webnovel

PART 16

" a.. apa? "

Dokter Wiliam mengangguk, mata Chen semakin panas. dia berusaha kuat untuk menahan air matanya itu

" kami tidak bisa berbuat apa apa, kami butuh persetujuan dari anda. kami rasa kami tidak dapat menyelamatkan keduanya. kami minta anda memilih ingin menyelamatkan siapa? ibu atau anaknya? karna peluru itu bersemayam tepat dikeduanya. "

Chen menghela nafas, dia mengacak rambutnya frustasi.

" kami mohon, anda segera membuat keputusan Tuan JongChen. karna semakin lama peluru itu bersemayam ditubuh, itu akan sangat berbahaya. "

" selamatkan keduanya aku mohon " Chen memelas, dia ingin Sana selamat serta juga anaknya

" tapi kami tidak bisa. kami harus mengorbankan salah satu dari mereka . maafkan kami "

Chen menangis, dia kemudian mengangguk dan mencoba mempertegar hatinya

" selamatkan dia "

Chen meraih bolpoint yang disodorkan dokter Wiliam padanya. kemudian menandatangani dokumen operasi.

" maafkan kami " Dokter Wiliam bangkit, kemudian meninggalkan Chen yang mulai terisak.

~~~

Chen keluar ruangan dengan gontai, seluruh keluarganya menyerbu Chen dan menyerang Chen dengan pertanyaan pertanyaan.

" gimana anak tante? " tanya tante Ree yang sudah sadar dari Pingsannya. Chen menatap mama resti kemudian memeluknya.

" Maaf.. maafkan Chen Ma.. maaaf "

Tante ree memandang heran Chen dan kedua orang tua Chen.

" iya sayangg.. iyaa... Sana ngga papa kan Chen? "

Chen menggeleng lemah, seulgi makin terisak melihat Chen yang saat ini rapuh.

" maaf.. maaf.. maafin Chen ma.. Chen minta maaf " Sana terisak di pelukan Mama ree. daddy memeluk mommy yang melihat anaknya saat ini.

" Chen.. Chen harus merelakan salah satu dari mereka pergi ma.. maaf.. maafin Chen "

Mommy, Daddy, dan semua yang ada disana memandang Chen heran. apa maksud Chen dengan kata mereka?

" ma.. mmaksud kamu sayang? " Tante ree menatap mata Chen yang sembap.

" Chen minta maaf.. Chen harus merelakan satu orang maa.. satu orang dari mereka. "

" mereka siapa? " kini om ferry bertanya pada Chen, Chen menoleh pada papa mertuanya. lakilaki itu yang telah mendidik Sana dengan sangat baik.

" papa... Chen minta maaf "

" maksud kamu mereka itu siapa? "

Chen menggeleng lemah, Chen tau keluarganya tak mengetahui Sana sedang mengandung anaknya. Mommy pun sepertinya tak sadar, karna mommy berpikir Sana tidak mengandung.

~~~

" Chen.. "

June memanggil Chen yang sedang duduk di halaman rumah sakit, Malam di kota jakarta saat ini terasa dingin bagi Chen.

" maafin gue " June menunduk ketika melihat Chen menatap kearahnya.

" kenapa minta maaf ? "

" gg.. ggue.. ggue ngasih tau JiHyi kapan lo nikah sama Sana"

Buggghh

tanpa basabasi Chen memukul June dengan sangat keras. hingga June mundur beberapa langkah.

Chen menyerang June lagi, tetapi June tidak melawan. dia tau dia salah.

" kenapa lo ngasih tau JiHyo !! " Bentak Chen yang sudah berada di atas June. June meringis, Chen beberapa kali memukul wajahnya.

" maaf.. maafin gue tapi JiHyo bilang dia ngerelain lo sama Sana. makanya gue ngasih tau dia "

buggghh

Chen mencengkar kerah baju June dan menatapnya tajam

" lo tau ! gue kehilangan orang yang gue sayang ! "

" maaf.. maafin Chen "

Chen berdiri. matanya terasa panas... ingin rasanya saat itu dia menangis, tapi saat ini dia harus tegar. kalo bukan dia siapa yang akan menyemangati Sana untuk menjalankan operasinya?

June menghampiri Chen, wajahnya lebam. sudut bibirnya pun sedikit sobek sehingga darah menetes disana.

" gue minta maaf. tapi gue janji sama lo. gue bakalan bawa pelaku penembakan itu tepat didepan mata lo "

" percumaaaaa !!! gue bilang PER CU MA !! lo gak akan bisa ngembaliin satu nyawa yang ninggalin gue meskipun lo nangkep orang itu dengan tangan lo sendiri !! lo gak bisaaa June ! lo gak bisa ngembaliin satu nyawa itu ! lo gak bisa !! " teriak Chen prustasi, dia mengusap wajahnya supaya air mata itu tidak menetes.

" maksud lo Sana? tapi dia berhasil dengan operasinya? " June menatap heran Chen.

" Anak gueee !!!! lo gak bisa ngembaliin dia sama gue!!!! lo gak bisa ngembaliin nyawa anak gue yang JiHyo rebut dari Sana ! lo gak bisaa June lo gak bisaaaa !!! " Chen jatuh lemas, berat rasanya melepas anak pertama mereka.

June menahan nafas, dia sangat kaget mendengar apa yang baru di ucapkan Chen. June melirik Chen yang mulai terisak,

" maksud lo.. maksud lo Sana hamil? "

" iyaaaaa !!!! dia hamil anak gue June ! anak pertama gue ! lo... lo gak bisa ngembaliin nyawa anak gue ! "

Mata June memanas, bulir air mata itu jatuh begitu saja. June ikut terduduk di samping Chen yang saat ini menangis.

" maaf.. maafin gue Chen.. maaf "

~~~~

Seulgi menangis melihat persahabatan Chen dan June yang hancur akibat perbuatan JiHyo. Seulgi mengusap air matanya kasar dan merogoh hp di tasnya.

Seulgi menelpon nomer yang mengiriminya pesan.

" halo? gue mau ketemu lo sekarang. di taman kota"

Seulgi berusaha setegar mungkin ketika ia berbicara. dan tak butuh lama ia segera pergi menuju taman kota.

" maaf " June merangkul sahabatnya yang terlihat seperti orang gila saat ini. Chen terlihat berantakan, matanya sembab. bajunya penuh darah, dan rambutnya pun berantakan.

" maafin gue "

~~~

" lo yang udah ngelakuin itu sama Sana ? "

Seulgi berdiri menghadap JiHyo yang duduk di kursi taman, JiHyo menatapnya angkuh dan tertawa licik

" mana buktinya? " tanya JiHyo. seulgi menghela nafas, tak sadar tangan seulgi mengepal menahan emosi.

" lo yang nembak Sana ! jawab gue ! "

" wessshhh santai mbaa santai.. " JiHyo berdiri, ditatapnya tajam Seulgu " gue tanya ada buktinya nggak ? "

" sms dari lo ! " seulgi menunjuk handphonenya pada JiHyo dan memperlihatkan sms tantangan itu

" haha ini doang? ini sih buktinya gak kuat "

seulgi tertawa kesal, dia memalingkan wajahnya kemudian menatap kembali JiHyo

" sekarang gue tanya ! lo yang nembak Sana ! " Tanya seulgi, JiHyo menghela nafas.

" gue bilang mana b- "

" gue belum selesai ! " potong seulgi, dia tertawa mengejek pada JiHyo " lo... lo yang udah nembak Sana yakan? haha karna lo iri sama dia. lo jauhjauh dari London ke Indonesia cuma buat Chen, tapi lo cuma dapet ZoNx. Chen lebih milih Sana yang jelasjelas lebih cantik dari lo ! gue tau lo terpurukk. lo mau ngancurin mereka dengan cara ngebunuh salah satu dari mereka yakan? haha rencana lo itu standar banget ! "

JiHyo menggeram, didorongnya tubuh seulgi hingga seulgi jatuh tersungkur.

" LO JANGAN NYARI MASALAH SAMA GUE ! TEMEN LO ITU KECENTILAN ! DIA ITU YANG NGEDEKETIN CHEN ! . JADI GUE PERINGATIN SAMA LO. JANGAN MACEMMACEM SAMA GUE. ATAU LO MAU KAYA NASIB TEMEN LO SANA YANG MATI DITANGAN GUE? "bentak JiHyo, emosi JiHyo memuncak. Seulgi hanya tersenyum licik.

Seulgi bangkit dan mendekati JiHyo yang mengatur nafasnya

" gue cuma ngasih tau. atiati sama idup lo "

Seulgi meninggalkan JiHyo yang berteriak kearahnya, mencaci maki seulgi.

~~~

sinar mentari membangunkan Chen yang tertidur di sofa ruangan Sana.

tadi malam, Operasi Sana berjalan dengan lancar. dokter mengambil peluru itu dan juga anaknya. didepannya Sana terbaring dengan beberapa alat rumah sakit yang membantunya.

" sayang? bangun. ini udah pagi."

Chen mengelus pipi Sana, dan mencium tangannya. bagaimana cara ia menjelaskan nanti tentang anak mereka pada Sana?

" Sana ihh bangun buruan. gue laper.. gimana sih lo jadi istri " Air mata Chen turun, tepat mengenai tangan Sana.

" Saanaaa.... buruan dongg. gue laper. jangan tidur mulu " Chen mulai terisak, tak kuat melihat keadaan istrinya yang seperti ini.

~~~

" ini. " Seulgi menyodorkan sebuah map kepada polisi yang sedang menyelidiki kasusnya.

" aku mohon. tangkap dia " Detektif yang bernama Tyo itu tersenyum kemudian mengangguk.

" ini bukti yang cukup aakurat, terlebih lagi kesaksian pegawai caffe yang berada disebrang. tapi dia bilang ada satu wanita yang bersama dengan JiHyo. apa kau kenal siapa itu? " tanya detektif tyo.

Seulgi mengerenyitkan dahinya, memikirkan siapa yang datang bersama JiHyo?

" aku tidak tau . bisa kau memberi tahu bagaimana gadis itu? "

Detektif tyo memberi sebuah catatan kecil pada seulgi.

" aku pergi dulu. jika kau tau dia tolong beritahu aku "

Seulgi mengangguk, detektif tyo pun pamit.

" siapa? " gumam seulgi, dia membaca catatan yang diberikan detektif tio padanya.

CIRI - CIRI

- memakai topi

- hidungnya mancung,

- kulitnya putih

- rambutnya pirang bergelombang

- bibirnya tipis

- lebih tinggi dari gadis si bermata hazel

- tingginya kirakira 165cm

seulgi semakin penasaran siapa gadis ini.

" siapa? "

~~~

Tante Ree masuk keruangan Sana. mereka yang hendak menjenguk Sana diharuskan memakai pakaian khusus.

tante ree duduk di samping Sana dan menggenggam tangan Sana.

" sayang... ini mama " tante ree menatap Sana yang hidupnya saat ini bergantung pada doa mereka.

" bangun sayang.. kamu gak kangen sama mama? mama tau kok kalau kamu nggak setuju nikah sama Chen. mama dan papa egois sayang, tapi kami percaya sama Chen. pasti dia sayangg banget sama kamu. dia rela relain gak tidur demi kamu sayang.. jadi mama mohon bangun yah.. ini demi mama, papa, Chen sama kedua orang tua Chen. Mama percaya mereka semua sayang sama kamu, mama percaya itu sayang. jadi sekarang bangun yah... temuin kita, mama mohon " tante ree terisak, dia segera berlari keluar ruangan karna tidak mau Sana mendengar bahwa ia menangis.

~~~

" kamu tau dia? " Seulgi menyerahkan catatan detektif tyo kepada June.

June membacanya, kemudian ia teringat gadis yang menabraknya.

" dia ! "

" siapa? " seulgi menatap heran June.

". kamu tau pas aku ngejar penembak itu, aku ditabrak kan? "

seulgi mengangguka antusias.

" nah yang nabrak aku itu cewe. dan ciricirinya seperti ini .. iya seperti ini. namanyaa... emmm " June mengingat ingat " oh ya syakila ! namanya syakila ! " seru June.

" syakila? " tanya seulgi tak yakin.

June mengangguk, seulgi mengingat nama itu. namun kenangan masalalu yang muncul dipikirannya.

............

...........

.......

......

...

....

...

...

..

.

maaf kalau pendek yah gaisssšŸ™šŸ™

to be continued

Happy readingšŸ¤—

next?

Next chapter