6 First Date with Revan

Setelah Lala dirawat di rumah sakit selama seminggu, akhirnya dokter mengizinkan Lala untuk pulang.

Nina mengemasi pakaian Lala, sementara Revan menyuapi buah untuk Lala.

Lala pun menuju kamar mandi, untuk membersihkan badannya.

Tiga puluh menit berlalu, Lala sudah siap untuk pulang bersama Nina dan Revan menuju kosan Lala.

Sesampainya di kosan, Lala mengambrukkan dirinya ke kasur disusul dengan Nina membawa barang-barang Lala dan Revan.

"Makasih yah, kalian udah care sama gue," ucap Lala sembari menatap Revan dan Nina.

"Yahudalah… kita kan temen loe, istirahat yang cukup biar kesehatan loe stabil lagi," ucap Nina pada sohibnya.

"Oh iya La, btw gue sama Nina pamit dulu yah…," ucap Revan dan Nina pada Lala.

Dan Lala hanya, mengangguk serta terenyum pada keduanya.

Revan dan Nina pun keluar dari kosan Lala, dan masuk ke dalam mobil mercy cream milik Revan menuju restoran dan kampus.

Sementara Lala yang berada dalam kosan, hanya dapat menonton hiburan di televisi sambil mendegarkan musik dari ponsel miliknya.

"Hmmm… gue ngerasa klo Revan ada deket gue, gue rasanya nyaman dan jantung gue berdegup kencang!," ucap Lala pada dirinya sendiri.

"Duh… gue ga bisa bohongin hati gue lagi, gue emang suka sama Revan," ucapnya kembali dalam hati.

Pelahan Lala memejamkan matanya, dan tertidur lelap di kasurnya dan memasuki dunia mimpi.

I am a big big girl

In the big big world

It's not the big big thing

If you leave me

But I do do feel

But I do do will

Miss you much…miss you much

Nada alarm milik Lala bergetar, serta Lala terbangun dari tidurnya dan meraba-raba kasurnya mencari ponselnya.

"Hmmm…jam berapa nih?," ucap Lala sembari melihat di LCD ponselnya, tertera waktu menujukkan pukul 06.30 wib.

Lala pun melangkahkan kaki menuju kamar mandi, setengah jam berlalu Lala keluar dengan handuk bajunya, serta rambut yang basah berjalan menuju lemari pakaian.

Ia telah mengganti bajunya dengan, kemeja putih panjang serta levis pencil abu-abu dan sandal carvil putih dengan rambut yang masih basah.

Lala pergi ke meja rias miliknya, dan mulai menyisir rambutnya dan memoles wajahnya dengan bedak, dan lips ice yang memperindah bibir mungilnya, serta menyemprotkan parfum izzi ke pakaian yang di kenakannya.

Setelah usai bermake-up, ia mengambil tas putih kecilya dan beranjak keluar dari kosanya.

Lala pun menyalakan motornya, dan mengegasnya motor pun melaju meninggalkan kosan menuju restoran.

Motor pun melaju dengan maksimal, melewati sepanjang jalan kota Batavia terlihat monas yang ramai dikunjungi masyarakat, dan masjid istiqlal yang megah nan indah.

Satu jam berlalu, motor Lala sudah terparkir di area restoran indah, Lala turun dari motornya berjalan memasuki restoran indah.

Dari kejauhan sosok cewek, melambaikan tangannya pada Lala dan ia hanya tersenyum.

"Lala…aduh sekarang loe udah sehat," ucap Nina sembari berlari menghampiri Lala.

"Iya dong… kan gue kangen banget sama restoran ini," ucap Lala bersemangat.

Dan dari kejauhan ada sosok cowok cool, yang memandang ke arah Lala dan Nina dari meja nomor 5.

"Van, cewek yang sebelah waiters manis itu siapa?," tanya Ari penasaran sambil menunjuk ke arah Nina.

"Oh…itu namanya Nina temen deket Lala," jawab Revan singkat.

"Loe bilang Lala, siapa tuh?," tanya Ari kembali.

"Waiters manis itu namanya Lala," sambung Revan pelan.

"Kapan loe kenalannya? Kok ga bilang-bilang sih," tanya Ari heran  dengan Revan.

"Pantesan, akhir-akhir ini loe sering ga ada di kampus," ucap Ari dengan lantang pada Revan.

"Iyaiyalah, tiap siang gue ke sini," ucap Revan singkat.

"Berarti, cewek itu udah deket sama loe dong!!!," sambung Ari pelan.

Revan mengangguk pelan tapi pasti pada Ari, dan Ari pun menjentikkan jarinya ke atas dari meja nomor 5.

"Waiters…," ucap Ari lantang pada waiters.

Lala pun menghampiri meja nomor 5, yang berada di barisan paling depan.

"Maaf mau pesan apa Van?," tanya Lala ramah, sambil menyungkringkan senyum manisnya pada Revan.

"Gue pesen 2 ikan gurame bakar, sama nasinya plus 2 teh botoh," ucap Revan pada Lala.

"Hmmm…loe lagi laper banget yah," ucap Lala dengan nada becanda pada Revan.

"Agh…loe La bisa aja nih," ucap Revan singkat.

"Yahudah deh, gue ke belakang dulu," ucap Lala sambil meninggalkan Revan dan Ari.

"Gile loe…akrab bener sama dia! Ntar kenalin yah," ucap Ari histeris sembari membujuk Revan.

"Tenang aja, ntar gue kenalin deh," ucap Revan pelan.

"Of course, oh iya sekalian bantuin gue pedekate sama temennya," ucap Ari penuh harap, sambil memainkan alisnya ke atas.

"Hu…dasar dikasih hati minta jantung," teriak Revan pada Ari.

"Ga papa deh makan jantung, daripada loe makan ati ntar loe marah lagi," ledek Ari.

Lala pun menghampiri meja nomor 5, dengan membawa pesanan revan di kedua tangannya.

"Ini pesanannya Van, silahkan makan…," ucap Lala singkat.

"Makasih La, oh iya… btw temen gue ada yang mau kenalan nih," ucap Revan, sembari menyenggol lengan Ari dengan sikutnya.

"Hai kenalin nama gue Ari," ucap Ari sambil menyodorkaan tangannya.

"Panggil aja gue Lala," ucap Lala sambil menjabat tangan Ari.

"La btw si Nina ke mana?," tanya Revan heran.

"Oh Nina, ada lagi ngelayanin tamu di sana tuh," ucap Lala sembari menunjuk ke arah Nina berada.

"E…tadi ada yang nanyain dia terus…," ucap Revan, sambil melirik ke arah Ari.

"Siapa Van?," tanya Lala penasaran.

"Hmmm…si…aw!," ucap Revan terpotong tidak melanjutkan, karena Ari langsung menginjak kakinya dari bawah meja.

"Kenapa Van?," tanya Lala cemas.

"Enggak gue kesemutan, oh iya tadi gue becanda kok…ga ada yang nanyain Nina," ucap Revan sambil meringis.

"Oh gitu yah," ucap Lala singkat .

Revan dan Ari menikmati pesanan, yang dibawa Lala dengan lahap hingga nyaris tak tersisa.

Seusai itu keduanya, melangkahkan kaki keluar restoran menuju kampus.

Hari menjelang sore yang senja, dengan mega yang memancarkan sinarnya serta burung-burung kembali ke sangkarnya.

Lala sudah berada di parkiran, dan mulai mengegas motornya melesat ke jalan raya menuju kosan Lala yang cukup jauh.

Satu jam berlalu, Lala sudah sampai di kosannya dan masuk ke dalamnya dan ia mengabrukkan dirinya ke kasur.

Lepaskanlah ikatanmu

Dengan aku biar kamu senang

Bila berat melupakan aku

Pelan-pelan saja

Nada kontak Lala bergetar, Lala pun mengambilnya dari saku levis dan melihat di layar LCD tertera Revan Calling, lalu ia segera menekan tombol hijau tanda menerima panggilan.

"Halo La, lagi di mana?," tanya Revan basa basi.

"Gue lagi di kosan, ada perlu apa Van?," tanya Lala kembali.

"Hmmm…La loe mau ga, ntar malem jalan sama gue?," tanya Revan ragu.

"Hmmm…gimana yah, yah udah gue mau, soalnya gue lagi ga ada acara," ucap Lala masih bingung.

"Beneran loe mau…oke ntar jam 7 gue jemput," ucap Revan girang mendengar jawaban dari Lala.

"Iya beneran…masa boongan," ucap Lala pelan.

"Yahudah, sampe ketemu ntar malem yah," ucap Revan, sembari memutuskan obrolannya dengan Lala.

Lala  pun beranjak, dari tempat tidurnya menuju kamar mandi, setengah jam berlalu ia sudah selesai mandi, melangkahkan kakinya ke lemari pakaian.

Lala sudah mengenakan dressing hijau lumut, dengan lejing hitam seperempat dipadu dengan hight shoes hitam menuju meja rias.

Ia pun mulai berdandan setelah itu, dia meletakkan bando hitam di rambutnya yang ikal terurai.

Sementara Revan menuju perjalanan ke kosan Lala, dan ia mengenakan t-shirt hijau lumut dan jeans hitam panjang dengan rambut yang keren abis.

Satu jam kemudian, mobil mercy cream milik Revan sudah tempampang di depan kosan Lala.

Dan Lala pun keluar dari kosannya, sembari tersenyum pada revan.

Revan pun menghampiri Lala, dengan membawa sesuatu dibalik punggungnya dengan senyum semetrisnya.

"Hai La, loe malem ini cantik banget," puji Revan.

"Hmmm…thank Van," ucap Lala singkat, sambil menunduk karena malu.

"Oh iya nih buat loe," ucap Revan, sambil memberikan bunga mawar putih pada Lala.

"Makasih Van, mawarnya indah banget," ucap Lala nampak senang, dengan pemberian dari Revan.

"Yahudah, mendingan kita berangkat sekarang," ajak Revan.

Mereka berdua pun, masuk ke dalam mobil mercy cream milik Revan.

Mobil pun melaju, dengan maksimal melewati kota metropolitan.

Suasana dalam mobil sunyi, tanpa kata dari dua insan yang ada di dalamnya.

"Hmmm… Van kita mau ke mana?," tanya Lala pelan.

"Ntar juga loe tau," jawab Revan singkat sambil tersenyum.

"Aduh…Revan mau ngajak gue ke mana yah?," tanya Lala dalam hati.

" La tolong dong, nyalain radionya lagi pengen dengerin music," pinta Revan pada Lala.

Lala pun menekan tombol play pada radio, suara keluar dari radio kemudian lagu slow mengiringi perjalanan mereka menuju monas.

Satu jam berlalu, mobil mercy sudah sampai di monas.

"Van, kita mau ngapain ke monas?," tanya Lala heran pada Revan.

"Yah mau nonton konser ungu lah," ucap Revan lantang pada Lala.

"Ungu Van, wah…seru banget dong!," ucap Lala girang.

"Pastinya…loe denger deh, suara orang teriak-teriakkan," ucap Revan pada Lala.

"Udah kita ke sana yuk," ajak Lala kemudian.

Mereka berdua pun, menghampiri kerumunan orang yang melihat konser band ungu.

"Oke selamat malam semuanya…," sapa Pasha sang vokalis pada penonton yang hadir.

"Gue akan nyanyiin satu buah lagu, untuk orang yang gue sayangi," ucap Pasha ungu kembali.

"Van, makasih yah…gue sekarang seneng banget!," ucap Lala pada Revan.

Dan Revan hanya, menganggukkan kepalanya seraya tersenyum.

"Lagu yang gue bawain itu  tercipta untukku, " ucap Pasha.

Music pun mulai dimainkan bersama endah, oncy, maki dan roman, serta penonton yang mulai menikmati konser.

Menatap indahnya senyuman di wajahmu

Membuatku terdiam dan terpaku

Mengerti akan hadirnya cinta terindah

Saat kau pelum mesra tubuhku

Banyak kata

Yang tak mampu ku ungkapkan

Kepada dirimu

Aku ingin engkau slalu

Hadir dan temani aku

Di setiap langkah yang meyakiniku

Kau tercipta untukku

Meski waktu akan mampu

Mengambil seluruh ragaku

Ku ingin kau tahu

Ku slalu milikmu

Yang mencintaimu sepanjang hidupku

"La, gue boleh jujur ga?," tanya Revan ragu.

"Boleh aja, emang mau ngomong apa?," tanya Lala kembali.

"Lagu yang tadi, dinyanyiin Pasha tuh buat loe dari gue," jawab Revan sambil menatap Lala.

"OMG… dia bilang itu buat gue! So sweet banget sih," ucap Lala dalam hati.

"La, kok loe diem aja sih," ucap Revan kemudian.

"Oh iya, iya thank Van," ucap Lala pelan.

Konser pun berlanjut, dengan sorak para penonton pada vokalis ungu, serta ekpresi Pasha keren abis membuat para kaum hawa berteriak histeris, sambil berjingkrak-jingkrak menikmati konser sangat ramai di Monas.

Arloji Revan menunjukkan pukul 01.00 wib, tak terasa konser band ungu berakhir dengan tepuk tangan para penonton, dan sorak ria para kerumunan yang ada dalam konser itu.

"Baiklah mungkin hanya itu yang dapat, persembahkan buat kalian semua…sampai juga di konser selanjutnya, Assalamu'alaikum," ucap Pasha sang vokalis, dengan lantang pada para fansnya.

Kerumunan orang pun, meninggalkan monas termasuk Revan dan Lala, keduanya masuk ke dalam mobil mercy cream milik Revan.

Dan berjalan meninggalkan area monas Jakarta pusat, suasana dalam mobil hening tanpa kata atau obrolan dari keduanya Revan serius mengemudi mobilnya.

Sedangkan Lala memandangi sepanjang jalan dari kaca mobil Revan, tak terasa lala memejamkan matanya dan tertidur di jok mobil serta Revan hanya bisa memandangi indahnya wajah Lala.

Satu jam berlalu mobil mercy cream milik Revan, berhenti tepat di depan kosan Lala.

"La bangun udah nyampe," ucap Revan, sembari menepuk bahu Lala pelan.

"E… udah nyampe yah Van," ucap Lala sambil menggeliatkan kedua tangan ke depan.

Sementara Revan hanya tersenyum melihat ekpresi Lala tadi, mereka berdua pun keluar dari mobil dan keduanya saling berhadapan.

"Thank ya La, loe udah mau temenin gue jalan," ucap Revan pelan.

"Sama-sama, gue juga makasih sama loe," ucap Lala.

"Yahudah gue pulang dulu," pamit Revan pada Lala.

Mobil mercy cream Revan pun, meninggalkan kosan Lala menuju rumah megah Revan.

Lala pun masuk ke kosan, dan mengambrukkan dirinya ke kasur seraya mulai masuk dalam dunia mimpi.

avataravatar
Next chapter