webnovel

Part 1

Di tengah malam saat hujan turun dengan lebatnya, terlihat 3 remaja mengejar seseorang dengan cepat dan gesit.

"Berhenti! Putri, Jingga cepat dia sudah mulai menjauh!" teriak remaja pria sembari mengejar penjahat tersebut, sementara kedua temannya menyusul dibelakangnya.

"Tapi, bagaimana dengan gadis tadi?!" Putri berteriak kepada Tio yang berada cukup jauh di depannya. "Jingga kau sudah menelfon polisi dan ambulans kan?!" Putri bertanya pada Jingga yang berada agak jauh di belakangnya.

"Sudah dan katanya mereka akan tiba dalam waktu 15 menit lagi. Sudahlah jangan banyak bicara dulu! pria tersebut semakin mempercepat larinya!" Tio, Jingga dan Putri mulai mempercepat lari mereka, saat melihat pria yang mereka kejar sudah mulai menghilang dari pandangan mereka.

Pria itu makin mempercepat larinya dan masuk ke dalam hutan, sehingga berhasil menghilang dari pandangan Tio, Jingga dan Putri. "Hosh.....hosh.....hosh...Spertinya kita kehilangan pria itu!" Tio berucap sambil berusaha mengatur nafasnya, begitu pula dengan Jingga dan Putri. "Aku rasa sebaiknya kita segera kerumah sakit. Jingga kau tau dimana gadis itu dirawat bukan?" tanya Tio saat sudah dapat berbicara dengan normal.

"Sudah, kini gadis tersebut sedang dirawat di RS Harapan. Ayo kita segera kesana!" Tio, Jingga fan Putri segera beranjak menuju RS Harapan tempat gadis - yang adalah klien mereka - dirawat.

••••••••••

Bau obat - obatan menyerbak ke seluruh ruangan, gadis yang terbaring di atas tempat tidur yang ada di ruangan tersebut. Danbjuga terlihat ada 3 remaja yang sedang berbincang di ujung ruangan tersebut.

"Apa yang harua kita perbuat? jika 'dia' masih dibiarkan berkeliaran dengan bebas maka akan semakin banyak yang terluka!" Putri memegang kepalanya - lebih tepatnya menjambak rambutnya - frustasi.

"Putri, kamu yang tenang dulu. Nanti kita pasti akan menemukan pelakunya. Jadi kamu tenang dulu oke?" ujar Jingga yang berusaha menenangkan Putri.

"Apa yang dikatakan Jingga itu benar. Sebaiknya tenangkan dulu pikiranmu dan sebaiknya jangan terlalu berisik! Kita sedang berada di rumah sakit dan itu akan mengganggu pasien lainnya" Tio membenarkan apa yang dikatakan oleh Jingga.

"Haah.....Tapi kita juga harus segera menemukan pelakunya!"

"Iya aku paham, tapi sebaiknya tenangkan dulu pikiranmu, kita tidak akan menemukan pelakunya kalau hanya mengandalkan emosi, paham?"

"Yah, kurasa kau ada benarnya juga Jingga, seharusnya aku tidak cepat emosi"

Ditengah pembicaraan suara pintu yang terbuka membuat mereka menghentikan pembicaraan mereka dan mengalihkan pandangan mereka kearah pintu yang terbuka. Lalu masuklah seorang pria dengan kemeja putih yang terbalut dalam jas cokelat yang dikenakannya beserta dasi dan celana dengan warna yang serupa.

"Wah, wah, wah tidak kusangka akan bertemu dangan kalian disini.....Detektif dari barat" Pria tersebut tersenyum dengan lembut saat melihat ketiga remaja yang sangat dikenalinya.

"Opsir Kevin, lama tidak berjumpa"

"Yah, lama tidak berjumpa Tio. Hmmm, apa yang kalian lakukan disini? Dan kenapa pakaian kalian basah begitu?" tanya Opsir Kevin bertubi - tubi yang membuat ketiga remaja tersebut hanya bisa saling memandang satu sama lain, hingga Putri membuka suara.

"Sebenarnya kami sedang memiliki masalah yang perlu ditangani, dan gadis yang terbaring itu adalah klien kami" setelah mendengar ucapan Putri, Opsir Kevin hanya bisa menganggukkan kepalanya, tanda bahwa fia mengerti.

"Begitu ya. Hmm, kalau begitu bisa aku mendengar sejauh mana kalian sudah menyelidiki kasus ini?" ketiga remaja tersebut saling bertatapan seakan mereka sedang bertelepati, dan akhirnya mengangguk. "Oke tapi sebaiknya aku pergi meminta beberapa lembar handuk untuk kalian"

Setelah berkata seperti itu Opsir Kevin segera keluar dan meminta handuk dan pakaian dari perawat yang ditemuinya, serta membeli cokelat panas untuk Tio, Jingga dan Putri. Sementara menunggu Opsir Kevin kembali Tio, Jingga dan Putri mulai membahas masalah yang sedang mereka tangani saat ini.

"Sebaiknya sekarang kita mulai menyatukan bukti - bukti yang telah kita temukan selama ini" Tio mulai membuka pembicaraan, "Saat pertama kali klien kita datang dan menemui kita, apa kalian menemukan sesuatu yang aneh?" tanya Tio, terlihat Jingga dan Putri sedang berusaha mengingat ketika klien mereka datang kepada mereka.

"Itu, dia yatim piatu bukan?" ujar Putri "Dan kalau tidak salah satu - satunya kerabat yang dimilikinya adalah pamannya" lanjutnya.

"Ah! Benar juga, tunggu dulu.....Apa kalian sudah menghubungi pamannya?" mendengar pertanyaan Jingga, Tio dan Putri hanya menggelengkan kepala mereka "Sudahlah, nanti biar aku yang menghubunginya"

"Memangnya kau memiliki nomornya?"

"Tio, memangnya kau sudah lupa? Saat itu kita sudah meminta nomor kerabatnya yang bisa dihubungi ketika keadaan menjadi lebih gawat" Tio dan Putri hanya ber-oh ria.

Suara pintu yang terbuka, membuat Tio, Jingga dan Putri menghentikan pembicaraan mereka. Terlihat Opsir Kevin membawa cokelat panas dan handuk di kedua tangannya, lalu terlihat seorang perawat yang berada dibelakangnya membawa pakaian.

"Ini, ada handuk, pakaian dan cokelat panas untuk kalian" Opsir Kevin segera memberi barang - barang tersebut kepada mereka. Dengan segera mereka mengucapkan 'terima kasih' lalu si perawat meninggalkan ruangan tersebut.

"Tunggu dulu.....Kenapa ada pakaian? Pakaian pasien pula" tanya Jingga saat melihat pakaian yang tadi diterimanya dari si perawat, karena sebelumnya Opsir Kevin berkata hanya akan membawa handuk saja untuk mereka.

"Ah, itu. Tadi aku berfikir kalian akan masuk angin jika terus mengenakan pakaian yang lembab. Jadi sekalian saja aku meminta pakaian serta membelikan kalian cokelat panas. Sudah sana ganti pakaian kalian sebelum kalian benar - benar sakit".

Mendengar hal tersebut, mereka hanya mengangguk. Lalu mereka segera menaruh cokelat panas di atas meja yang ada di depan sofa yang disediakan, dan masuk ke kamar mandi secara bergantian untuk berganti pakaian.

Setelah selesai kini mereka segera duduk di sofa yang tersedia di ruangan tersebut, dan mereka mulai mendiskusikan masalah yang sedang mereka tangani.