webnovel

PART 15

" Sanaaaaaaa "

June melihat seseorang yang berlari menjauh dari tempat pernikahan, June pun mengejar orang itu.

Chen melirik Sana yang berada didekatnya ketika ia mendengar teriakan seulgi.

Sana ambruk di pelukan Chen ketika Chen menatap Sana, Sana tertembak dan tepat pada perutnya

Mommy, daddy dan kedua orang tua Sana, melirik Chen dan Sana, melihat keadaan Sana mommy jatuh lemas. Seandainya daddy tak menahan mommy ia pasti jatuh ke tanah.

Gaun biru itu di bagian perut berubah merah, Merah darah Sana. Chen menatap kosong, dia meraba perut Sana dan seketika itu juga tangannya berlumuran darah.

" Saann.. Sannnaaaa? "

~~~

June terus saja mengejar orang yang telah menembak Sana, beberapa kali June terjatuh bahkan menabrak sesuatu. tapi ia samasekali tak berhenti untuk mengejar orang itu.

" heyyy !! berhentiiii "

June menabrak mobil yang melaju berhadapan dengannya, dia terjatuh. Orang itu melirik ke arahnya sebelum akhirnya dia berbelok ke sebuah Gang.

June meringis, Pengendara mobil itu keluar. tampak seorang gadis menghampirinya.

" lo gapapa? " Gadis itu menatap luka di kaki June yang sedikit berdarah.

June menatap gadis itu, ia merasa tidak asing dengan wajahnya.

" kita pernah ketemu? " tanya June tak yakin. gadis itu menggeleng.

" nama gue syakila. Syakila Lopez "

" gue June. " June meringis lagi dan memegang lututnya yang berdarah.

" lo beneran gapapa? "

June mengangguk. tak lama mereka mendengar sirine ambulance, Mobil ambulance itu menuju ke rumah Chen yang tak jauh dari tempat Chen dan Syakila berdiri.

" sial. " June bangkit dan segera berlari menuju ke rumah Chen.

Syakila kembali ke mobilnya, sesaat sebelum itu dia tersenyum licik menatap June yang lari tergopohgopoh dengan kaki pincang karna lututnya sakit.

~~~

" Sannn.. Sanaaaa bangun..Saannnaaaa " Chen terus memegang tangan Sana didalam mobil Ambulance sambil menangis. Petugas disana menekan perut Sana supaya darah tidak terus keluar.

Sana sangat pucat, sepertinya dia kehilangan banyak darah

" Sanaaaa.. Sannn.. bangun .. Sanaaa inget dia San.. kamu harus kuat " Mata Chen terasa panas karena menahan tangis. ketika satu air mata turun dia segera mengusap dengan kasar. Sana tidak boleh melihat Chen rapuh.

" Sana.. ayo bangunn.. lo sama dia harus selamat Saaanaaaa "

Beberapa bulir air mata turun begitu saja di pelupuk matanya. sakit, ini sakit.

~~

" gimana? "

dua gadis itu duduk disebuah cafe yang bersebrangan dengan rumah Chen. dan mereka dapat menyaksikan kericuhan di rumah itu dengan sangat jelas.

" beres. " ucap gadis satunya, suasana di jakarta saat itu sangat mencekam.

Gadis yang bermata hazel tersenyum memandang gadis yang memakai topi.

" kenapa lo mau bales dendam sama dia ? " tanya si mata hazel

" ceritanya panjang " ujar si pemakai topi. dia menyeruput ice coffee yang ia pesan.

gadis mata hazel tersenyum dan memandang keluar, dimana di sana ia dapat melihat Mommy, daddy dan kedua orang tua Sana disana yang terlihat panik.

~~

" sshhh "

June meringis ketika seulgi meneteskan obat merah ke lukanya.

" lo udah tau siapa? "

June menggeleng dan kemudian menunduk. merasa menyesal atas apa yang ia perbuat, June memberi tahu JiHyo kapan Chen akan menikah.

" Maaf "

Seulgi mengarahkan wajah June untuk menatapnya dan kemudian seulgi tersenyum manis. matanya terlihat sembab

" gapapa. ini udah terjadi "

June mengangguk, Seulgu segera memperban luka June.

" mau ke rumah sakit? "

Swulgi mengangguk, ia membereskan kembali kotak p3k itu dan menaruh kembali ke tempatnya semula.

" ayo "

~~~

Jas putih Chen berubah merah, terlebih tadi Sana yang ambruk dalam pelukannya.

Chen menunggu di luar ruangan, Sana berada di ruang operasi untuk mengangkat peluru yang bersayang di Perutnya.

" aku minta. selamatkan mereka tuhan aku minta selamatkan mereka " Chen terus berdoa dalam hati, dia sangat khawatir dengan keadaan Sana dan juga bayinya.

tak lama seulgi, June, daddy, mommy dan kedua orang tua Chen datang kerumah sakit. Mommy segera memeluk Chen dan menangis.

" kenapa... hikksss kenapa Sanaa Chen jelasin sama mommy "

Chen mengelus punggung mommy yang terisak di pelukannya.

" momm... mommy harus kuat. Sana butuh dukungan kita mommy Chen mohon "

June memeluk seulgi yang juga mulai terisak, begitupun mama Sana yang jatuh pingsan. dengan sigap Om ferry segera membopong tubuh istrinya dan mendudukannya di kursi.

" kalian harus kuat. Sana butuh kita " Mereka mengangguk, Chen memeluk mommy semakin erat seakan dia membutuhkan suntikan semangat dari ibu tercintanya itu.

Tak lama Dokter yang menangani Sana keluar.

" kalian keluarga Tuan JongChen? "

Chen mengangguk dan berdiri menghadap dokter itu.

" ya saya suaminya "

" ikut saya sebentar "

Chen melirik keluarganya, mereka menatap Chen dan menganggukan kepalanya. Anggapun mengikuti dokter Wiliam,

~~~

FLASHBACK BEBERAPA TAHUN LALU

di koridor sekolah, Sana terlihat sedang berjalan. tujuannya adalah perpustakaan karna ia mendapat tugas untuk mencari sebuah buku yang di tugaskan oleh Bu wili.

Dengan seragam SMA ia terlihat sangat imut, rambut sepunggung itu ia biarkan terurai. makeup yang sangat natural mempercantik Sana.

di ujung koridor terlihat seorang pemuda yang terus memandang ke arahnya.

" Sana? " Sana berbalik dan mendapati pemuda itu tersenyum. Sana membalas senyum dan kemudian melanjutkan perjalannannya. tetapi pria itu berlari menghampiri Sana.

" mau kemana? " Tanya pria itu. Elang. teman sekaligus kekasih sahabatnya. Syakila

" keperpus. kenapa? " Sana balik bertanya tetapi ia tak memandang elang .

" boleh ikut? "

" iya. "

mereka pun jalan berbarengan, Sana mengenal Elang dari sahabatnya Syakila. Syakila adalah sahabat yang menemaninya sejak kelas X sampai kelas XII saat ini.

--

Elang dan Sana sampai kedepan perpus. tetapi penjaga perpus itu tidak ada, perpus pun terlihat sepi karna memang pada saat itu jam pelajaran sedang berlangsung.

" nyari buku apa biar gue bantu. " Elang bertanya pada Sana, matanya tak lepas dari bibir Sana yang mungil itu.

" Fisika XII. KIMIA. BIOLOGI sama SEJARAH " jawab Sana, mulai fokus dengan bukubuku yang ada di rak

" okeoke "

Elang segera mencari buku itu di deretan rak buku yang bersebrangan dengan Sana. jadi dia dapat melihat Sana meskipun mereka dipisahkan oleh Rak buku lewat celah di rak itu.

Sana terus mencari sampai ia tak sadar bahwa ia sampai pada ujung rak, bersamaan dengan Elang. dan Elang kini menatap dirinya.

Ketika Sana hendak pergi menuju rak buku yang lain, Elang menarik tangan Sana dan mendorong Sana, tubuh Sana terbentur rak buku.

" mau kemana? " Elang menyeringai melihat Sana menatapnya bingung.

" lo... lo mau apa ? " Sana berubah panik. dia memang tidak mengenal Elang luar dalam, ia hanya mengenal Elang sekilas dari syakila selaku pacarnya.

Elanh menahan lengan Sana yang berusah meronta. dia mengunci kedua tangan Sana dengan tangan kekarnya.

apalah daya Sana yang bertubuh mungil jika dibandingkan dengan Elang?

Sana berusaha sekeras mungkin untuk keluar dari cengkaraman Elang. Kini elang menciumi leher Sana.

" lo tau? dari dulu gue suka sama lo. tapi sayang yang balik suka sama gue itu sahabat lo "

Sana meringis ketika Elang mencium kening, Pipi dan saat ini menuju Bibirnya.

" tunggu ! ja- "

Elang mencium bibir Sana, dan berusaha melumat bibirnya dengan kasar. Sana menangis, dia terus saja meronta dari cengkaraman Elang.

Tangan elang kini berani membuka satupersatu kancing seragam Sana, Sana semakin menangis. tetapi elang sepertinya sudah kalap.

Elang melumat bibir Sana dengan kasar dan dia juga meremas bagian tubuh Sana dengan kasar pula.

Sana tak bisa lepas dari cengkaram Elang. dia terus saja menangis, ketika Lengan elang mulai merayap di pahanya. saat itu Sana memakai rok selutut.

" Elanh? " suara itu membuat aktifitas Elang terhenti. Elang segera melepas ciumannya pada Sana dan melepas pegangan tangannya. Sana segera mengancingkan kembali seragamnya dan berlari mendekati gadis yang ia rasa menyelamatkan nyawanya.

Plaaak!

Sana terhenyak, syakila menampar pipinya dengan sangat keras. sakit.

" lo.. lo tega khianatin gue " Syakila menangis, dia merasa Sana telah bermain curang dibelakangnya.

Sana menahan tangan Syakila dan memohon pada syakila untuk mendengarkan penjelasannya

" dengerin penjelasan gue . dia.. dia yang mau merkosa gue sya.. sya .. Elang itu jahat "

plaaak !

Kini Sana mendapat tamparan kedua dari elanh.

" lo... lo jangan fitnah gue ! lo yang maksa gue buat ngelakuin ini ke elo ! "

Sana menatap syakila yang semakin menangis, Elang kemudian merangkul syakila.

" lo jangan fitnah gue ! lo yang maksa gue SANA. lo.. gue ga sangka lo itu tega ngekhianatin sahabat lo ! "

Syakila menatap tajam Sana, Sana berbalik menatapnya mencari titik kepercayaan Syakila padanya

" gue kecewa sama lo "

FLASHBACK OFF

~~~~

" a.. apa? "

Dokter Wiliam mengangguk, mata Chen semakin panas. dia berusaha kuat untuk menahan air matanya itu

" kami tidak bisa berbuat apaapa, kami butuh persetujuan dari anda. kami rasa kami tidak dapat menyelamatkan keduanya. kami minta anda memilih ingin menyelamatkan siapa? ibu atau anaknya? karna peluru itu bersemayam tepat dikeduanya. "

Chen menghela nafas, dia mengacak rambutnya frustasi.

" kami mohon, anda segera membuat keputusan Tuan JongChen. karna semakin lama peluru itu bersemayam ditubuh, itu akan sangat berbahaya. "

" selamatkan keduanya aku mohon " Chen memelas, dia ingin Sana selamat serta juga anaknya

" tapi kami tidak bisa. kami harus mengorbankan salah satu dari mereka . maafkan kami "

Chen menangis, dia kemudian mengangguk dan mencoba mempertegar hatinya

" selamatkan dia "

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

maaf pendek yah gaisss🙏

to be continued

Happy reading🤗

next?

Next chapter