webnovel

Prolog

MC Pov

Aku tidak ingat dengan kejadian aneh yang menimpaku hari itu. Hal terakhir yang kuingat adalah asap hitam muncul tiba-tiba membentuk spiral dan menarikku masuk ke dalamnya. Begitu berada di dalam spiral itu, seketika semuanya menjadi gelap. Sepertinya aku kehilangan kesadaran. Dan setelah itu aku sudah tidak ingat apa-apa lagi.

*****

Author Pov

Seorang pria dengan jubah bertudung yang menutupi seluruh tubuhnya berlari dengan lincah. Keringat mulai mengalir di keningnya dan nafasnya berderu menandakan keterbatasan oksigen di paru-parunya karena lelah. Tapi itu tidak membuat gerakannya melambat, kakinya bergerak dengan buas, menambah kecepatan, melewati orang-orang yang melihanya dengan heran di sepanjang jalan. Di belakangnya lima pria berseragam putih-putih yang membawa tombak tajam gesit mengejarnya. Tombak yang mereka bawa terarah tepat ke target mereka, pria berjubah, bersiap membidiknya.

Merasa sudah akurat bidikannya, kelima pria berseragam putih-putih itu melempar tombak bersamaan, membuat serangan beruntun, tapi pria berjubah menghindar dengan lihai. Dia berkelit ke kanan-kiri membuat tombak-tombak menyerang udara kosong, meleset. Gerakan kelima pria berseragam putih-putih itu melambat, terkejut karena serangan mereka gagal mengenai target.

Pria berjubah mengambil kesempatan, dia berlari semakin kencang, sehingga pasukan berseragam putih-putih yang sendari tadi mengejarnya tertinggal jauh di belakang.

Tidak lama pria berjubah itu sudah berada di depan hutan dengan pepohonan yang tumbuh menjulang. Tanpa pikir panjang pria berjubah itu masuk kedalam hutan. dia tidak peduli dengan resiko berbahaya yang akan menimpanya jika masuk kedalam hutan terlarang. Baginya saat ini yang terpenting adalah bersembunyi dari pasukan berseragam putih. Dan hutan ini adalah tempat yang sempurna untuk bersembunyi. Karena hutan ini adalah taman bermain bagi para monster liar, manusia jadi takut mendekati hutan ini. Dia akan aman dari kejaran untuk sementara waktu.

Hutan ini mengeluarkan aura mengerikan. Hawa pembunuh yang terasa di sepanjang jalan membuat pria berjubah memandang awas. Suara aliran air dari kejauhan menandakan adanya sungai. Pria berjubah segera berlari menuju sumber suara. Tubuhnya sangat lelah karena terus berlari, tenggorokannya kering, dan perutnya lapar. Dia membutuhkan asupan gizi. Dan sungai adalah tempat yang sempurna untuk beristirahat dan mengisi energi.

Sungai yang membelah hutan itu tampak indah. Airnya yang jernih layaknya kaca menampakan ikan-ikan yang sedang berenang.

Pria berjubah menangkap ikan dengan tombak yang dia ambil dari pasukan berseragam putih-putih yang sebelumnya mengejarnya. Tiga ikan berhasil ia tangkap. Bidikan akurat dan gerakan lincah membuatnya dengan mudah menangkap ikan-ikan yang berenang, mencoba menghindar.

Pria berjubah beranjak keluar dari dalam sungai, duduk di pesisir sembari membawa tiga ekor ikan. Dia mengangkat jemariya, mengucapkan sebuah mantra, tiba-tiba muncul api diatas ranting kayu yang ia kumpulkan. Dan segera membakar ikan hasil tangkapannya. Aromanya yang harum begitu dimasak membuat rasa lapar diperutnya semakin tidak tertahan.

Pria berjubah hendak mengambil ikan yang sudah matang dan siap memakannya ketika tiba-tiba spiral hitam muncul di langit-langit yang berada tepat di atas sungai. Dia menghentikan gerakan tanganya, terkejut karena seorang pria berambut hitam keluar dari dalamnya, terjatuh ke sungai membuat percikan air yang sedikit membasahi jubahnya.

*****

MC Pov

Hari mulai gelap. Awan tampak bersih dibalik cahaya matahari senja yang perlahan kembali kehabitatnya dan mulai digantikan dengan bulan. Begitu pun dengan hewan-hewan yang mulai berlarian, mencari tempat persembunyian dari makhluk malam. Hutan menjadi remang dengan cahaya lembut bulan dan bintang. Suasana terasa sunyi, hanya ada derik jangkrik dan lolongan serigala yang memenuhi. Hembusan angin malam membuatku menggigil, kedinginan, tapi gemericik api unggun yang menyala terang sedikit menghangatkan.

Tiga puluh menit telah berlalu, tapi tidak ada tanda-tanda ia akan memulai percakapan. Aku hanya bisa duduk canggung di depan pria berjubah itu, tidak tahu harus memulai dari mana. Aku masih tidak percaya dengan kejadian tiga puluh menit yang lalu, saat aku terjun bebas dari ketinggian lima kaki orang dewasa dan mendarat tepat diatas sungai membuat pakaian yang kukenakan basah, juga di tengah hutan yang asing di mata. Semua yang telah terjadi tampak sulit dipercaya.

Aku menghela nafas. "Terima kasih karena sudah menolongku. Aku Ray, kamu?" Aku berseru sembari tersenyum canggung.

Berterima kasih adalah hal yang harus kulakukan pertama kali, mengingat Pria berjubah ini telah menolongku. Seandainya dia lebih memilih mengabaikanku, mungkin saat ini aku telah mati kelaparan, kedinginan, atau mati mengenaskan karena diterkam hewan buas di tengah hutan.

"Lathire." Pria berjubah itu menjawab pendek.

"Apa kau seorang time mage?" Lathire bertanya tiba-tiba. 

(Time Mage: Penyihir yang menggunakan sihir ruang dan waktu)

"Time mage?" Aku balas bertanya, tidak mengerti.

Lathire mengangguk. "Kau menggunakan sihir ruang dan waktu, kan?"

"Tunggu dulu, dari tadi kau ini bicara apa sih? Sihir? Itu mustahil, sihir itu tidak nyata!" Aku membantah.

"Tidak nyata? Sihir itu nyata," Lathire mengangkat jemarinya yang mengeluarkan api.

Seketika kau langsung membisu, bukan karena terkejut, tapi karena akhirnya aku tahu apa yang telah terjadi padaku saat ini.

"Kalau boleh tahu, saat ini kita berada dimana?" Aku bertanya ragu-ragu.

"Wilayah kekuasaan Kerajaan Arcane,"

Saat itu aku telah mendapatkan jawabannya. Jawaban yang sulit dipercaya, dan jawaban yang kudapat dari potongan-potongan kejadian. Mulai dari munculnya spiral hitam secara tiba-tiba, sampai orang berjubah yang menolongku menunjukan sihir apinya.

Sekarang aku sangat yakin, aku telah berpindah ke dunia lain.