webnovel

Menjadi Petualang

Keesokan harinya Avian bangun, dan setelah selesai mencuci mukanya dia turun kebawah untuk memulai sarapan.

" Oh kamu sudah bangun adik kecil. " Sampai dibawah, wanita penjaga bar tersebut tersenyum dan menyapanya.

" Selamat pagi. " Jawab Avian, dia belum mengetahui nama wanita penjaga bar tersebut setelah satu malam tinggal di Old Rabbit Inn.

Suasana di pub sedikit ramai, karna sebagian orang sarapan sebelum memulai aktifitas harian mereka. Melihat sekeliling, Avian mencari tempat duduk, dan mulai memesan makanan setelah menemukan tempat duduk yang masih kosong.

Seorang gadis pelayan menghampirinya, kali ini bukan Tina melainkan orang lain yang belum dia kenal. Di Old Rabbit Inn hanya Tina yang Avian kenal.

Avian memesan nasi goreng dan jus jeruk yang sama seperti kemarin, dan mulai memakannya dengan lahap.

Setelah selesai makan, Avian menghampiri gadis penjaga bar untuk membayar tagihan makanannya.

" Apakah anda tau dimana tempat untuk menjual inti kristal ? "

" Apa kau punya inti kristal adik kecil ? " Tanya gadis penjaga bar.

Mendengar pertanyaan dari gadis penjaga bar, Avian waspada dan hanya menganggukan kepalanya untuk menjawabnya. Kali ini Avian sangat berhati-hati, dia tidak ingin seperti kemarin yang terjadi pada Tina dan merubah sikap gadis penjaga bar kepadanya.

" Haha apa kamu takut aku akan marah seperti Tina, adik kecil ? " Kata gadis penjaga bar yang tertawa melihat Avian berubah menjadi waspada. Sepertinya dia tau apa yang terjadi antara Tina dan Avian kemarin.

" Kamu bisa menjual inti kristal ke guild, dan untuk Tina, yah gadis itu memiliki sifat penasaran yang sangat tinggi dan akan marah jika rasa penasarannya tidak terpuaskan. Namun kamu tidak perlu khawatir tentang itu, nanti juga dia akan kembali seperti semula setelah melupakan masalah yang terjadi. Oh iya, dan kamu bisa memanggilku Kak Teressa. " Kata wanita penjaga bar menjelaskan dan dia juga mulai mengacak-acak rambut Avian.

Avian akhirnya mengerti mengapa Tina marah dan pergi begitu saja kemarin.

" Wanita memang susah di mengerti " kata Avian bergumam dengan nada rendah.

" Bukannya wanita sulit dimengerti. Itu hanya kamu saja yang tidak mengerti mereka. Lagipula kamu masih kecil, belum waktunya berpikir tentang wanita, oke ? " kata Teressa yang masih mengacak-acak rambut Avian.

" Oke. Baiklah kak Teressa, aku akan berangkat menuju guild sekarang untuk menjual inti kristal. "

" Oh iya, apa kamu punya kartu identitas sebagai petualang ? " Tanya Teressa.

" aku tidak punya, hanya kartu identitas seperti ini yang aku punya. Aku membelinya saat memasuki kota. " Kata Avian sambil menunjukan kartu yang dia beli dari penjaga gerbang.

Teressa mengambil kartu yang ditunjukan Avian dan memeriksanya. " Hm... Hanya kartu identitas sementara ? Dan hanya tiga hari. Berarti besok kamu harus memperbaruinya bukan ? " Tanya Teressa setelah memperhatikan kartu identitas Avian.

Melihat kartu identitas itu selalu mengingatkan Avian kepada para penjaga yang membuatnya merasa marah.

Melihat raut wajah Avian yang terlihat muram, Teressa penasaran dengan apa yang terjadi. " Ada apa adik kecil ? " Tanya Teressa.

" Ah.. tidak. Hanya saja aku telah dipermainkan oleh para penjaga untuk mendapatkan kartu itu sebelumnya, dan itu membuatku marah ketika mengingatnya. " Kata Avian.

" Dipermainkan ? Bagaimana mereka mempermainkan mu ? " Tanya Teressa.

" Mereka menyuruhku membayar 50.000 Zuwa untuk mendapatkan kartu itu. "

" APA..... ? 50.000 Zuwa ? " Tanya Teressa yang tiba-tiba kaget dengan jawaban Avian.

" Ya.  50.000 Zuwa. " Kata Avian singkat.

"Mereka gila ! Harga kartu identitas sementara hanya 5.000 Zuwa untuk tiga hari dan mereka menyuruhmu membayar sepuluh kali lipat ? Sungguh keterlaluan. " Kata Teressa yang juga marah setelah mendengar Avian ditipu sebanyak itu.

" Tenang saja adik kecil. Perilaku seperti itu tidak akan terjadi lagi. Kamu bisa membuat Kartu identitas permanen sebagai petualang di guild, dan tidak perlu khawatir tertipu lagi. " Kata Teressa menasehati Avian.

" Heh, aku bisa membuat kartu identitas di guild ya ? " Kata Avian.

" Ya kamu bisa. Kamu hanya perlu melakukan tes sederhana untuk menilai tingkat kekuatanmu. Nilai itu berguna untuk menentukan rank mana kamu berada. "

" Oh. Lalu apakah ada biaya tambahan untuk mendapatkan kartu identitas itu ? " Tanya Avian.

" Ya untuk itu kamu di haruskan membayar 20.000 Zuwa untuk mendapatkan kartu identitas. Oh iya, tunggu sebentar ! " Kata Teressa yang kemudian mengambil kertas dan menulis sesuatu.

Avian menunggu Teressa untuk selesai menulis surat.

" Tolong bawa ini dan berikan kepada orang yang bernama Evelyn. Dia bekerja di guild juga, jadi kau hanya perlu menanyakan kepada resepsionis untuk mencarinya. " Kata Teressa yang kemudian memberikan surat kepada Avian.

" Oke. Aku berangkat sekarang. " Kata Avian sambil melambaikan tangan.

Teressa melihat kepergian Avian, dan tidak bisa tidak mendesah setelah mengetahui bahwa Avian telah di tipu oleh penjaga gerbang. ' Dia masih terlalu muda untuk mengetahui kebusukan dunia. ' desahnya dalam pikiran.

Avian langsung berjalan menuju gedung guild untuk menjual inti kristal dan mendapatkan uang. Tidak butuh waktu lama untuk Avian mencapai gedung guild karna lokasi gedung guild berada dipusat kota.

" Permisi.. " kata Avian kepada salah satu resepsionis yang berada di guild.

" Iya. Ada yang bisa saya bantu ? " Tanya gadis resepsionis menanggapi Avian.

" Saya ingin bertemu dengan nona Evelyn. " Kata Avian.

Gadis resepsionis itu menatap Avian. Dia melihat Avian hanya anak kecil dan dia penasaran ada perlu apa Avian dengan nona Evelyn.

" Bolehkah saya tau nama anda ? Dan ada keperluan apa dengan ketua Evelyn ? " Tanya gadis resepsionis.

" Namaku Avian, aku di ingin mengantarkan surat ini pada nona Evelyn. "

" Baik. Saya akan berbicara dengan ketua Evelyn nanti, saya bisa memberikan surat tersebut terlebih dahulu. saat ini beliau masih sedang dalam pertemuan penting. Anda bisa menunggu sebentar dan duduk di tempat tunggu. " Kata gadis itu sambil menunjukan tempat duduk untuk tamu kepada Avian.

Avian tersenyum dan menganggukan kepalanya, menandakan dia mengerti. Setelah menitipkan surat kepada gadis resepsionis itu, Avian tidak langsung menuju tempat duduk tamu, melainkan berjalan menuju papan misi. Avian belum pernah melihat papan misi dalam permainan Sword And Magic World sebelumnya selama dia memainkan game itu. Avian sangat penasaran dengan misi tersebut, apakah sama dengan beberapa misi yang mengharuskannya membunuh atau mengumpulkan sesuatu, seperti yang ada dalam game seperti biasa.

Avian melihat papan misi dan hanya menggelengkan kepala. Dia melihat bahwa misi yang ada pada papan misi sama seperti game biasa yang mengharuskan dia membunuh atau mengumpulkan sesuatu, bahkan misi sistem pun sama seperti itu.

" Avian... "

Avian sedang melihat papan misi dan di kejutkan oleh suara yang memanggilnya. Melihat kebelakang ternyata terdapat tiga orang yang berjalan kearahnya, dan Avian mengenal mereka.

Mereka bertiga adalah orang yang pernah diselamatkan Avian sebelumnya dari serangan fire Lion.

" Aku tidak menyangka bisa melihatmu disini " kata Tris yang terlihat sangat gembira.

" Aku juga. " Kata Avian yang menjawabnya dengan senyuman.

" Bagaimana keadaanmu ? Apa kamu sudah pulih sepenuhnya ? " tanya Tris dan memperhatikan Avian dari ujung atas hingga ujung bawah.

' gadis ini.. ' pikir Avian. Dia belum pernah merasa di perhatikan oleh seorang gadis sebelumnya. Karena hobinya bermain game dan tidak pernah bersosialisasi bersama gadis dengan benar, dia merasa bingung harus bersikap seperti apa untuk menanggapinya. Bahkan di umurnya yang menginjak 27 tahun, Avian belum pernah merasakan yang namanya pacaran.

" Aku baik-baik saja. Terima kasih sebelumnya sudah mencari orang untuk menyelamatkanku. " Kata Avian berterima kasih dengan tulus. Sebelumnya jika kelompok Tris tidak meminta orang untuk menyembuhkannya, mungkin Avian sudah kehilangan nyawanya karna kehabisan darah. Itu juga yang membuatnya bertekad untuk bertambah kuat dengan cepat. Memiliki banyak pengalaman memang sangat membantu, namun dengan tubuh yang lemah, Avian tidak bisa memaksimalkan setiap pengalaman yang dia miliki. Sebagai pemain tingkat atas di setiap game yang dia mainkan, Avian merasa harga dirinya akan hancur jika harus selalu meminta bantuan.

" Kita yang harusnya berterima kasih padamu Avian. Tanpa kamu yang membantu kami, mungkin kami sudah tidak disini lagi. " Jawab Tris.

" Ya kami sangat berhutang padamu. Lain kali jika kamu butuh bantuan, jangan sungkan untuk berbicara pada kami. Kami akan melakukan semua yang kami bisa untuk membantu. " Kata seorang pemuda yang membawa pedang di punggungnya.

" Dan perkenalkan namaku Locko, dan ini Rery. Kita belum sempat berkenalan sebelumnya. " Lanjut pemuda yang membawa pedang di punggungnya sambil memperkenalkan diri.

" Avian " Avian tersenyum menganggukan kepalanya dan menjabat tangan mereka.

" Apa kamu sedang mencari misi ? " Tanya locko kepada Avian.

" Haha tidak, aku sedang menunggu seseorang dan mencoba untuk menghabiskan waktu dengan melihat beberapa misi. "

" Oh, apa kita mengganggumu ? " Tanya Locko.

" Tidak. Lagipula aku terlalu bosan dan merasa senang ada yang mengajakku berbicara "

" Hei, kalian para pria, tolong jangan mengabaikan ku. " Bentak Tris yang merasa diabaikan oleh mereka. Sikapnya sangat lucu jika diperhatikan ketika marah.

Mereka bertiga hanya tersenyum menanggapi tingkah laku Tris.

" Haha. Sepertinya Tris menyukaimu Avian. " Kata Locko membuat lelucon.

" Ya. Sikapnya berubah 360 derajat jika berada di dekatmu " kata Rery menambahkan.

" Haha. Apa yang dia sukai dengan pria sepertiku. " Kata Avian yang mengikuti lelucon Locko.

" Hmmph " Tris hanya memalingkan wajahnya. Wajahnya terlihat merah dan sepertinya dia sangat malu dengan lelucon Locko.

Mereka berempat berbincang tentang berbagai hal. Avian banyak mendapat informasi dari mereka. Dia juga mengetahui bahwa mereka bertiga berasal dari Sword Maiden Alliance. Alliance disini seperti sebuah kelompok yang berisi para petualang. Para petualang level tinggi biasanya akan membentuk sebuah Alliance mereka sendiri, dan merekrut para pemula dan membimbing mereka.

Dengan mengikuti Alliance para petualang pemula bisa mendapat berbagai pelatihan dan sumber daya, dan yang utama adalah keamanan. Terkadang para petualang yang tidak bergabung dengan Alliance seringkali diserang bandit ketika sedang berburu, dan ini sangat rentan untuk para petualang pemula.

Dalam Sword Maiden Alliance terdapat kebijakan dimana jika para petualang pemula mulai dari rank F hingga D akan ditemani oleh senior mereka ketika berburu atau menjalankan misi.

Dalam Alliance ada juga misi yang di berikan oleh para petualang level tinggi kepada para pemula, seperti mencari bahan untuk menempa ataupun alkemi. Jadi singkatnya banyak manfaat yang diterima setelah bergabung dengan Alliance.

" Ngomong-ngomong Avian, dari Alliance mana kamu berasal ? " Tanya Locko. Rery dan Tris juga mendengarkan dengan seksama. Mereka juga penasaran dari Alliance mana Avian berasal.

" Aku tidak bergabung dengan Alliance manapun " kata Avian menjawab pertanyaan Locko.

" Haha ayolah kita sangat penasaran. " Kata Locko yang tidak percaya dengan Avian.

" Aku sungguh tidak bergabung dengan Alliance manapun. Tujuan utamaku kesini adalah untuk mendaftar menjadi petualang, jadi aku belum bisa bergabung dengan Alliance. " Kata Avian menjelaskan kepada mereka bertiga.

" Haha Avian memang luar biasa bukan ? Bahkan dengan kekuatannya saat ini, dia masih belum mendaftar menjadi petualang " kata Locko.

" Ya, memang hebat "

" Lalu apa kamu mempunyai mentor yang mengajarimu " Tanya Tris. Dia yakin bahwa Avian pasti memiliki mentor yang melatihnya menjadi kuat. Tanpa mentor tidak mungkin Avian sekuat itu dan mentornya pasti sangat hebat.

" Ya. Aku memiliki mentor yang melatihku, dia saat ini sedang pergi dan sudah satu bulan belum kembali. " Jawab Avian.

Tris bernafas lega setelah mendengar jawaban Avian. Jika Avian tidak memiliki mentor dan sudah menjadi sekuat ini, dia tidak yakin apakah hatinya sanggup menahan berbagai kejutan yang diberikan oleh Avian.

" Bukankah jika mentormu kembali dan mengetahui bahwa kamu tidak ada disana dia akan khawatir tentangmu ? " Tanya Rery.

" Haha, aku sudah menulis surat untuknya, yang mengatakan aku akan pergi ke kota Gaffian. Lagipula aku sudah bosan untuk berlatih dan membunuh binatang buas setiap hari. " Kata Avian sambil tertawa dan menjelaskan.

" Permisi tuan Avian, ketua Evelyn sudah menunggu anda di ruangannya. " Kata gadis resepsionis yang datang menghampiri mereka berempat.

" Baik. " Avian tersenyum menganggukan kepalanya kepada gadis resepsionis itu.

" Maaf kita harus menunda obrolan kita sekarang, aku ada perlu untuk berbicara dengan nona Evelyn terlebih dahulu. " Kata Avian kepada Tris, Locko dan Rery.

" Oke. Oh iya, bolehkah kita melihat tes yang akan kamu lakukan nanti ? " Tanya Tris pada Avian.

Avian tidak langsung menjawab pertanyaan Tris, dia menatap gadis resepsionis untuk mencari jawaban.

" Selama anda memberikan ijin untuk mereka melihat tes anda, mereka boleh untuk melihat tes yang akan anda lakukan. " Kata gadis resepsionis yang sepertinya mengerti apa yang akan Avian tanyakan melalui tatapannya.

" Oke. Kalian boleh melihat tes ku nanti, saat ini aku akan menemui nona Evelyn terlebih dahulu. " Kata Avian tersenyum pada Tris.

Kemudian Avian meninggalkan mereka bertiga dan berjalan mengikuti gadis resepsionis untuk bertemu dengan nona Evelyn.

Ruangan Evelyn berada di lantai tiga yang mana adalah lantai paling atas di gedung guild. Sampai di depan ruangan Evelyn, gadis resepsionis itu mengetuk pintu.

" Permisi, saya mengantarkan tamu untuk anda ketua. " Kata gadis resepsionis itu.

Jawaban datang dari dalam ruangan " Baik, biarkan dia masuk. Terima kasih Jeane. "

Kemudian Avian memasuki ruangan dan melihat ada seorang wanita yang menunggunya disana. Wanita itu memiliki penampilan yang kasual, namun tidak menyembunyikan kecantikannya. Rambut hitam panjang lurus dan poni di dahinya membuatnya terlihat sangat anggun. Meskipun wanita itu cantik, ada juga sikap otoritas yang Avian rasakan ketika berada didekatnya.

Next chapter