4 4. Selalu sedih

Ranggi mendesah lelah. Daripada duduk di dalam rumah yang sedang ramai oleh sanak keluarganya yang datang berkunjung, dia lebih memilih duduk di teras depan, sambil berdoa ; semoga mereka cepat pulang.

Ranggi benci dengan acara kumpul-kumpul keluarga macam ini. Berada ditengah orangtua dan adiknya saja sudah membuat hatinya cukup sesak, apalagi harus berada diantara paman, bibi, dan para sepupunya yang sejak kecil selalu meremehkannya. Karena sakit-sakitan dan dianggap tidak berguna.

"Lamaa," lirihnya sambil mengintip dari kaca jendela depan, "kenapa belum pulang juga sih? Padahal udah mau maghrib," keluh Ranggi sambil duduk melamun di teras.

Gadis itu tidak menyadari ada sepasang mata gelap yang sedaritadi memperhatikannya dari atas pohon jambu depan rumah.

"Kamu selalu terlihat sedih ya?" Gumam sosok itu kemudian memperhatikan perban yang melilit di tangan kirinya. "Apa yang harus aku lakukan untuk membalas kebaikanmu?"

avataravatar
Next chapter