22 Epilog ( TAMAT)

Dalam duduk diam memang kebiasaan mereka berdua. Richi kembali dengan keadaan tidak sempurna lagi. Kepalanya sudah tak berambut, namun mulai tumbuh kecil - kecil rambut di akarnya. Sisi bahagia bisa bersama lagi dengan orang yang sudah bertahun-tahun menunggunya.

Kabar terakhir Richi semakin buruk tapi bagaimana bisa Sisi bertemu kembali dengannya.

"Chi, kamu ingin anak kita laki-laki atau perempuan?" Pertanyaan Sisi membuat Richi menoleh lalu kembali arah depan memandang langit senja.

"Laki-laki atau perempuan sama saja, asal dia sehat." jawab Richi

Sisi memang sedang mengandung anak Richi, setelah beberapa bulan lamanya Sisi tidak dikaruniai buah hati. Tuhan memang belum memberikan terbaik untuk Sisi. Namun Sisi yakin Tuhan merencanakan sesuatu yang lebih baik untuk dirinya kelak.

Richi memang sudah lebih baik, tapi dia tetap harus hadir ke rumah sakit mengecek kondisinya. Walaupun pengobatan hanya bisa sampai tiga bulan saja. Tetap Richi akan memperjuangkan sampai anaknya lahir di dunia. Apa pun itu, dia harus melihat buah hati di dunia meskipun jiwa nya sudah tidak bertahan lagi.

****

Selama sembilan bulan masa kandungan Sisi...

Kandungan Sisi telah menuju bulan ke 9, namun Richie dilarikan ke rumah sakit. Kondisinya semakin buruk. Sisi sedang sibuk dengan aktivitas rumah yang memang sudah lama di bangun oleh Richi. Banyak foto kenangan di pajang dinding untuk mengingat. Masa bersama dulu, Perut Sisi tiba merasakan kesakitan yang luar biasa.

Renata baru saja pulang dari pasar mendengar teriakan. Renata segera berlari mencari suara itu. Darah Sisi mengalir deras ketubannya.

Renata segera menelepon seseorang yang mungkin bisa membantunya. Kedua kalinya Renata bersalin, pertama Aneta sekarang Sisi.

Sedangkan Richie sedang ditangani oleh tim Medis. Detak jantung Richi semakin lemah, Dion terus berusaha menyelamatkan Richi. Namun, baru saja lima detik terakhir hembusan nafas dari Richi. Monitor denyut nadi dan jantung telah datar panjang. Richi telah pergi, dirinya pergi membawa luka yang amat dalam. Dion melepaskan masker dan menangis telah kehilangan sahabatnya sendiri. Dion kecewa tidak bisa menyelamatkan orang yang selalu untuknya.

Kembali di Sisi, Sisi sekuat tenaga melahirkan anaknya di dunia. Dan terdengar suara yang begitu keras dan kuat.

Sisi menangis, Renata menggendong bayi kelamin lelaki telah lahir di dunia masih merah penuhi dengan darah.

Sisi memeluk Putranya sungguh anugerah Tuhan, Sisi bahagia. Bahagia akan keindahan yang dia rasakan.

"Chi, anak kita sudah lahir. Dia mirip denganmu."

Sisi menangis merasakan adanya kepedihan di tubuhnya. Mendapat sentuhan putih pada putranya. Arwah Richi menyentuh putranya dengan lembut serta kecupan hangat untuk Sisi.

Sisi dapat merasakan bahwa Richie telah pergi dari dunia ini. Hembusan angin pantai telah memberi jawaban untuk Sisi. Richie tersenyum dan mengucapkan kata "Terima kasih"

*****

4 tahun kemudian ....

Sisi tidak bisa melupakan kenangan malam di pantai ini. Sisi terus mencoba memimpikan sentuhan angin yang terus menyelimuti tubuhnya. Sisi sudah bahagia dan sudah mengetahui semua jawaban ada pada Richi.

Persahabatan selama lima belas tahun lamanya, Perasaan yang diam namun berakhir dengan sendirinya. Pengorbanan Richi demi mempertemukan kembali terus terpisah tanpa adanya yang sadari.

"Hei, Chi. Kamu di sana. Apa kamu mendengarkan aku. Tunggulah sampai kita berjumpa kembali. Dengan kehidupan yang baru."

"Mama!" teriak suara anak kecil berlari memeluk Sisi.

"Hei, sayang," sambut Sisi.

Sisi selalu menatap wajah Putranya yang amat dia rindukan. Wajah Richi tidak akan pernah berubah sampai kapan pun. Setiap kerinduan yang dialami oleh Sisi selalu ada untuk putranya.

Nama Putranya Sisi berikan Richi. Sisi sengaja memberikan nama itu agar dirinya mengingat kenangan bersama dirinya.

Dear Sisi

Kamu tahu, jika kelak aku tidak ada di kehidupanmu lagi, maukah kamu mendengar satu permintaan terakhirku. Aku akan selalu ada di sisimu seperti bayangan terus menemanimu dari pagi, siang, sore, malam. Jika kamu merindukanku dengarkanlah suara lautan yang menerjang angin pantai.

Dear Richi.

Aku berharap suatu hari nanti kita bisa bersama selamanya, jika kita diberikan sebuah perpisahan, aku ingin, kelak nanti aku akan mengejar dirimu. Sampai kapan pun. Karena aku tahu kita telah ditakdirkan untuk bersama walaupun badai terus memisahkan kita. Meskipun telah terpisah nanti, tetap ingatlah aku akan selalu menjadi ombak lautan di dasar tepi pantai. Disambut oleh angin kencang yang terus menerjang batu karang.

"Hei! Apa yang kamu lakukan?!" teriak seorang gadis remaja yang sedang melakukan kegiatan lingkungan pantai.

"Apa itu?" tanya gadis remaja itu lagi.

"Mana aku tahu, saat pungut sampah, tersandung kaleng yang sudah berkarat ini di dalam pasir pantai," jawab lelaki remaja.

Gadis remaja itu membaca tulisannya sudah luntur, karena sudah lama puluhan tahun. Namun tulisannya masih bisa terbaca.

Kenangan janji Richie dan Sisi di pantai tanpa nama. Sebuah kenangan selama puluhan tahun telah dipertemukan kembali di tempat yang tenang.

TAMAT

avataravatar