina memegang pundak Aleta, yang lain ikut maju ke depan untuk memastikan keadaan Aleta

"loh kenapa berhenti Lav?" tanya Aleta polos

"Kita khawatir sama lo al makanya kita minggir dulu, lo kenapa ko tiba tiba murung gitu? ada masalah?" Tanya Lavina

"nggak ada ko" jawab Aleta berusaha mengalihkan pikirannya agar tidak mengingat kejadian saat Andra menggandeng tangan Liana.

"Al, lo gaperlu bohong ke kita, klo lo ada masalah dibagi lah sama kita, biar lo ga kepikiran sendiri" jelas Zea

"gue ga apa apa ko, ze. gue cuma kepikiran kejadian tadi"

"kejadian apa?" Tanya Bella

semuanya makin penasaran dengan jawaban Aleta, karena Aleta bukan tipe orang yang mudah bercerita tentang masalahnya.

"gue.. gue ketemu Andra tadi"

"Andra?! lo gasalah ketemu Andra di London?" tanya Davina penasaran

"iya al, serius ga lo ketemu Andra?" tanya Thania

"iya gue serius, tadi dia nyapa gue dan.." ucap aleta gantung

"Dan.. apa al?" Tanya Zea

"Dia punya cewek baru" Aleta tersenyum pahit dan menceritakan kejadiannya bertemu Andra kepada sahabat sahabatnya

"gila kali ya Andra, baru putus dari lo, udah gandeng cewek baru aja" kesal Dhita

"iya bener Dit, andaikan gue ada disitu gue tampar tuu si Andra. ih lo nya juga Al, masih aja ngeladenin" timpal Zea kesal mendengar cerita Aleta

"yaudahlah, lagian udah lebih dari satu bulan semenjak gue dan Andra putus. hak dia buat cari pengganti gue." jawab Aleta pasrah

"tapi al, ko dia bisa ada disini sih? terus kenapa dia balik nyapa lo?" tanya Bella

"loh iya juga al, bukannya lo cerita ke kita kita kalo lo putus karena Andra gabisa ldr sama lo? tapi kenapa lo ketemu dia disini, di London, tempat yang jadi alasan dia minta putus dari lo" tanya Davina panjang lebar

Aleta terlihat berpikir, benar juga apa yang sahabat sahabatnya katakan. untuk apa dia kesini, jika tempat ini, London, adalah alasan mereka berpisah. "gue gatau" jawab Aleta sambil menghembuskan nafasnya kasar

"iyaudah deh, kalo gitu, lo jangan mikirin Andra lagi, lo harus fokus sama apa yang ada di depan lo, bukan apa yang ada dibelakang lo, ok al?" ucap Zea menasihati

"kalian dong, kalian kan dibelakang gue" canda Aleta

Zea, Davina, Bella, Thania, dan Dhita menatap tajam Aleta.

"hehe, bercanda. kalian nggak ada di belakang gue, kalian juga nggak ada didepan gue. karena kalian akan selalu ada disamping gue." jelas Aleta tersenyum

"jejer dong, pas masuk rumah nyampe pintu nyangkut" timpal Thania. ia memang ratunya memecah suasana

"gamuat soalnya ya, haha" balas Dhita yang sudah tertawa terbahak bahak di seat nya

Aleta dan yang lain ikut tertawa mendengar ucapan Thania, namun Aleta melihat Lavina hanya terdiam di seatnya. Aleta yang menyadarinya, bertanya keadaan Lavina.

"lo kenapa, Lav? ko ngelamun" tanya Aleta memegang tangan Lavina

"ehm, gpp ko, kita pulang aja ya" jawab Lavina yang sedikit kaget saat Aleta memegang tangannya

"oke" Aleta mengangguk setuju

akhirnya mereka memutuskan untuk pulang. Lavina mengantar sahabat sahabatnya ke apartemen milik Aleta yang memang disiapkan untuk mereka tinggali beberapa hari. lalu setelah itu Lavina menuju rumah Aleta untuk mengantar Aleta dan mengambil mobilnya.

"Thanks lav" ujar Aleta keluar dari mobil

"gue yang harusnya bilang makasih ke lo, al. Thanks ya"

Aleta membawa Lavina dalam pelukannya. sudah lama semenjak ia merindukan sahabat sahabatnya, dan berkat Lavina serta Rangga sepupunya, ia bisa bertemu kembali dengan sahabat sahabatnya.

"besok jangan lupa ya" bisik Lavina mengingatkan Aleta yang berada di pelukannya

Aleta melepaskan pelukannya "iya pasti dong, tapi andai mereka bisa lebih lama disini gue pasti bakal seneng banget"

"iya gue harap juga gitu" Lavina tersenyum "ehm, yaudah Al, gue pamit ya, dahh" pamit Lavina yang berjalan memasuki mobilnya

"dah, take care ya" ucap Aleta melambaikan tangan

mobil Lavina keluar dari halaman rumah Aleta. Aleta pun segera menutup gerbang dan memasuki rumahnya.

Next chapter