webnovel

PART 12

hai hai author kambek oke cekidot gaiss🤗

~~~~~~~~~~~

Sana semakin panik. karna kini hampir setengah kancing itu berhasil dibuka.

" Chen ? "

Sana dan Chen melotot, dibelakang mereka seulgi dengan polosnya menatap mereka berdua.

" Chen? " ulang Seulgi, Sana dan Chen panik. Chen segera bangun dari atas tubuh Sana. sedangkan Sana sibuk mengancingi kancing yang dibuka oleh Chen.

" eee... ii.. iiya " Chen terkekeh malu. tetapi seulgi dengan wajah bangun tidurnya menatap Chen bingung.

" ngapain?" tanya seulgi, dia menoleh pada Sana yang tersenyum malu ke arahnya " loh Sana? " tanya seulgi, muka Sana saat ini memerah.

" hehe "

" kalian berdua- haahhh " Seulgi menutup mulutnya dengan kedua tangannya. sepertinya dia baru mengerti telah menggagalkan aksi Chen untuk mengerjai Sana.

" kkk...kkalian? "

" apaan sih seulgi kita ga ngapangapain sih " elak Sana, dia mencubit Chen untuk meminta dukungan.

Chen meringis, kemudian mengangguk pada seulgi.

" jangan boong deh. ngaku aja lo " goda seulgi,

" engga kok seulgi " Chen ikut bicara meskipun kini wajahnya semerah kepiting rebus.

Chen bangkit, dia menuju dapur untuk mengambil minuman, dan sekedar menghirup udara segar setelah sesaknya kepergok seulgi.

" ayoloohh Sanaaa ngapain ... ihhh lo munafik deh " goda seulgi, seulgu merangkul Sana yang mencoba meronta

" apaan sih seulgi. ga ngapangapain sumpahh "

" kalo ngapangapain juga gapapa sih... orang mau nikah "

" ihh enak aja kata siapa? "

" itu siiii " Seulgi menunjuk beberapa bentuk undangan yang tergeletak dimeja. Sana menatap heran, tadi dia tidak melihat undangan itu.

" mau milih undangan ya jengg? " goda seulgi, seulgi meraih beberapa dan ikut memilah.

Sana menghela nafas, Chen itu benarbenar menyebalkan.

Chen menghampiri Sana dan seulgi yang terlihat sedang memilih undangan. ditangannya nampan berisi 3 gelas es jeruk tersedia.

" ini nyonyaa " Chen berlagak seolah ia pembantu di rumah seulgi, seulgi terkikik geli sedangkan Sana memanyunkan bibirnya tak suka.

" apaan sih Chen, itu apalagi. lo pake celemek bi ijah? " Seulgi tertawa lepas melihat Chen yang memakai celemek.

" gimana ganteng gak? "

" ganteng apanya? kaya orang gila juga.. amitamit jabang bayiii " Sana berdumel, menatap jijik pada Chen yang memandangnya heran

" kenapa sih mba sensi amat jadi orang? "

" ya elu repot amat jadi cowo. gimana si "

" yee... kan udah dibilang. jangan marahmarah kasian debaynya. "

" debaya pala lo peang Chen, udah sana pergi kerja ngapain juga disini "

" ngusir ya? "

" menurut lo ! "

" yakin? "

" yakin lah lo mau ngapain disini ? "

" kalo mau nyium lo gimana? "

'ck' seulgi yang berada ditengahtengah mereka menahan tawanya, dia tidak sadar Chen dan Sana menatapnya tajam.

" gak usah ketawa ! " Ucap Chena bersamaan. Seulgi menatap keduanya bergiliran

" yaelah maaf siii "

FLASHBACK

Sana saat ini tengah berada di apartemen Chen, malam itu ketika Chen memaksakan dia untuk ikut ke apartemennya. dan mommy mengasih Sana dua pilihan, mau nikah sama Chen atau engga. dan saat itu pula seulgi bersama June datang menjemputnya. tapi sayang, hujan badai mengharuskan mereka menginap di Apartemen Chen.

setelah tadi Sana berdebat dengan Chen Sana memilih masuk kamar dan mencoba merebahkan diri.

" Apa ini? " Sana mengambil sebuah barang dari laci yang ia buka,

" Alat tes kehamilan? " gumam Sana, Sana mengusap air matanya kasar. Sana mulai membaca cara penggunaan alat itu,

" apa harus gue coba supaya yakin? " Sana bertanya pada dirinya sendiri. setelah cukup lama akhirnya ia memutuskan untuk mencobanya.

Sana masuk kedalam kamar mandi dan mencoba alat itu.

" apa ini? dua garis? " tanya Sana ketika alat itu menunjukan hasilnya.

Sana membaca kembali keterangan yang berada di alat itu, setelah tau apa maksud dari dua garis yang berada di alat itu. Sana jatuh terkulai lemas.

" postif? " Sana memandang alat itu dengan layu. " Chen? ogah " Sana terisak. tangannya meraih putaran shower dan menyalakan air untuk mengguyur tubuhnya.

dia duduk tepat dibawah shower yang mengguyur tubuhnya itu.

" hamil? hamil sama Chen? tapi... tapi dia itu... engga... aku gak mau... "

" Chen.. dia.. dia itu samasekali engga berprikemanusiaan. dia bahkan mau nikahin aku juga ya karna mommy. engga aku gak mau.. kalo iyapun aku ga nikah sama Chen aku bakalan ngebesarin anak aku sendiri. engga aku gapercaya sama dia. engga aku gapercaya sama dia. angga jahat " Sana menangis, tetapi air matanya tertutupi oleh air shower yang mengguyur tubuhnya.

FLASHBACK OFF

Sana sedang berendam di kamar mandi bawah, ia terpaksa karna seulgi adalah pemenangnya. pemenang dari taruhan dipersilahkan mandi di kamar seulgi, tetapi dewi keberuntungan sedang berpihak pada seulgi sehingga mengharuskan Sana mandi di kamar mandi bawah yang terletak di dapur.

Sana awalnya akan menunggu seulgi, tetapi seulgi mengancam akan meninggalkannya dan berangkat kuliah sendiri. mendengar ancaman itu Sana mengalah karna ia tau seulgi tipe orang yang gasuka menunggu

" jangan nyanyi fals suara lo mah " protes Chen yang sibuk memasak didapur. Sana mendelik dan sengaja mengeraskan suaranya.

" dikasih tau malah kek gitu, dasar batu " protes Chen, Sana semakin kesal padanya

" ehh monyet. kalo gak suka jangan dengerin suara gue. "

" ya gue punya kuping lah "

" yaudah tutup aja telinga lo itu pake sendok kek,centong nasi kek,panci kek apa kek "

Sana berdecak sebal, dilemparnya pasta gigi tepat ke pintu

" ya gabisa lahh.. cantik kok bego sih haha "

" wahh... lo ngajak perang nyet ! "

" siapa? gue cuma ngutarain pendapat ya mbaa " Chen tak mau kalah disebrang sana.

Wajah Sana memerah, ia menahan kesal sekaligus amarah pada Chen.

" lo nyari garagara sama gue ! " teriak Sana dari dalam kamar mandi. Chen tertawa mengejeknya.

" jangan marahmarah nanti lo cepet tua. haha "

" Cheeeennnnn !!!! "

dengan kesal Sana menutup tubuhnya dengan sehelai anduk, rambut hitamnya ia ikat rapi hingga membentuk gulungan. dengan kasar dia membuka pintu.

Sana menghampiri Chen dengan jutaan emosi yang ingin ia ledakan, Chen menatap Sana heran.

" lo ngapain? " tanya Chen, dia memandang Sana dari atas sampai bawah.

Sana berkacak pinggang, deru nafasnya tak beraturan menahan kesal pada Chen.

Chen yang sedang mememotong sayuran meletakan pisaunya, tangannya ia lipatkan di dada, dan menatap Sana dengan senyum jahil yang mengembang.

" maksud lo apa ngatain suara gue fals? " tanya Sana, sangat terlihat dia menahan emosinya.

Chen tak menjawab, dia malah tetap asyik menikmati sebuah pemandangan dengan senyum jahil itu.

" ohh lo purapura budeg ato apa? kenapa ga jawab gue ? " Sana masih tak sadar dengan sorot mata Chen yang menatapnya.

" tadi gue dikamar mandi lo ngoceh terus, sekarang gue ada didepan lo. lo diem? ck... kayanya lo banci deh bukan cowo haha " Sana tertawa mengejek pada Chen, sedangkan yang diejek hanya memandang Sana.

" lo itu- " Sana merubah posisi tangannya, tangannya ia lipat ke dada

" mampus " gumam Sana pelan ketika sadar bahwa ia sekarang memakai apa, Sana berubah panik tetapi ia coba sembunyikan didepan singa yang kini menatap lapar.

" lo itu kaya banci.. gapunya nyali " oceh Sana. pelan tapi pasti ia berjalan mundur. Chen tertawa dan dengan sekali tarikan Sana kini berada didekapan Chen.

Chen memeluk Sana dari belakang,

" sial. masuk kandang singa " gerutu Sana. lengan kanan yang tadi di tarik Chen menjadi penghalang tubuh mereka karna Chen memegang tangan Sana dibelakang tubuhnya.

" gak bisa ngoceh lagi ya bu? " Ledek Chen ketika Sana berubah diam.

Chen tertawa ketika Sana mencoba meronta dari rengkuhannya.

" cihh emang ya lo itu beraninya sama cewe. kalo sama cowo lo gak ada nyali " ledek Sana, tetapi Chen hanya membalas ucapan itu dengan kekehannya.

" masa gaberani sama istri sendiri sih? "

" yaudah lepasin gue "

" suruh siapa keluar cuma pake handuk doang ? untuk suami lo yang liat . kalo orang lain gimana? "

" hahaha suami kata lo? "

" iya lahh, kalo bukan itu gue apa dong? "

" dasar gila ! . lepasin gue "

Chen memborgol kedua tangan Sana menggunakan tangan kananya, seperti seorang polisi yang menangkap tawananya.

" lo mah ngegoda iman gue mulu ih " goda Chen, lengan kiri angga mengelus perut Sana.

" lepasin gue Chen. " protes Sana,

wangi sabun yang dipakai amanda tercium oleh Chen, dia tersenyum puas.

" gak mau. masa mau ngelepasin mangsa buat yang kedua kalinya sih " protes Chen, kepalanya ia taruh di pundak Sana.

Chen mencium leher Sana, dan meninggalkan bekas merah disana ketika Sana terus mengomeli dirinya. Sana tak tau kalau Chen meninggalkan sesuatu di lehernya

" elo itu jadi CEO yang makan gaji buta ya. kerjaan lo itu ngapain sih? ngurusin gue? ngikutin gue? dasar penguntit sialan. " Chen tersenyum dalam aktivitasnya.

" lo.. denger ya JongChen. lo itu udah gila, gak tau malu, terus lo itu kaya gak punya etika. jadi sekarang lepasin gue. gue mau kuliah "

Chen meregangkan pegangannya pada lengan Sana, melihat itu Sana segera melepaskan diri dari Chen.

Ketika menjauh, Sana menjulurkan lidahnya pada Chen

" dasar banci wkwk "

~~~~

Sana memakai baju kemeja kotakkotak, dan celana jins berawarna biru pastel. dari kamar mandi dia membiarkan rambutnya tergerai. rambut yang sepunggung itu ia biarkan.

" ayo ih buruan " protes seulgi yang melihat Sana masih berada dikamar.

Sana menyisir rambutnya acak tanpa melihat kecermin. kemudian berlari turun mengikuti seulgi kebawah.

Sana , Chen, dan seulgi menikmati masakan yang di masak oleh Chen. ketika seulgi melihat Sana ia terkikik geli

" Sana itu lo em- "

Sana menatap seulgi heran, Sedangkan Chen mengasih seulgi kode. seulgi mengangguk ketika ia mengerti apa yang dimaksud oleh Chen

" apa? " tanya Sana, seulgi menahan tawanya

" eehh.. eenngga enggak jadi hehe "

Sana melihat jam ditangannya. menunjukan pukul 10.00. dia menatap angga yang lahap menikmati makanan.

" lo ga kerja? " tanya Sana pada Chen.

Chen menggeleng, " cuti "

" gak aneh, CEO yang makan gaji buta tuh kaya gitu " ledek Sana. Chen menatapnya jengkel.

~~~~

Sana merasa seluruh anak kampus menatap geli kearahnya.

" eh seul.. anak anak kenapa ya? kok liat gue kaya gitu sii " tanya Sana pada seulgi, Sana mengelus lehernya.

seulgi yang dari tadi fokus pada handphonenya menggeleng, Sana menatap anakanak yang berjalan dikoridor kampus. tapi tetap saja mereka menatap ke arah Sana.

" apa yang salah di gue?, apa karna gue nguncir rambut gue ya? " tanya Sana polos. ketika di mobil Sana menguncir rambutnya.

" gatau gue aah " ketus Seulgi, " gue ketoilet dulu. lo duluan kekelas "

" ih seulgi "

Seulgi meninggalkannya. entah ada apa dengan seulgi hari ini. mungkin dia mendapat line atau apapun itu dari June

Sana merogoh sakunya, dia berkaca di hapenya. dan ketika ia tau apa yang membuat anakanak menatap geli kearahnya.

" Cheeennnn !!!! "

~~~

LINE

swulgi membasuh wajahnya di wastafel kamar mandi kampus. dia meraih hapenya dan membuka line dari June

June : kamu kenapa sih yanggg. kok cuma read pesan aku?

Seulgi menghela nafas. kemudian dia mengetik sesuatu

Seulgi : gue gak apa apa. gue mau pertunangan kita di batalin. dan gue udah bilang sama Mama , gue yakin kalo mama udah ngomong sama tante susi.

June : apa?kenapa?

Seulgi hanya me-read pesan dari June. kemudian berjalan menuju kelasnya.

~~~

disana, Sana menyembunyikan wajahnya dilipatan tangan yang ia letakan di atas meja, Seulgi menghampirinya.

" eh ini aapa? " tanya seulgi melihat syal yang menutup leher Sana.

Sana mendongak menatap seulgi,

" apa yang kamu lakukan itu jahat " ucap Sana kemudian kembali pafa posisinya.

swulgi terkekeh geli melihat Sana yang merajuk padanya.

" soal itu ya? "

" lo tau? " tanya Sana antusias.

seulgi nyengir. Sana segera memukulnya pelan.

" seulgiiiiii "

" hehehe iya iya maaf siii.. abisnya gue di ancam sama Chen "

" ohh jadi lo lebih belain Chen gitu? "

" gue gak dukung dua duanya "

" kurang ajar. "

" gapapa sih toh dia juga suami lo "

" kita belum nikah cuy " Sana memanyunkan bibirnya. merasa sebal pada seulgi.

" yaudah sihhh ah jangan marah dong "

" ihh seulgii. dia mah jahat. ini bukan satu seulgi lo bayangin aja empat ! "

" terus gue harus apa? " tanya seulgi

" tau ah "

" jangan marah dongg... "

Percakapan mereka diakhiri oleh pak Dylan yang memasuki kelas mereka, dosen pembimbing itu masih muda, dan merupakan salah satu dosen idaman para mahasiswi termasuk seulgi dan Sana.

" itu Sana kenapa kamu pake syal ?" tanya pak dylan melihat Sana yang tertunduk malu.

" sial. " umpat Sana ketika seisi kelas tertawa.

" pak Dylan gapernah muda yah? masasih gatau kalo dia udah enaena "

suara Hwi mendapat gelak tawa dari seisi kelas tetapi mendapat tatapan mematikan dari Sana. seolah mengisyaratkan Hwi untuk hatihati ketika istirahat.

pak dylan tak lagi bertanya pada Sana, dia melanjutkan pelajarannya.

" sial. derajat gue turun dihadapan dosen idaman gue " bisik Sana pada seulgi. seulgi tertawa pelan

" mampus lo. sekarang ada kesempatan buat gue ngedeketin doi "

" yaudah sono lo deketin kalo lo mau balik tinggal nama "

" serem amat "

ketika pelajaran, pintu kelas diketuk seseorang.

" permisi, saya ada urusan dengan seulgi "

pak dylan melihat siapa yang mengetuk pintu. dan kemudian memanggil seulgi.

seulgi menghela nafas ketika ia melihat siapa yang menemuinya.

" terimakasih " ucap orang itu pada pak dylan dan segera menarij lengan seulgi untuk ikut dengannya. Sana hanya mendesah ketika ia tau siapa yang menemui seulgi.

".........

Siapa hayoo kira kiraaa...

to be continued

Happy reading gaisss🎃

next?

Next chapter