webnovel

PART 11

June tak sadar. ada sepasang mata yang mengawasinya. seulgi.

Sesuatu yang seulgi pegang, ia buang dengan kasar. dari kaca jendela cafe itu dia bisa melihat dengan jelas apa yang June perbuat.

Seulgi menghapus air matanya dengan kasar dan kemudian pergi meninggalkan June dengan ' masa lalunya '

JiHyo melepas pelukannya. JiHyo menghampus air matanya

" besok gue balik ke London. gue gak mau ngancurin kebahagiaan Chen. " JiHyo menghela nafas " gue dateng jauhjauh demi dia, tapi dia... tapi dia malah milih orang lain "

June duduk kembali, pikirannya terasa kacau " minggu depan Chen nikah "

JiHyo menatap June tak percaya, tangisnya semakin menjadi

" serius? " June mengangguk. tujuan June memberi tau JiHyo adalah supaya JiHyo dapat merelakan Chen bersama Sana.

" yaudah, besok gue bakalan tetep balik ke London. gue pulang dulu ya " pamit JiHyo diiringi anggukan dari June

~~~~

" apa ini? "

JiHyo memungut sesuatu dari halaman Cafe, tottie bag yang tergeletak di tanah itu menarik perhatiannya. JiHyo membuka totti bag itu dan menemukan satu buah kotak perhiasan.

" cincin? " gumam JiHyo, dia menoleh keatas. June masih asik menyeruput kopinya.

JiHyo memutuskan untuk membuka kotak cincin itu. dan di sana terdapat satu buah cincin. sepertinya cincin itu sepasang, tetapi cincin yang untuk perempuan tidak berada di tempatnya.

" June? seulgi? " JiHyo membaca apa yang terukir di cincin itu. ia tersenyum jahat dan menatap June yang masih dengan aktifitasnya.

~~~

Swulgi tengah berada di dalam kamarnya. tisu berserakan disepanjang lantai. Mata seulgi juga terlihat sembab.

" jam 9 malam " kata seulgi melihat jam yang berada di kamarnya. Seulgi berharap June menghubunginya. tetapi dari 2 jam yang lalu seulgi menunggunya tak ada tandatanda June menghubungi seulgi.

" haha iyalah orang dia lagi asik sama mantannya " Seulgi tersenyum kecut, seulgi jelas mengetahui bahwa JiHyo adalah mantan pacar June. dan dia juga tau bahwa JiHyo mantan pacar Chen.

Bel rumah seulgi berbunyi. seulgi kemudian turun kebawah untuk membuka pintu.

" seulggiii "

Sana memeluk sahabatnya, tanpa melihat seulgi yang begitu berantakan.

" seulgi gue mau ngi- "

begitu sadar ada yang tidak beres dengan seulgi, mata yang sembab. ingus yang keluar dan rambut yang sangat berantakan membuat Sana panik

" elo kenapa? " tanya Sana, tangis seulgi makin menjadi. " uuu... udah ayok masuk dulu " ajak Sana, seulgi menurut.

mereka berdua duduk di sofa ruang tamu, Sana meletakan kepala seulhi di bahunya. Sana pun memberi seulgi tisu

" jelasin sama gue " Sana menatap seulgi, Matanya begitu sembab.

" J....june"

" kenapa? "

" d.. dia.. dia .. " seulgi mengatur nafasnya, " dia ketemu sama JiHyo " ucap seulgi terbatabata, air mata meluncur turun dari pelupuk matanya.

" JiHyo? "

seulgi mengangguk. " iya JiHyo... mantan pacar dia "

" kamu yakin? "

" yakin... awalnya June janjian sama gue.. ttt... ttapi.. dd... ddia.. " Seulgi menahan nafas, Sana kembali memeluknya

" tenangin dulu diri lo " Sana menepuknepuk punggung seulgi lembut, memberi seulgi ketenangan.

~~~~

matahari pagi menyinari dua yang saat ini masih terlelap, tisu masih tetap berserakan di sepanjang lantai kamar. Jam sudah menunjukan pukul 7 pagi tetapi seulgi dan Sana belum juga bangun.

tadi malam, Sana bahkan harus memukul seulgi karna apa yang seulgi perbuat. bayangkan saja tisu bekas seulgi berserakan di sepanjang lantai kamarnya. tetapi seulgi hanya terkekeh mendengar omelan Sana.

Ponsel Sana terus bergetar. tetapi Sana masih saja tetap terlelap.

" mmm... Sanaaaa .. hape.. lo bunyii " Seulgi bergumam, meskipun matanya masih tetap tertutup.

Sana merabaraba meja yang berada didekatnya, ia masih memejamkan mata. setelah dapat, dia menempelkan benda itu pada telingannya.

" halo? "

Sana terlonjak kaget ketika ia mendengar teriakan keras dari sebrang sana, sontak Sana menjauhkan ponsel dari telinganya.

" yaampunnn Chhheeennnn.... bisa gak gak usah teriakteriak segala? " Omel Sana ketika suara disana terdengar pelan.

" ya elo. kuping gue budeg kalo lo teriak kaya gitu "

" apa? sekarang? engga gue gabisa "

" gue bilang gabisaaa Cheenn. lagian gue gak mau ihhh "

" apa? lo juga tau kalo gue lagi minggat ngapain juga telfon gue. lo gak ada kerjaan? "

" gausah ngegembel " Sana menahan kesal ketika ia mendengar jawaban Chen yang mengatakan bahwa perkerjaannya saat ini adalah mencintai Sana.

" gak mau ah . udah dulu by ! "

klik telfon dimatikan Sana, ketika ia hendak berbaring lagi. Bel rumah seulgi berbunyi.

Sana kesal, dengan malas dia membuka pintu dan kekesalannya bertambah ketika dia tau siapa yang datang.

~~

Chen berdiri di depan pintu rumah seulgi, dia memasang wajah manis yang membuat Sana ingin muntah.

" halo? " Chen menggerakan tangannya kekiri dan kekanan, sedangkan lawan bicaranya hanya menghela nafas.

" ngapain lo kesini? " ketus Sana, dia baru saja bangun tidur. wajahnya tanpa make up dan itu terlihat cantik dimata Chen.

masih dengan senyumnya, Chen mencoba mendorong pintu yang hanya dibuka sedikit oleh Sana. tetapi Sana menahannya, sehingga disitu terjadi perang dorong mendorong diantara mereka.

" buka sih sayangg... " rayu Chen, Sana membuang muka.

" apaan sih sayang pala lo peang. ogahhh sana pergiii " usir Sana, Sana tau Chen kesini untuk mengajaknya ke butik

" gak sopan amat sih sama tamu "

" bodo amat. "

" bukain ga? "

" engga !! "

" ohhh jdi pengen dicium nih " Chen memajukan wajahnya, melihat itu Sana memundurkan wajahnya.

" ogaaaah !!! " teriak Sana.

" yaudah, bukain "

" gue bilang kan gak mau Cheennn ihhh jangan maksa gitu "

Chen mendorong pintu itu, alhasil Sana kalah oleh tenaga Chen yang tak sebanding dengannya.

Setelah masuk Chen duduk di sofa ruang tamu. Sana mengikutinya dan duduk di sofa yang bersebrangan dengan Chen.

masih dengan senyumnya, Chen menatap Sana dari atas ke bawah.

" ngapain lo liatliat? "

" masa gaboleh liatin calon istri sih yangg "

" apanya yang calon istri. ngaco aamat lo "

" tuh.. tuh.. tuhkan. jangan marah marah yangg nanti debaynya kasian "

Sana mengelus perutnya, Chen tidak tahu bahwa dia saat ini sedang mengandung

" debay apaan. ih ngaco "

" yaudah " Chen menatap kesekeliling, disana banyak sekali foto Sana dan Seulgi. mereka terlihat bahagia.

" gak dibuatin minum apa? " protes Chen, sedangkan Sana hanya aacuh tak acuh

" mau minum ya pak? ambil aja sendiri " Sana membuka sebuah majalah yang berada di bawah meja.

Chen mengerucutkan bibirnya dan kemudian berjalan menuju dapur. mengambil minuman sendiri

" punya istri galak amat " oceh Chen, tetapi Sana dapat mendengar dengan jelas apa yang Chen ucap.

Sana melempar majalah itu dan tepat mengenai punggung Chen.

" mampus lo ! "

Chen meringis, dia berbalik dan melihat Sana yang tertawa melihatnya.

Chen membatalkan niatnya untuk kedapur, dia berjalan mendekati Sana yang kini berubah menjadi panik.

" ee..eeh lo mau apa " Sana bangkit berusaha menghindari Chen yang kini mendekatinya dengan tatapan mesumnya itu.

tapi dengan sigap Chen menarik lengan Sana hingga Sana jatuh tepat di sofa, Chen kini berada di atas Sana, dia menopang beban tubuhnya dengan kedua tangannya.

" Cheennn.. lllo... " Sana panik, Chen tersenyum mesum. bagaimana Sana tidak panik, saat ini dia mengenakan piyama tidur yang kancingnya berada di depan.

Lengan Sana duaduanya diapit oleh tangan Chen yang menahan beban tubuhny. so? Sana tidak dapat melepaskan diri.

" siapa sekarang yang mampus heh? " Chen menaikan sebelah alisnya, dia merapatkan tubuhnya dengan tubuh Sana. Chen hanya menopang tubuhnya dengan tangan kanan. sedangkan tangan kirinya kini sibuk menjelajah.

" lo.. lo jangan berani ya ! " ancam Sana, Sana memalingkan wajahnya ketika Chen berusaha mencium bibirnya. dan tepat alhasil Chen mencium pipi Sana.

lengan kiri Chen kini bergeriliya membuka kancing piyama tidur milik Sana.

" Che...chennnn.. jangan ! " Sana menatap Chen tajam, tetapi Chen hanya membalas itu dengan senyum mesumnya. kurang ajar !

satu kancing berhasil dilepas. Sana semakin menatap Chen, dia memohon untuk dilepaskan

dua.

Chen dengan senyum mesumnya menggoda Sana yang saat ini panik.

tiga.

Sana semakin panik. karna kini hampir setengah kancing itu berhasil dibuka.

" Chen? "

to be continued

happy reading

next? tolong tanggapi dengab bijak ya. jika aada yang keberatan ungkapin pendapat kalian aja.

Next chapter