webnovel

PART 31

BRAK

DORR!!

"aaaaahhh" Teriakan kesakitan menggema di ruangan gelap nan kotor ini.

" SANAAA!! " dengan sigap Chen menghampiri Sana, Sana tersenyum tipis melihat suaminya.

" Chenn.. " ucapnya pelan sebelum tak sadarkan diri.

##

June dan Chen mondar mandir di koridor rumah sakit, menunggu Sana yang sedang berada diruang operasi.

tak lama, dokter Wiliam muncul dan tersenyum kecil pada Chen.

"woahh.. apa kau Chen?" ucapnya, dia membuka masker dokternya dan tersenyum mengejek pada sahabatnya itu.

" jangan menggodaku Wiliam! gimana keadaan istri gue?" ketus Chen. June hanya menatap geli Chen yang memang sangat gelisah

Wiliam terkekeh dan menepuk pelan bahu Chen. " lo sama Sana gak ngehirauin apa yang udah gue larang yah "

Chen menautkan alisnya, bingung dengan pernyataan dari Wiliam " shit! Wiliam gimana keadaan istri gue !" Pekik Chen, dia merasa gemas pada Wiliam yang terus menggodanya. padahal Chen setengah mati gelisah menunggu kabar istrinya itu.

" ikut gue " Wiliam berjalan masuk kedalam ruangannya. Sedangkan June dan Chen mengekorinya dengan tatapan bingung.

##

Chen duduk di kursi dekat brangkar tempat tidur Sana, disana tubuh lemah itu terbaring dengan mata yang tertutup.

Chen mengusap pelan tangan mungil Sana yang sangat kurus, Chen tau pasti bian tidak memberi makan istrinya.

Chen terus mengecup lembut tangan Sana, pipi dan juga kaki Sana membengkak. terlebih kaki Sana, kakinya membiru hampir di seluruh bagian, bian memang sudah keterlaluan dalam menyiksa istrinya.

" bangun sayangg. " Chen mengecup kedua mata Sana yang terpejam, turun kebibirnya dan kemudian melumatnya lembut. hati Chen benarbenar rapuh untuk saat ini, bagaimana bisa semua ini terjadi pada Sana karna dirinya? bian dan JiHyo melakukan perbuatan sebejat ini hanya karna Chen.

" bangun sweetheart " Chen mengecup lembut perut rata Sana.. didalam sana terdapat buah cinta mereka, dan hampir saja Chen kehilangan mereka 'Lagi'

FLASHBACK

" kenapa lo berteletele banget sih Wiliam?!! cepetan. gue pengen tau gimana keadaan istri gue !! " Teriak Chen, dia sudah sangat kesal pada Wiliam yang malah mengajak dia dan June ke ruangannya.

" sabar Chen.. " June menepuk pelan bahu Chen yang bergetar menahan emosi.

" lo berdua duduk. " perintah Wiliam masih dengan cengiran lebarnya, melihat itu rasanya ingin sekali Chen menonjok wajah ganteng Wiliam yang pecicilan itu.

" Sana baik baik aja.." Mendengar itu, Chen menghela nafas lega. kemudian tatapan kesalnya pada Wiliam berubah menjadi biasa.

" tapi... " Wiliam memberi jeda beberapa detik membuat Chen dan June menahan nafas mereka " janin yang ada dikandungannya gak baik "

deg..

bagai jantung yang ditarik paksa dari tempatnya, ini sangat sangat menyakitkan bagi Chen. June menatap sahabatnya iba, ini kali kedua Chen kehilangan anaknya.

mata Chen memanas, dia tidak kuat mendengar apapun penjelasan dari Wiliam lagi.

" tap.. tapi.. bian tidak menembak Sana di perut Wil " kata Chen gugup.

yap. memang, tembakan bian meleset. tembakannya hanya mengenai paha bagian luar Sana, karna bian sudah lebih dulu ditembak bius oleh June

bian tidak mati. june hanya menembak bian dengan peluru bius dan bian lumpuh seketika meskipun bian sempat menarik pelatuknya dan mengenai paha Sana.

" iya benar lalu?" tanya wiliam masih dengan santainya. itu membuat Chen makin gemas.

" lalu. lalu apa?!!" pekik Chen emosi, June hanya mengusap bahunya perlahan. " sabar Chen yatuhan "

" lo nyangka anak lo udah gak ada? gue bilang anak lo gak baik Chen! bukan gak ada! " jelas Qiliam dengan kekehan menyebalkannya.

" maksud lo?"

" perempuan jalang itu ga ngasih Sana makan selama 11 hari. dan itu keajaiban bagi gue. selama 5 tahun gue jadi dokter gue gak pernah nanganin kasus kaya Sana. hamil muda gak makan 11 hari dan janin yang dia kandung masih ada? ohgodd its amazing bro!! " Wiliam antusias ketika dia menceritakan kekagumannya pada Sana.

" gak usah berteletele, cepat jelaskan bagaimana keadaan istri dan baby gue "

Wiliam mendengus kesal mendengar ucapan ketus dari Chen " istri lo baik dan baby lo gak baik. baby lo masih sangat sangat lemah, terlebih bian gak ngasih asupan buat Sana. dan lo ngelanggar apa yang udah gue pesan kekalian "

Chen berdecak, dia merasa kesal pada Wiliam. " lo pesan apa?" tanya Chen purapura lupa, padahal dia ingat Sana bilang dia gak boleh hamil sebelum luka diperutnya sembuh.

" lo yakin?" tanya wiliam menatap Chen curiga, Chen hanya mengangguk.

" gue yakin lo udah tau. intinya saat ini gue gak yakin janin lo bisa bertahan atau engga. kita tunggu perkembangan baby lo " jelas Wiliam. Chen mengangguk dan June memeluk Chen ala pria.

FLASHBACK OF

Chen menghapus air matanya kasar. sungguh dia sangat terharu ketika mengetahui fakta Sana hamil dari Wiliam yang menyebalkan itu.

" bangun sayang.. bangun demi anak kita " Chen terus mengecup punggung tangan Sana. ini adalah titik terapuh Chen.

tibatiba.. tubuh Sana mengejang, mengejang dengan cepat. meskipun matanya tertutup tapi tubuh Sana yang kurus mengejang dengan sangat hebat.

Chen panik, airmata mulai membasahi pipinya. dan dengan cepat Chen memanggil dokter.

Chen takut, Sana meninggalkannya. meninggalkan dia sendiri, membawa serta baby mereka.

Chen menangis di sudut ruang inap istrinya. melihat dokter yang menangani istrinya. air mata sudah turun dengan deras membasahi wajah tampan bak Jong chen itu.

Chen takut. dia terlalu takut jika Sana pergi meninggalkannya.

" maafkan kami pak " Dokter yang menangani Sana mendekati Chen, Chen menatap dokter itu dengan geram. tidak dia bukan wiliam yang menyebalkan ! dia bukan wiliam yang memberiny kabar bahagia.

Chen menangis, dia menarik kerah kemeja dokter itu. matanaya sudah basah oleh air mata Chen.

" selamatkan istri dan anaku!!" ucap Chen tegas.

Dokter itu tersenyum lemah. kemudian menunduk pelan " maafkan aku pak " ucapnya.

Chen menghempas tubuh dokter itu dengan kasar. kemudian dengan langkah yang lemah dia keluar dari ruangan Sana. sungguh chen tidak kuat mendengar berita buruk tentang istri dan babynya.

Chen tak peduli semua orang menatapnya iba, air mata terus turun di mata indahnya.

Chen sedih.

Chen takut.

Chen khawatir.

Chen takut Sana meninggalkannya sendiri.

Chen terlalu mencintai Sana.

tuhan tolong selamatkan istriku. doa Chen dalam hati.

to be continued

next?

Next chapter