webnovel

1. Pertemuan kembali

Suara jam dinding yang berdetak diiringi suara ketikan keyboard pada laptop didepannya terdengar berirama.

Keheningan dan ketenangan tempat ini menjadi tempat favorit Ara dikampus. Sudah setengah jam ia berada di perpustakaan sambil mengerjakan tugas di laptopnya.

Ara membuka buku yang ia jadikan referensi sambil membuka buku catatan yang selalu ia bawa. Saat ia mengeluarkannya dari ransel ada sebuah amplop terjatuh dan ia memunggutnya.

"surat?" itu yang ada dipikirannya.

Ara membuka ujung amplop dengan hati-hati dan membuka secarik kertas itu antara ragu dan penasaran surat ini ditujukan untuknya atau bukan.

•••

Dear Aravelyn

Hai ra, bagaimana kabarmu? Stay healty ya. Jujur, aku tak pandai merangkai kata-kata untuk menulis surat ini. Jadi, semoga kamu suka.

Semenjak kita bertemu kembali beberapa minggu lalu saat reuni. Entah kenapa, wajahmu selalu memenuhi pikiranku.

Kita sudah saling mengenal saat dibangku SMP hingga SMA. Walaupun kita tidak terlihat dekat. Dan maaf, saat itu aku pernah bersikap keras terhadapmu. Jujur, aku tidak bermaksud menyakitimu. Aku hanya tidak ingin seseorang yang aku sukai diperlakukan seperti itu oleh teman-temannya.

Aku yang tidak begitu respect dengan perasaanku sendiri. Mulai menyadari dan aku ingin mengatakan ini secara langsung padamu namun lidahku terasa kelu saat aku berada didekatmu

Maaf, kalau kata ini begitu menggelikan saat kamu baca :)

'aku mencintaimu, dan rasa itu sudah tumbuh seiring waktu. Hingga detik ini aku masih mengharapkanmu'

Maaf kalau ini terlalu cepat untukmu, atau mungkin terlalu lama aku menyadarinya.

Kau tau, aku menghabiskan banyak kertas hanya untuk mengirim surat ini untukmu. Jadi, aku berharap kamu menyimpannya dan segera menemuiku atau aku yang akan menemuimu.

Salam hangat,

Alfandy Rivera

•••

"I- ini benar dari Al? " ucap Ara tak percaya.

Ara terus memandangi surat itu. Hingga seseorang mengambil tempat duduk didepannya dan menyadarkannya dari lamunan.

"hai, sepertinya suratku baru kamu baca hm. Padahal aku menunggumu membalasnya" ucap alfandy menatap seorang gadis yang sangat ia rindukan.

Ara terlonjak kaget saat ada suara bariton memenuhi pendengarannya. Dan membuatnya menatap seseorang yang tanpa izin duduk didepannya. Mata mereka saling bertemu.

Degup jantung Ara semakin cepat saat Alfandy meraih jari-jemarinya yang memegang surat sejak tadi. Alfandy memindahkan surat itu ke meja tanpa memutus kontak matanya dengan Ara begitupun sebaliknya.

Ara masih terkejut dengan apa yang ia lihat. Bagaimana bisa seorang Alfandy berada tepat didepan matanya saat ini, menginggat kampus mereka yang berbeda kota.

Kesadaran Ara mulai kembali setelah beberapa detik. Ia melepaskan tautan diantara jemarinya dengan wajah yang sulit diartikan menurut Alfandy.

"kenapa?" tanya Alfandy yang menatap perubahan diwajah Ara.

"apa yang kau lakukan disini?" ucap Ara dingin.

Alfandy agak terkejut dengan perkataannya yang terdengar dingin, seperti bukan Ara yang ia kenal beberapa bulan lalu. Ara yang ia kenal, orang yang ramah, pendiam dan juga hangat. Bukan Ara yang dingin dan terkesan tidak peduli seperti ini.

Karena Ara tidak mendapat jawaban dari Alfandy yang terus menatapnya. Ia merapikan buku-buku dan memasukkan laptopnya kedalam ranselnya lalu beranjak dari tempat duduknya.

Ara melangkah keluar dari perpustakaan tanpa mempedulikan Alfandy yang menatap kepergiannya dengan tatapan kosong. Ia masih mencerna apa yang terjadi barusan.

"apa dia sebenci itu sama gue" ucap Alfandy dengan menatap punggung Ara yang semakin jauh darinya. Tak lama teman-teman Alfandy menghapirinya.

"gimana bro, udah ketemu Ara?" tanya Emilio yang biasa dipanggil Milo oleh teman-temannya.

"udah" jawab Alfandy datar

"terus Aranya mana? Kok lu sendirian disini" ucap Varrel heran.

"Dia pergi, ada urusan mungkin" jawab Alfandy dengan mata yang tertuju kesebuah buku kecil yang tergeletak didepannya. Dia langsung mengambilnya. Mungkin itu punya Ara, ia lalu menyimpannya kedalam sakunya.

"eh, lu masukin apaan barusan" tanya melvin yang dari tadi diam.

"bukan apa-apa, kuy cabut" ucap Alfandy sambil menyampirkan tas di salah satu bahunya.

Melvin yang sebenarnya masih penasaran langsung mengikuti langkah Alfandy begitu juga dengan yang lainnya. Mungkin nanti ia akan menanyakannya lagi.

'gue harus ketemu Ara dengan cara ini'-batin Alfandy sambil memasukkan tangannya kesaku tempat ia menyimpan buku itu.

•••

Di Kantin

"Ra, lo darimana aja sih. Kita dari tadi nyariin tau?" ucap Ravelyn

"gue tadi ngerjain tugas di perpus" ucap Ara sambil memakan bakso pesanannya.

"lebay banget lo vel, baru juga seminggu ngak ketemu udah lebay aja" ucap Rayna yang meminum jus alpukat kesukannya.

"suka-suka gue lah, Ara aja ngak keberatan kok lo yang sewot" ucap Ravelyn sinis. Sedangkan Ara cuma bisa menghembuskan nafas kasar.

'kapan sih mereka bisa akur'-batin Ara heran.

"duh, astaga! Parah parah parah!" ucap jesslyn heboh.

"lo kenapa jess, dateng-dateng langsung heboh" tanya Ara heran setelah menghabiskan baksonya ia beralih meminum es tehnya.

"tau nih, ada berita apaan emang?" tanya Ravelyn yang kepo.

Jesslyn terlihat mengambil nafas lalu menghembuskannya sebelum ia memulai ceritannya.

"bau-bau ngegibah nih" ucap Rayna pelan yang diangguki oleh Ara.

"kalian tau ngak tadi gue papasan sama cogans" ucap Jesslyn antusias.

"seriusan? Dimana?" tanya Ravelyn antusias.

'giliran cogans aja gercep'-batin Rayna

"di taman deket Fakultasnya Ara" ucap jesslyn. Sedangkan Ara yang namanya terpanggil menoleh kearah jesslyn.

"di Fakultas gue ada apaan jess?" ucap Ara yang sedari tadi tidak mendengarkan perkataan Jesslyn.

"ih, mulai deh lolanya. Gini ya sepupuku tersayang, di fakultas lo ada anak baru ngak?" ucap jesslyn sambil mendekatkan kursinya kearah Ara.

"ngatau" ucap Ara

"ih, lo mah. Selalu ketinggalan berita" ucap Jesslyn frustasi "katanya salah satu dari mereka itu ada yang sefakultas sama lo" lanjutnya.

"masa sih, bentar gue liat grup dulu" ucap Ara yang ikutan kepo. Ara pun membuka hpnya untuk melihat chat grup fakultasnya. Ternyata memang benar ada mahasiswa yang baru pindah kefakultasnya.

Ara terus menscroll percakapan di grupnya, Sedangkan Rayna menatap Ara tidak percaya. Bisa-bisanya dia ketinggalan berita.

"Kayaknya gue udah kasih tau lo deh ra, kalo ada anak baru difakultas" ucap Rayna heran. Btw, Rayna dan Ara satu fakultas.

"nih, baru gue baca chat dari lo hehe" ucap Ara tersenyum sambil memperlihatkan layar hpnya kearah Rayna.

"ish, Astaga Ara. Bisa-bisanya chat gue yang kemaren baru lo liat sekarang" ucap Rayna frustasi.

"maap ray, gue kira ngak ada chat. Gue juga lagi males megang hp" ucap Ara sambil tersenyum tak bersalah.

Sedangkan Ravelyn dan Jesslyn yang mendengarnya cuma geleng-geleng kepala. Mereka semua sudah hafal kalau Ara sering mencampakkan hpnya kalau dirumah.

"kalo ada yang penting gimana ra? Terus kalo ada penggumuman juga lo ngak bakal tau kan. Ntar kayak dulu lagi, jadwalnya ganti lo sendiri yang masuk" celoteh Rayna.

"ish, iya2 Ray. Jangan cerita yang dulu2 napa? Malukan gue dengernya" ucap Ara

"makanya jangan campakin hp ra, biar ngak dapet ceramahnya Rayna" ucap jesslyn yang langsung mendapat tatapan dari Rayna.

Jesslyn yang merasa ditatap tajam oleh Rayna langsung mengangkat dua jarinya keatas menyimpulkan tanda maaf.

Apakah kamu menyukainya? Tambahkan ke koleksi ya^^

Dan jangan lupa di Voting ya^^

Jika berkenan Tinggalkan komentar untuk cerita ini ya!

Nufa_kholifahcreators' thoughts
Next chapter