webnovel

Dia Muridku!!

Di dalam ruang penilaian.

" Lihat! Avian berhenti berlari " teriak Rery yang mengejutkan Tris.

Sejak pukulan kedua yang diterima Avian, pikiran Tris sudah mulai kosong. Dia sudah tidak sanggup melihat Avian dipukuli lagi oleh Red Dragon Serpent.

" Apa yang akan di lakukan Avian? Mungkinkah dia akan melawan " Rery bertanya-tanya bingung dengan tindakan Avian yang berhenti dan mulai mengeluarkan pedang lain. Saat ini di layar monitor menampilkan Avian yang memegang dua pedang.

" Sepertinya memang begitu, tapi pengguna dua pedang sangat sedikit dan sangat sulit untuk menguasainya. Rata-rata dari mereka adalah master pedang yang sudah berlatih selama puluhan tahun. " Kata Locko yang menjelaskan pengetahuan yang dia miliki sambil terus menatap pergerakan Avian di layar monitor.

Tap...tap..tap terdengar suara langkah kaki dari ruangan. Locko yang mendengarnya menoleh ke arah pintu. Menunggu untuk melihat siapa yang datang.

" Sepertinya itu nona Evelyn, dan dia membawa beberapa orang. Kuharap mereka bisa membantu Avian keluar dari masalah. " Kata Rery yang juga mendengar suara langkah kaki dan menatap kearah pintu juga. Tris terus menatap tindakan Avian di layar monitor dengan fokus, tidak ingin kehilangan sedikitpun gerakan yang di lakukan Avian.

Pintu terbuka dan muncul lima orang, mereka adalah Teressa, Evelyn, Raymond serta pasangan suami istri Mark dan Ariana. Mereka datang dengan terburu-buru untuk mencapai kota Gaffian. Raymond memimpin ke depan dan langsung memperhatikan layar monitor.

" Sial, itu benar-benar Avian. " Kata Raymond menggeram dan memukul meja kontrol dengan keras yang menghasilkan bunyi " Banggg.." menggelegar dan meja itu mengalami kerusakan yang parah. Beruntung bahwa Raymond tidak menggunakan kekuatan nyata untuk memukulnya, jika tidak meja itu akan benar-benar hancur.

Semua orang kaget dengan tindakan Raymond yang impulsif. Mereka mengenal Raymond sebagai Guardian Of Gaffian dengan sikap ramah dan humoris,  hanya teman dekatnya yang mengetahui sifat " buruk " Raymond jika dia marah. Sebagai teman dekat Raymond yang telah banyak mengalami pertarungan bersama, Mark mencoba menenangkan situasi. Dia berkata dengan sangat hati-hati " Tenang Raymond, apa kau mengenal bocah itu ? "

Raymond menoleh ke arah Mark yang bertanya padanya. Dalam tatapan mata Raymond terlihat sangat mengerikan, bagaikan malaikat maut yang siap bertugas mengambil nyawa seseorang. " Bukan hanya aku mengenalnya ! Dia adalah muridku!! " Jawab Raymond. Kemudian dia langsung bergegas menuju pintu masuk ruangan ujian dan menghilang.

" Aku takut hal-hal tidak sederhana seperti yang kita pikirkan Mark. Lebih baik kamu cepat mengejar Raymond dan membantunya. " Kata Ariana. Dia juga khawatir dengan bocah yang bernama Avian itu, dan takut Raymond akan mengambil tindakan yang gegabah. Sebagai istri Mark yang mana adalah teman dekat Raymond, Ariana juga telah mengenali sifat Raymond ketika dia marah.

" Ya. Aku juga memiliki niat seperti itu. Apalagi setelah aku perhatikan, Red Dragon Serpent itu bukanlah Red dragon Serpent biasa. Dia sudah memiliki mata ketiga di dahinya yang menandakan dia akan segera berevolusi menjadi Red Dragon dan menjadi binatang buas rank SSS. " Kata Mark yang juga khawatir dengan tindakan Raymond.

" Aku akan ikut denganmu " Kata Teressa mengajukan diri.

" Tidak!. Situasi disana mungkin akan berbahaya. Lebih baik kamu disini menunggu aku dan Raymond kembali membawa bocah itu " Kata Mark menolak pengajuan Teressa dengan tegas.

Meskipun para petualang biasa bisa masuk ruang ujian dengan ijin dari guardian,  tapi Teressa hanya petualang rank SS sama seperti Ariana dan juga Evelyn. Sedangkan kekuatan Red Dragon Serpent itu kemungkinan adalah puncak rank SS atau mungkin sudah setengah langkah menuju rank SSS. Jadi dengan kekuatan Teressa saat ini, itu akan terlalu berbahaya untuk mengikuti Mark masuk kedalam Ruangan Ujian.

Evelyn juga ingin ikut masuk untuk menyelamatkan Avian. Awalnya dia hanya penasaran dengan Avian yang sangat di pedulikan oleh seniornya, namun setelah dia melihat berbagai kejutan yang diberikan oleh Avian, dia juga mulai peduli dengan keselamatan Avian. Jika bukan karna peraturan ruangan ujian yang hanya bisa di masuki oleh satu petualang pada satu waktu, mungkin dia sudah masuk dan menyelamatkan Avian di tempat pertama tanpa memanggil bantuan terlebih dahulu.

Kelompok Tris hanya diam mendengarkan pembicaraan para orang dewasa. Mereka kaget dan tidak menyangka bahwa ternyata Avian adalah murid dari Guardian Of Gaffian.

" Baiklah, aku rasa kalian bisa tenang sekarang, sudah ada dua guardian yang datang menyelamatkan bocah itu. Dan kau gadis kecil, sepertinya kau sangat memperhatikan bocah yang bernama Avian itu. Apa kau jatuh cinta padanya? " Kata Ariana yang tersenyum dan berkata kepada kelompok Tris.

Mendengar pertanyaan dari Ariana, Tris hanya menundukan kepalanya untuk menyembunyikan wajahnya yang merah. " Aku hanya peduli dengannya karena dia telah menyelamatkanku sebelumnya, mengapa semua orang mengaitkannya dengan cinta ? " Kata Tris menjawab dengan suara rendah.

Mendengar jawaban yang diberikan oleh Tris, Ariana tersenyum dan berkata " haha. Itu terlihat jelas dari caramu menatap bocah itu, kau tau ? Lagipula itu wajar untuk jatuh cinta kepada orang yang kuat seperti Avian, dan masa depanmu akan cerah jika mengikutinya. "

Tris terus menundukan kepalanya dan tidak berani menunjukan wajahnya yang merah. Dia juga menimbang perkataan Ariana tentang mengikuti Avian.

" Selama aku pergi, apa yang terjadi pada Avian ? " Tanya Evelyn dengan serius, mengabaikan suasana yang telah di cairkan oleh Ariana.

Locko menjelaskan semua dari awal kepada mereka. Dari Avian yang terlempar dan menabrak batu besar hingga Avian melarikan diri dan berhenti untuk memutuskan melawan Red Dragon Serpent. Dia juga menjelaskan tentang Avian yang terluka parah dan meminum ramuan yang dengan ajaib menyembuhkannya seketika.

" Ya. Aku juga berpikir itu aneh untuk bocah itu memahami keterampilan dua pedang di usianya yang masih muda, dia bahkan mampu melakukannya dengan lancar. Jika ingatanku berkata dengan benar, bukankah Raymond tidak bisa menggunakan keterampilan dua pedang ? " Kata Ariana dan melemparkan pertanyaan kearah Teressa dan juga Evelyn. Di dalam ruangan itu, hanya Teressa yang mengenal Raymond paling lama. Bahkan dia pernah menjadi murid Raymond sebelum memasuki Holy Land Alliance.

" Aku tidak tau. Tapi memang aku belum pernah melihat Raymond menggunakan dua pedang sebelumnya. " Kata Teressa menjawab keraguan Ariana.

" Jadi... Mari kita asumsikan bahwa Raymond tidak mampu menggunakan keterampilan dua pedang. Lalu dari mana bocah itu mendapatkan keterampilan dua pedangnya ? " Kata Ariana bertanya-tanya tentang betapa misteriusnya Avian.

" Tenang, kita bisa menanyakan pada mereka nanti setelah mereka kembali " kata Teressa yang berpikir logis.

Di dalam ruangan dimana ujian dilakukan.

Raymond berlari dengan kecepatan penuh menuju tempat dimana Avian berada. Dibelakangnya, Mark juga mengikutinya dengan kecepatan yang sama. Kecepatan mereka stabil dan sangat cepat.

Mark menatap Raymond yang sangat gelisah dan khawatir. " Kita harus membuat rencana untuk menyelamatkan Avian. Binatang buas itu tidak seperti Red Dragon Biasa, dia sudah menumbuhkan mata ketiga di dahinya, dan ada kemungkinan akan segera berevolusi menjadi Red Dragon. "

" Ya. Aku tau itu. Tapi aku harus tetap menyelamatkan Avian apapun yang terjadi. " Kata Raymond dengan keputusan tegas.

Di dalam ruangan ujian, terdapat kontrol yang dapat memunculkan binatang buas tingkat tertentu untuk tes yang dilakukan oleh para petualang, namun ada juga binatang buas yang muncul dengan sendirinya akibat kelebihan energi yang di keluarkan oleh sisa kaisar iblis, dan itu masih misterius sampai sekarang tentang bagaimana binatang buas muncul tanpa sistem kontrol yang melakukannya. Banyak hal misterius yang belum bisa dipecahkan di dalam ruang ujian. Seperti bagaimana seorang petualang yang akan hidup kembali ketika meninggal di dalam ruangan ujian, lalu tentang binatang buas yang tidak mengeluarkan inti kristal ketika terbunuh, serta tentang binatang buas yang dapat muncul dengan sendirinya, dan masih banyak hal lain lagi. Mungkin hanya pahlawan Arthan Farthmor yang dapatmengetahui semua rahasia tersebut, karena dialah yang membuat ruangan ujian.

Tidak lama kemudian mereka berdua sampai di tempat Avian bertarung dengan Red Dragon Serpent.

" Avian!! Berhentilah nak! Aku yang akan mengurus sisanya!! " Teriak Raymond setelah melihat siluet Avian dari kejauhan.

Melihat Avian yang tidak memberi respon, Raymond mengerutkan kening dan meningkatkan kecepatannya.

Red Dragon Serpent melihat Raymond yang datang kearahnya dari jauh, namun masih mengabaikannya. Dia terlalu fokus dengan bocah didepannya yang sulit dikalahkan. Awalnya dia mengira bahwa bocah didepannya hanya sampah yang bisa dihancurkan dengan mudah. Dugaannya salah, setelah bocah tersebut mengeluarkan dua pedang, gerakan serta kecepatannya sangat sulit ditebak. Bocah itu bahkan mampu menghindari beberapa kali serangannya, yang membuatnya semakin marah. Dia sadar ketika bala bantuan bocah itu datang dan ikut bergabung menyerangnya, dia akan terpojok dan kondisinya akan semakin sulit. Jadi dia memutuskan untuk memberi serangan terkuatnya untuk membunuh bocah didepannya dengan sekali serangan.

Bang...

" Avian!!! " Teriak Raymond ketika melihat Avian terlempar oleh Red Dragon Serpent. Dia berlari untuk menangkap Avian yang terlempar. Namun jarak antara dia dan Avian masih ada sekitar 200m. Bahkan dengan segala kemampuan yang dia miliki, Raymond tidak bisa menangkap Avian tepat waktu dalam sepersekian detik.

Avian terlempar sekali lagi dan berguling di tanah berulangkali sebelum berhenti. Sama seperti sebelumnya, setiap dia terlempar, pasti ada beberapa tulang rusuk yang patah, karena setiap serangan yang di lancarkan oleh Red Dragon Serpent sangat mengerikan. Dalam keadaan dibawah kendali skill Berserk, Avian meminum ramuan penyembuh serbaguna tingkat rendah dan ramuan penyembuh biasa tingkat rendah. Skill Berserknya memiliki fungsi untuk bertarung dengan segala cara dan bertindak dengan tepat. Dengan bantuan analisis dari sistem, skill Berserk tersebut mampu menahan setiap serangan dan memulihkan HP pengguna secara otomatis. Singkatnya, selama Avian memiliki ramuan untuk memulihkan segala kerusakan yang diterima, skill Berserk mampu bertahan hingga Avian kehabisan ramuan dan akhirnya meninggal.

Avian bangkit sekali lagi dan akan menyerang Red Dragon Serpent, namun di hentikan oleh Raymond yang sudah sampai didepannya. Avian terus berusaha untuk melepaskan diri dari Raymond, namun tidak berguna karena kekuatan yang di kerahkan Raymond jauh berada di atas miliknya.

" Tenanglah nak! Aku disini! Kau sudah aman. " Kata Raymond menenangkan Avian.

Avian yang berada dibawah kendali skill Berserk tidak mempedulikan kata-kata Raymond dan terus memberontak berusaha melepaskan diri dari Raymond yang menahannya.

" Sadarlah Avian!! Ini aku Raymond!! " Kata Raymond sekali lagi untuk membuat sadar Avian. Avian masih terus saja berusaha melepaskan diri. Raymond merasa tidak ada pilihan lain, jadi dia memukul bagian tengkuk leher Avian untuk membuatnya tidak sadarkan diri.

Mark melihat Avian yang sudah ada dalam pelukan Raymond dalam keadaan tidak sadarkan diri. Saat ini dia masih menahan serangan dari Red Dragon Serpent dan membiarkan Raymond mengurus Avian terlebih dahulu. " Raymond! Lebih baik kau langsung membawanya keluar dari tempat ini. Aku akan menahan Red Dragon Serpent sementara dan akan menyusul nanti. " Kata Mark yang terus menahan serangan Red Dragon Serpent.

Sebelumnya dia melihat tatapan kosong di mata Avian yang memberontak berusaha melepaskan diri dari Raymond. Dia berpikir bahwa mungkin Avian memakan suatu ramuan yang dapat membuat Avian kuat namun menyebabkannya tidak sadarkan diri. Dia berpikir seperti itu karena sebelumnya dia melihat Avian meminum ramuan yang dapat menyembuhkan lukanya dalam kecepatan yang tidak masuk akal, jadi mungkin saja Avian memiliki ramuan yang dapat meningkatkan kekuatannya dengan efek kehilangan kesadaran.

" Ya. Aku berhutang padamu. " Kata Raymond yang menyetujui saran dari Mark.

.....

Avian terbangun dan merasakan rasa sakit di seluruh tubuhnya. Banyak bagian tubuhnya yang memar dan belum pulih bahkan dengan menggunakan obat penyembuh biasa tingkat rendah, karena luka yang di deritanya cukup parah. Melihat sekeliling, Avian merasa asing dengan ruangan yang dia tempati untuk berbaring saat ini. Disampingnya, ada Tris yang tertidur pulas dengan posisi duduk dan ada jejak kelelahan di wajahnya.

' Ai. Berapa lama aku tidak sadarkan diri ?' tanya Avian dalam benaknya.

* Anda sudah tidak sadarkan diri selama 3 hari tuan. *

" Tiga hari ya.." kata Avian bergumam rendah. Avian melihat Tris lagi yang sedang tertidur pulas.

" Cantik " kata Avian menatap wajah Tris yang tertidur di sampingnya, memperhatikan lebih dekat, ternyata Tris memang sangat cantik menurut Avian. Bibirnya yang tipis dan hidungnya yang mungil membuatnya terlihat cantik dan anggun. Ada ekspresi kekanak-kanakan diwajahnya yang membuat Avian merasa ingin menjaganya. Avian tergoda untuk mencubit hidung mungil milik Tris, namun tidak jadi karena takut membuat Tris terbangun dari tidurnya. Avian hanya mengelus rambut Tris dengan lembut agar tidak mengganggu tidurnya.

Next chapter