webnovel

PART 17

" kamu tau dia? " Seulgi menyerahkan catatan detektif tyo kepada June.

June membacanya, kemudian ia teringat gadis yang menabraknya.

" dia ! "

" siapa? " seulgi menatap heran June.

". kamu tau pas aku ngejar penembak itu, aku ditabrak kan? "

seulgi mengangguka antusias.

" nah yang nabrak aku itu cewe. dan ciricirinya seperti ini .. iya seperti ini. namanyaa... emmm " June mengingat ingat " oh ya syakila ! namanya syakila ! " seru June.

" syakila? " tanya seulgi tak yakin.

June mengangguk, seulgi mengingat nama itu. namun kenangan masalalu yang muncul dipikirannya

FLASHBACK ON

Seulgi melihat Sana yang sedang menangis di taman belakang sekolah. Dulu seulgi dan Sana memang tidak dekat. mereka hanya Sekedar teman satu Organisasi Osis saja.

" lo kenapa? " tanya seulgi pada Sana, Sana menoleh pada seulgi dan dengan cepat ia menghapus air matanya.

Sana menggeleng lemah, seulgi kemudian duduk didekat Sana.

" cerita aja " Seulgi mengelus punggung Sana, Sana berbalik menatapnya. Sana percaya kalau seulgi adalah pendengar yang baik.

Sana pun menceritakan masalah ia , Syakila dan juga Elang.

" lo sabar ya " Seulgi memeluk Sana yang menangis, Seulgi menyesalkan syakila yang lebih percaya pada Elang dibanding Sana.

Seulgi memang beberapa kali bertemu dengan syakila. itupun karna syakila selalu bersama Sana. dia cantik, tapi sayang seulgi kecewa pada sikapnya saat ini.

FLASHBACK OFF

" ooh dia " gumam seulgi, June menatapnya heran.

" kenapa? "

Seulgi menggeleng, "ee.. enngga kok "

" kamu kenal? "

" engga. " Seulgi berdiri " aku pergi dulu ya " kemudian ia meninggalkan June sendirian.

~~~

Chen menatap Sana yang sedang berbaring di tempat tidurnya. mata Sana terpejam, Sana sudah di pindahkan ke ruang perawatan.

Chen memegang gitar, dan perlahan dia memetik gitarnya itu. Suara Chen yang sangat merdu sangat pas dengan nada gitar. Chen menyanyikan sebuah lagu yang mewakili perasaannya saat ini

[ YURA YUNITA - KASIH JANGAN KAU PERGI ]*kalo yang punya lagunya coba dengerin aja yaa

" Wajahmu selalu terbayang, dalam setiap angan. yang tak pernah bisa hilang walau sekejap "

Chen mulai memetik gitarnya, suara merdunya menggema di ruangan itu. Chen berharap Sana mendengarnya.

" Ingin slalu dekat denganmu, enggan hati berpisah. larut dalam dekapanmu, setiap saat... setiap saat. "

Chen terus menatap Sana, dia berharap Sana saat itu bangun dan menyaksikannya menyanyikan lagu yang khusus untuknya

" ohh kasih janganlah pergi, tetaplah kau selalu disini. jangan biarkan diriku sendiri, larut didalam sepii.. "

Chen meresapi bait yang satu ini. matanya mulai memanas, tak bisa ia bayangkan bagaimana nanti jika Sana ikut meninggalkannya?

" terlelap dalam belaianmu. takkan pernah ku lepas, biarlah dirimu ku manja dalam pelukan. "

jujur, saat itu ingin rasanya memeluk Sana. meskipun ia tau amanda tak sepenuhnya suka.

" gemulai setiap gerakanmu, membuatku slalu rindu. kukecup lembut bibirmu.. ku sayang padamu.. ku sayang padamu... ooo "

Suara Chen gemetar, ia masih bertanya pada hatinya. sayangkah ia pada Sana?

" Oh kasih janganlah pergi tetaplah kau selalu disini. jangan biarkan diriku sendiri... larut didalam sepi "

Suara Chen makin bergetar ketika ia menyanyikan satu bait ini. matanya ingin sekali mengeluarkan bulir air mata itu. tetapi Chen tetap manahannya untuk tidak keluar.

Chen menaruh gitar itu disamping kasur Sana, kemudian mencium kening Sana.

" cepet bangun "

Ketika Chen hendak pergi meninggalkan Sana, sesuatu menahan tangan Chen.

" Chen.. " suara parau itu berhasil meloloskan bulir air mata Chen untuk jatuh dipipinya. Sana menahan Chen.

perlahan, Sana membuka matanya dan menatap Chen layu. kemudian tersenyum tipis.

" kenapa nangis? " Sana bertanya lesu pada Chen, Chen tersenyum kemudian dia memencet tombol panggilan otomotis. untuk menyuruh dokter ke ruangan.

" gapapa. " Chen mencium tangan Sana lembut " makasih "

" buat? " Sana bertanya pada Chen, dia menghela nafas.

" udah bangun " Chen tersenyum dan tak lama dokter Wiliam datang memeriksa Sana.

~~~

" Sana udah siuman? " Tanya seulgi antusias. ketika Chen memberinya kabar bahwa Sana telah bangun, seulgi membatalkan rencananya dan kemudian datang ke rumah sakit.

" iya " Seulgi melihat ke dalam ruangan Sana, saat itu Mommy, Daddy dan kedua orang tua Sana berada didalam.

" gue bingung " ucap Chen, dia menutup wajahnya prustasi.

Seulgi duduk disamping Chen, dan memegang pundaknya

" kenapa? "

" gimana caranya jelasin sama dia "

Seulgi menghela nafas, Seulgi tau bahwa saat itu Sana sedang mengandung.

" lo harus tegar, dan jelasin itu semua kedia "

" tapi.. "

" tapi apalagi? " potong seulgi " saat ini Sana butuh bantuan kita. gue tau rasanya berat banget kehilangan anak pertama. tapi kita harus supprot terus Sana. gue yakin dia nyesel atau apapun itu. dia itu butuh dukungan kita. dan gue minta lo harus tegar buat ngasih tau itu kedia. "

Chen mengangguk dan menatap seulgi dalam. Sana memang tak salah memilih sahabat sepertinya.

~~~~

Malam dikota Jakarta saat ini terlihat berbintang, Seulgi sedang duduk di kursi taman kota jakarta. menyaksikan dari jauh bagaimana pertemuan antara syakila dan JiHyo.

seulgi menghampiri syakila dan JiHyo yang sedang berjalanjalan, syakila terlihat kaget melihat seulgi yang tersenyum ke arahnya

" elo? " tanya JiHyo melihat kedatangan seulgi.

" kenapa? " seulgi memandang bella. " lo masih inget gue? " tanya seulgi pada syakila.

" gue gak tau " jawab syakila angkuh.

" oh ya? " Seulgi tertawa mengejek pada Syakila yang purapura tidak mengenalnya

" elo mau ngapain kesini !! " bentak JiHyo, seulgi tak menggubrisnya. ia hanya melihat syakila.

" elo inget Sana?, gue tau masalah lo sama Sana kok sya"

Syakila menatap Seulgi dan tersenyum kecut.

" terus? "

" lo udah salah paham sama dia. " Seulgi menghela nafas " gue kecewa sama lo karna lo lebih percaya sama Elang ketimbang Sana. sahabat lo sendiri "

JiHyo menatap syakila dan Seulgi heran. tak mengerti maksud keduanya.

" apa sih maksud lo? " tanya syakila ketus.

" gue tau, lo berdua yang udah nembak Sana pas hari pernikahnnya. " seulgi memandang JiHyo tajam " dan gue juga tau apa motif dibalik kelakuan kalian ! "

" apa sih gue gangerti yang lo bahas ! " jawab JiHyo, dia menahan kesal pada Seulgi.

" lo ! " tunjuk seulgi pada JiHyo " lo nembak Sana karna dia udah sama Chen, padahal Chen yang mau sama Sana dan gak mau sama lo !. " seulgi menahan amarahnya pada JiHyo,

" dan lo ! " kini seulgi menunjuk syakila " lo nembak Sana karna lo benci sama dia, benci karna lo rasa dia udah ngekhianatin lo sama elang. padahal elang sendiri yang udah khianatin lo dan Sana adalah korban ! lo ngerasa lo punya temen buat balas dendam sama Sana. " teriak seulgi pada syakila. Syakila mendorong seulgi hingga terjatuh.

mata syakila memerah menahan tangis, JiHyo malah terlihat ngepalkan tangannya.

" Lo gak tau apa apa !!!! jadi lo gak usah ikut campur urusan gue seulgi !!!! " teriak syakila pada seulgi, syakila menangis. " Dia emang khianatin gue sama Elang dan gue udah liat semuanya !!! "

" lo gatau aapaapa syakila !!! lo yang salah paham sama dia !! "

JiHyo menarik syakila pergi meninggalkan Seulgi.

" perbuatan lo udah ngebunuh anak pertama Sana !! lo... lo setega itu syakilaaaa !!! " teriak seulgi.

Langkah syakila terhenti, dia berbalik melihat seulgi yang menatapnya. tetapi JiHyo menarik syakila untuk meninggalkan taman kota.

~~~

" Chen? "

Chen yang sedang mengerjakan sesuatu di laptopnya menoleh pada Sana.

" apa? "

" kita udah nikah? " tanya Sana, dia melihat cincin pernikahan yang melingkar di jarinya

" Iya. " jawab Chen diiringi senyum manisnya

" jadi saat ini gue istri lo? " Chen menghela nafas ketika Sana menggunakan Gue-Elo

Chen mengangguk, kemudian melanjutkan pekerjaannya.

Sana mengelus perutnya. " gak sabar nunggu dia "

aktifitas Chen terhenti ketika Sana mengatakan itu. Chen melihat Sana terus mengelus perutnya. dia merasa menyesal harus mengatakan hal sepait itu pada Sana.

" tidur. besok kita pulang " Ucap Chen, menghentikan Sana bermimpi tentang anak pertama mereka. bukan apaapa itu menyakiti hatinya.

Sana mengangguk dan tak lama ia terlelap tidur.

Chen memandang istrinya, begitu manisnya Sana ketika dalam keadaan tidur sekalipun.

" maafin gue "

~~~

" ini gue " Seulgi membuka pintu rumahnya dan mendapati June.

" kenapa? " Tanya seulgi, wajah June masih terlihat lebam. June melirik kesampingnya. disana muncul wanita itu.

wanita itu terus menunduk, seulgi menatapnya kaget. terlihat sekali mata wanita itu sembap

" maaf " ucap wanita itu. pelan sekali tetapi seulgi dapat mendengarnya.

Seulgi tersenyum dan memeluk wanita itu.

....................

............

.........

.......

....

.....

....

...

...

...

..

.

"mungkin....

ku mau memaafkan mu kembali

demi cinta yang ada di hatiku

meloloskan mu

dari kata pisah" :')

to be continued

Happy reading 🤗

next?

Next chapter