webnovel

PART 30

Di sebuah ruangan yang gelap, pengap dan kotor itu Sana masih saja tak sadarkan diri. Bian yang menyuruh orang untuk menculik Sana hanya tersenyum sinis melihat musuhnya.

" hey bangun bodoh !!" Bian menendang tulang kering Sana hingga Sana meringis kesakitan.

Sana memegang tulang keringnya yang terasa nyeri, dia mengerjaperjapkan pandangannya. Sana terlonjak kaget ketika melihat bian berdiri dihadapannya dengan senyum sinisnya " Lo?!!"

Bian terus menendang tulang kering Sana, Sana tak bisa bangkit ataupun melawan karna tangan dan kakinya diikat.

" hahaha ya ini gue mrs.Jong, kenapa kaget?" Bian jongkok, menyamakan tubuhnya dengan Sana. kemudian bian mencengkram dagu Sana. " lo yang udah buat JiHyo masuk penjara. dan gue?!gue disini untuk membalaskan dendam yang belum tuntas itu !"

Sana menatap wajah Bian, matanya semakin memanas. tetapi tidak dia tidak boleh menangis, karna hal itu akan membuat bian senang.

Bian melepas cengkaramannya dengan kasar, " sekarang, yang gue mau adalah ngejauhin lo dari Chen. dan nyiksa lo sampai lo mati perlahanlahan hahaha " Hati Sana mencelos, apa tuhan tidak pernah mengijinkannya untuk hidup bahagia?

" jj..jangan seperti ini bian. aku mohon " sebisa mungkin Sana menahan air mata yang berusaha menerobos untuk keluar.

" apa?!! gue gak boleh kaya gini? terus apa yang lo lakuin sama sodara gue?! dan lo dengan mudah bilang gue gaboleh kaya gini sama lo. hahaha Sana lo ternyata bodoh "

bughh..

bughh..

" ss..sakit bian, aku mohon hentikan " Sana meringis ketika bian terus menendang kakinya. Sana yakin saat ini kakinya sudah membiru.

" sakit ini tidak sebanding dengan apa yang lo lakuin sama JiHyo Sana!! lo udah rebut Chen dari JiHyo dan elo udah jeblosin dia kepenjara! jadi rasakan dan nikmati ini Sana !"

~~

Rahang Chen mengeras, tangannya tak sadar mengepal. emosi sudah memenuhi dirinya. Sejam yang lalu pihak restoran menelfon Chen lewat handphone Sana dan mengatakan bahwa Sana tidak membayar makanannya .

Bukan masalah itu Chen marah, tetapi ketika Chen mengecek CCTV restoran itu , ternyata istrinya diculik oleh dua orang pria.

" BRENGSEK!! Berani beraninya mereka!!" June menghela nafas mendengar sahabatnya yang terusterusan emosi.

" lo bisa sabar gak sih?" ucap June. mereka berdua kini sudah berada didalam ruangan Chen. dan jangan tanyakan bagaimana keadaan ruangan itu, ruangan Chen sangat sangat berantakan. Karena Chen melampiaskan amarahnya pada barangbarang disana.

" lo punya saingan bisnis kerja?" tanya June, Chen menggeleng dia sama sekali tidak mempunyai saingan dalam kerja

" lalu? siapa yang sudah menculik Sana?" tanya June lagi. Chen menggeleng tak tau, bagaimana June ini kalau Chen tau dia tidak mungkin memanggil dirinya untuk membantunya?

" sshhh .. kita kembali ke resto itu dan minta data CCTV nya. kita lihat siapa yang menculik Sana!. "

~~~

Ini sudah seminggu dari kejadian Sana diculik. rasanya separuh jiwa Chen juga menghilang, Lihatlah keadaan Chen sekarang. rambut yang tidak pernah disisir bahkan saat ini bulubulu tipis tumbuh diwajahnya.

" susah sekali melacak lakilaki ini " June terus mengutakatik laptopnya, Seulgi tidak diberitaunya. jika seulgi tau pasti dia akan ikut khawatir.

Chen hanya bisa terduduk lemas dikursi kantornya, Pandangannya menerawang. Memori indah yang ia lalu bersama Sana tibatiba berputar kembali dipikirannya. Lingkaran hitam itu membuat kadar ketampanan Chen menurun.

" ohh astaga! gue udah nemu mereka siapa!" pekik June, dengan cepat Chen mengambil alih laptop yang di pangku June. matanya membulat sempurna ketika dia tau dua orang pria itu berasal dari mana.

" Club Gazine?" Chen seolah bertanya pada dirinya sendiri. pasalnya club itu adalah club yang sering dia kunjungi dengan June, atau tepatnya dimana Alex berkerja. tapi dia tidak pernah melihat dua orang ini.

Chen mengambil jasnya, kunci mobil dan menatap June tajam " kita kesana sekarang!!"

~~

Sudah satu minggu ini Bian menyekap Sana , entah dimana tapi Sana yakin ini adalah gudang. Dan sudah seminggu ini pula Sana tidak diberi makan oleh Bian. terakhir dia makan adalah makan di resto itu sebelum dia diculik.

Tubuhnya terasa lemas, sangat lemas. Sana merasa kaki dan wajahnya bengkak karna Bian terusterusan menendang dan menamparnya.

" Chen.. " Hanya nama itu yang terus keluar dari mulutnya, Sana benar benar kehabisan tenaga. dan entah mengapa dia merasa bahwa dia tidak sendiri.

" Chen.. tolong aku " Sana menyenderkan kepalanya disebuah kardus besar. bahkan bian tidak menaruh bantal ataupun selimut untuknya. Hingga akhirnya Sana tidak sadarkan diri.

~~

Seisi club memandang Seorang pria yang sedang membabi buta. dia terus saja menghajar dua orang yang bahkan tidak kuat lagi untuk berdiri. teman pria itu sudah berusaha menahan pria tersebut namun sepertinya pria itu sudah kalap dengan emosi.

" DIMANA KAU MENYEMBUNYIKAN ISTRIKU BRENGSEK!!"

bughh

" CEPAT KATAKAN! ATAU KALAU TIDAK AKU AKAN MEMBUNUH KALIAN BERDUA!!"

bughh..

" Chen! sudah cukup! lo udah hajar mereka. lo mau mereka mati dan lo masuk penjara hah? dan tentunya Sana tidak pernah ditemukan karna mereka keburu mati ditangan lo !" Teriak June pada Chen, dan itu berhasil. Chen menghentikan perbuatanya, perkataan June memang benar adanya. sebisa mungkin Chen mengontrol nafas dan mendekati salahsatu dari mereka.

" cepat katakan , kemana kalian membawa istriku " Lakilaki itu menggeleng, chen mengatur nafasnya, dia tidak boleh tersulut emosi

" katakan sekarang!! " Bentak Chen, wajahnya memerah terlihat bagaimana ia sangatsangat emosi

" sshh... aku tidak tau dimana rumah ii..itu tuan, yang aku tau cuma nama orang yang menyuruh kami"ujar lakilaki itu, Chen menarik kerahnya. wajah lakilaki itu begitu lebam, dan ada darah yang menetes dari wajahnya.

" siapa yang menyuruh kalian?" tanya Chen. nadanya tidak setinggi tadi.

" bb..bbian "

Chen menghempaskan lakilaki itu dengan kasar, dia sudah tau bian yang mana yang lakilaki itu maksud. Chen menatap June tajam, " JEBLOSKAN MEREKA KEPENJARA !"

~~~

Chen menghela nafas karena bian sudah beberapa hari ini tidak masuk. Demi tuhan penampilan Chen semakin hari semakin tidak karuan.

Papa Sana maupun daddy dan Mommy tidak mengetahui apa yang menimpa mereka. Dan setelah di selidiki ternyata Bian adalah sodara dari JiHyo,

" lo udah tau dia ada dimana?" tanya Chen melihat June yang sudah ada didepannya.

" lo? astagaa Chen.. ini lo apa bukan sih? rambut yang berantakan, mata panda, ya lo udah kaya zombie. !"

" ck . gue tanya apa lo udah tau dimana bian? ini udah 11 hari semenjak istri gue di culik. "

June menghela nafas kemudian menghempaskan pantatnya disofa.

" gue udah tau dimana mereka "

~~~

" sshh.. bian hentikan, ini sakit " Sana meringis ketika bianca terus menendang kakinya.

" HaHaha rasakan bodoh!!! kenapa kau tidak mati saja !! "

Sana hanya tersenyum tipis. dia sungguh tidak kuat lagi untuk apapun. Sana hanya pasrah ketika bian terus menyiksanya

" udah 11 hari gue ga ngasih lo makan. dan kenapa lo masih hidup?!! ohh mungkin lo nunggu gue yang akhirin nyawa lo heh?!! " Bian tertawa, tawanya terdengar menakutkan bagi Sana.

Bian jongkok, dia mencengkram dagu Sana. " bagaimana cara sodaraku menghabisimu? aku dengar dia menembakmu iyakan?"

Sana menggeleng, tetapi bian menamparnya dengan sangat keras. Sana meringis dia rasa bibirnya sedikit sobek karna terasa perih.

" well aku akan mengikuti jejak sodaraku " Bian mengeluarkan sebuah pistol dari balik tubuhnya. " apa ada pesan terakhir Nona?" dengan seringainya dia mengarahkan pistol itu ke arah perut Sana.

" jangan perut lagi, aku mohon " gumam Sana pelan, tapi dia sangat lemas untuk menghindar ataupun sekedar mendongak menatap bian. hinggaa...

BRAK!!!

DORRR

to be continued

kemana kah kalian kenapa menghilang :'

cerita sudah di next:'

next??

Next chapter