webnovel

PART 29

Setelah mengungkapkan hal tersebut, para pegawai berubah menjadi baik kepada Sana. entah apa sebabnya mungkin mereka hanya menarik perhatian boss nya saja

" sayangg.. ayok pulang " Ajak Sana, Chen terus saja fokus pada laptop didepannya. " bentarr bentarr "

Sana mendengus kemudian menghempaskan pantatnya di sofa, " kamu fokus mulu kerja " Sana melipat tangannya didada, purapura marah.

" iyaiya maaf. bentar ya bentar lagi aja " Kata Chen, tetapi Sana hanya menghela nafas kasar.

Chen menyerah, dia tidak kuat jika Sana merajuk padanya seperti ini. rasanya ada sesuatu yang menusuk hatinya ketika istrinya marah.

" udah. ayo pulang " Chen menggendong Sana ala bridal style dan membawanya keluar, mereka tak sadar bahwa ada sepasang mata yang memandang mereka tajam.

" lihatlah nanti pembalasanku Sana "

~~

malam ini, Bian terlihat duduk di cafe. bian hanya mengadukaduk jus melon dihadapannya, menerawang jauh kekehidupan Sana dan Chen.

" dengan cara apalagi gue harus misahin mereka berdua? Sana yang udah buat adik gue penjara sama syakila sialan itu ! dia pikir dia siapa? Ck cewe murahan yang menjadi wanita one night stand aja bangga. " Bian mengutakatik ponselnya dan menelpon seseorang.

" halo?.. bisa kau membantuku untuk saat ini?"

"..."

" baikk.. temui aku di cafe Joy, saat ini juga "

klik. telfon dimatikan. dan senyum menyeringai itu menghiasi wajah bian saat ini.

~~~

Malam ini, Chen dan Sana sedang menonton tv. tepatnya Sana saja karna Chen hanya menemani.

" Chenn.. tv nya tuh disana bukan di wajah aku " protes Sana, Sana mendorong wajah Chen supaya melihat kedepan.

entahlah.. bagi Chen , wajah cantik Sana adalah tontonan indah untuknya, rasanya lebih menarik untuk ia lihat.

" Cheennn.. "

cup.. Sana mendengus sebal, suaminya ini kebiasaan jika mencuri ciuman dari bibirnya.

Chen merebahkan kepalanya di pangkuan istrinya. kemudian menelusupkan wajahnya ke perut Sana.

" Chenn gelii.. " ujar Sana, ketika Chen menciumi perut Sana. Chen menaikan kaus oblong Sana hingga memperlihatkan perut rata Sana. disana terdapat luka jait bekas JiHyo dulu.

" masih sakit?" tanya Chen, Sana menatapnya sendu kemudian menggeleng.

" maaf ya.. " Chen mencium luka jait itu. Sana tersenyum dan mengelus lembut rambut Chen.

" Chen.. kayanya aku gal bisa jadi sekretaris kamu lagi" ucap Sana, Chen menatapnya bingung. dia kembali duduk dan mengarahkan Sana untuk duduk menghadapnya

" kenapa?" tanya Chen heran.

" gak tau. aku gak pengen aja. tapi nanti aku sering maen ke kantor kamu deh." rayu Sana, Sana ngusap lembut pipi suaminya.

" nanti ya, kalo udh ada sekretaris baru. kamu boleh deh resign " ketus Chen, dia purapura marah. padahal Chen sudah nyaman Sana menjadi sekretarisnya, tetapi Chen juga tidak setuju Sana bekerja.

" terus gaji aku mana?" Sana menengadahkan tangannya, lalu menaik turunkan alisnya.

" jangan sekarang sayang.. "

" yaahh maunya seka-"

Chen membungkan mulut Sana yang mungil dengan bibirnya, kemudian Chen melumat kecil bibir bawah Sana.. dannn you know lah akhirnya😊😊 gaperlu dijelasin.

~~

Bian menatap tajam kearah pasangan yang sedang berbahagia itu. tangan bian tak sadar mengepal sendiri.

" liat nanti kau Sana !! "

Bian menghampiri Sana dan Chen dengan tampang baiknya, gampang sekali dia mengubah mimik wajah. memang aktingnya patut diacungi jempol, tapi sayang akhlaknya tidak baik.

" selamat pagi boss " sapa bian ramah, Sana tersenyum kecut.

" iya pagi bi " sapa Chen dingin. Chen merangkul pinggang Sana dan berlalu meninggalkan bian.

" lihat nanti Sana ! "

~~

Sudah hampir beberapa jam ini, Sana hanya memperhatikan suaminya bekerja. mengutakatik laptop dan sesekali menyesap kopi dingin yang sudah ia siapkan diatas meja Chen.

" masih banyak ya kerjaannya?" tanya Sana. Chen hanya mengangguk tanpa menoleh pada Sana.

" tapi aku laper.. makan yu " Sana menghampiri Chen dan sengaja duduk dipangkuan Chen.

Chen menatap kesal istrinya, tapi Sana hanya nyengir tak peduli.

" makan yu sayaaangg " Sana menggoyangkan tubuhnya di pangkuan Chen. hingga Chen kesal sendiri, karna bukan apaapa, Sana sudah membangunkan sesuatu dibawah sana.

" jangan seperti itu. kau membangunkan Udin disana " keluh Chen, Chen berusaha tak peduli dengan raut penasaran Sana.

" siapa usin?" tanya Sana. hingga dia merasa sesuatu menusuk kepantatnya " ohh aku mengerti " Sana terus mengoyangkan tubuhnya tak peduli pada tatapan mengancam Chen.

" cukup sayang ini dikantor.. kamu mau aku terkam heh?" gemas Chen... tapi istrinya samasekali tidak mengindahkan ucapannya,

" Chen aku hanya ingin makan. tolong temani aku " ucap Sana sambil terus menggoyangkan tubuhnya. itu terasa sangat menyiksa Chen begitupun si udin hahaha.

" oke.. fine kita makan "akhirnya Chen mengalah juga, dia tidak mau udin terus mendapat penyiksaan dari Sana.

~~

" yangg kamu masih laper?" tanya Chen, Sana mengangguk. tangannya penuh dengan Fried chiken kesukaanya.

" padahal ini udah piring ketiga?" ucap Chen tak percaya, Sana mengangguk lagi.

" yaampun aku nikah sama apa sih... babon? " keluh Chen " aww " Chen meringis ketika Sana memukul kepala Chen dengan sendok yang ada didepannya.

" sakit yangg. . " protes Chen, Chen menghela nafas. kenapa Sana berubah ubah sih? kaya power ranger aja..

" suruh siapa kamu ngatain aku babon. " kesal Sana. Sana mengigit goreng ayam itu dengan kasar kemudian menatap Chen yang meringis

"hehe maaf deh.. tapi kan sekalipun kamu babon. kamu ttep cantik" Chen mencubit pipi Sana yang tembem. dan entah sejak kapan pipi tu berubah jadi tembem

" kamu masih mau makan?" tanya Chen. Sana hanya mengangguk

" aku duluan kekantor gak papakan?" tanya Chen. Sana mengangguk lagi, saat ini mereka berdua tidak makan dikantin melainkan makan di restoran sebrang kantor. Sana yang menginginkan mereka makan disini

" kamu bawa uang?" tanya Chen. Sana menggeleng dan memandang Chen dengan puppy eyesnya.

Chen menghela nafas, kemudian merogoh dompetnya untuk mengeluarkan kartu kredit miliknya

" nih pake. " ucap Chen , Chen bangkit dan mengecup pucuk kepala istrinya " aku kekantor dulu syg. kalo kamu udh selesai pulang ya " ujar Chen. Sana lagilagi hanya mengangguk karna mulutnya penuh dengan fried chiken

~~

sedang asik menikmati makanan piring ke 7nya. Sana didekati dua orang pria berbadan besar.

" kkalia siapa " Sana mundur hingga dirinya terbentur dengan tembok.

salah satu orang itu membekap Sana dengan sapu tangan dan tak lama Sana pun jatuh pingsan.

" kita bawa kemana ini?"tanya orang yg satunya lagi

" rumah boss aja "

" oke "

to be continued

Maaf telat up gaissss:')

next?

Next chapter