8 Dinner with Revan's Parent

Cahaya mentari terpancar dari langit biru, bersama awan yang memadunya kelihatan lebih indah serta cicitan burung kecil di pagi yang sejuk.

Dan kabut yang tebal di sekelilingnya, Revan masih tertidur lelap di kamar megahnya, mengenakan kaos lekbong hijaunya dan celana boxer hitam.

Ce aminor deminor ke ge

Kece lagi aminor deminor

Kece lagi

Nada alarm milik Revan bergetar, sampai Revan terbangun dari tidurnya dan ia pun meraba-raba kasurnya mencari di mana ponselnya berada, serta masih memejamkan matanya.

"Duh…berisik banget sih nih alarm!," keluh Revan sembari membuka matanya melihat layar LCD di ponselnya.

"Oh…masih jam tujuh pagi, untung gue ga ada mata kuliah hari ini," ucapnya sembari tersemyum tipis, dan ia pun beranjak dari kasurnya menuju kamar mandi.

Setengah jam berlalu, Revan telah usai mandi hanya mengenakan handuk di pinggangnya serta rambut kerennya yang nampak basah sehabis mandi, ia kelihatan lebih segar setelah mandi.

Revan pun melangkah ke lemari pakaian, untuk ganti baju seraya mengenakan t-shirt panjang putih dipadu dengan cardigan coklat garis putih serta jeans hitam panjang.

Keluar dari kamarnya menuruni anak tangga, menuju meja makan dan di meja makan ada bi Marni yang sedang menata sarapan untuk Revan.

"Pagi den Revan…," sapa bi Marni.

Dan Revan hanya menampakkan senyum simetris pada bi Marni, sembari duduk di meja makan.

Ia pun mengambil dua buah roti, dan mengolesinya memberi selai kacang coklat pada roti setelah itu ia menikmati sarapannya.

Seusai sarapan Revan keluar dari rumahnya menuju garasi dan masuk ke dalam mobil mercy miliknya seraya melesat ke permukaan jalan meninggalkan rumah mewah revan menuju rumah ari sahabatnya. Satu jam berlalu mobil mercy milik revan sudah berada di depan rumah ari " tin…tin…tin…tin…" suara klakson mobil revan " woi ri, bangun udah siang masih molor aja" teriak revan dari lantai dua rumah ari dan ari keluar dari balik pintu balkon kamarnya " woi van…loe ganggu aja!" sahut ari dari balkon kamarnya dan revan hanya tertawa melihat raut wajah ari setelah bangun tidur, ia pun masuk ke area rumah ari sembari menekan bel rumahnya "ting non…ting nong…" suara bel rumah ari dan seorang pembantu pun membuka pintu rumah ari dari dalam pelan "oh den revan…silahkan masuk" ajak bi leha pada revan "makasih bi" ujar revan singkat sambil masuk ke dalam rumah ari melangkah menuju ruang tamu seraya duduk di ruang tamu untuk menunggu ari selesai mandi.

Takkan ada yang pisahkan kita

Sekali pun kau telah tiada

Akan ku pastikan ku kan

Memeluk menciummu di surga

Nada kontak milik Revan bergetar, ia pun mengambil ponsel dari saku jeansnya dan melihat layar LCD di ponselnya tetera Pap calling.

Revan pun segera mengangkatnya, dengan menekan tombol hijau.

"Halo Van, gimana kabar kamu?," tanya Papah Revan perlahan.

"Baik Pah, ada apa nelpon Revan?," tanya kembali Revan.

"Papah cuma pengen ngasih tau sama kamu…Papah sama Mamah akan pulang ke Indonesia," ucap Papah panjang lebar.

"Bener Pah kapan?," gumam Revan.

"Rencanannya hari ini," ucap Papah singkat.

"Yahudah ntar siang aku sama Ari jemput ke airport," ucap Revan bersemangat.

"Udah dulu Van, salam buat semuanya," ucap Papah sembari mengakhiri obrolannya dengan Revan anak tunggalnya.

Revan memutuskan sambungannya dengan menekan tombol merah, lima menit berlalu Ari sudah berada di ruang tamu bersama Revan.

"Oh iya Van, by the way loe ke sini mau ngapain?," tanya Ari.

"Gue pengen ngajak loe, jalan habis bete di rumah," jawab Revan.

"Oke tapi ke mana?," tanya Ari lagi pada Revan.

"Ke tempat fitness," ucap Revan singkat.

"Wah…ide bagus tuh, soalnya gue udah lama banget ga fitness," ucap Ari sambil menjentikkan jarinya.

Kedua cowok keren itu pun keluar dari rumah Ari yang luas, dan masuk ke dalam mobil masing-masing.

Ari masuk ke BMW support silvernya, dan Revan masuk ke mercy creamnya menuju salah satu tempat fitness yang ada di Jakarta pusat.

Satu jam kemudian, mereka telah sampai di tempat fitness keduanya pun memasuki tempat fitness dan menitipkan tas mereka ke tempat penitipan barang.

Mereka melangkah ke ruang ganti, beberapa menit berlalu dua cowok keren itu keluar dengan mengenakan trening pendek, dan kaos trening pendek menuju pelatihan fitness.

Revan pun mulai mencoba minaraga dengan rilex, dan kelihatannya ia menikmatinya sementara Ari mengangkat dua drimbel dengan kedua tangannya untuk mengatur otot-ototnya.

Revan pun ke alat fitness yang lainnya, mencoba mengangkat drimbel paling besar sembari berbaring menggunakan otot-otot dan tenaganya, ia pun berhasil mengangkatnya dengan seimbang sedangkan Ari mencoba jumping untuk meninggikan badannya.

Setelah mereka mencoba semua alat fitness, serta badan mereka yang mulai mengeluarkan keringat.

Dua cowok itu pun mengusap kening mereka, dengan handuk kecil berwarna putih, setelah lelah melakukan fitness, mereka melangkah ke ruang ganti untuk mengganti pakaian.

Lima menit berlalu, mereka keluar dari ruang ganti dan melangkah ke tempat penitipan barang untuk mengambil tas mereka, dan bergegas keluar dari tempat fitness menuju parkiran.

"Oh iya bro, sekarang loe temenin gue ke airport," ucap Revan sembari menepuk bahu sohibnya.

"Emang loe mau ke luar negeri?," tanya Ari heran.

"Duh…loe tuh ga jebo sih, kita tuh ke airport mau jemput bokap sama nyokap gue dari amrik…bukan mau ke luar negeri," ucap Revan panjang lebar pada Ari.

"Oh…gitu," ucap Ari kemudian.

Mereka pun masuk ke dalam mobil masing-masing, dan melaju meninggalkan area tempat fitness menuju airport soekarno hatta Jakarta.

Satu jam berlalu, Ari dan Revan sudah tiba di airport soekarno hatta keluar dari mobil dan melangkah memasuki bandara.

Mata mereka pun, mencari ke setiap sudut dalam bandara.

"Van mana, kok dari tadi ga keliatan?," tanya Ari sembari celingak-celinguk melihat ke setiap sudut.

"Mungkin, belum nyampe mendingan kita tunggu di sana," jawab Revan, sembari menujukkan kursi di sebelah sana yang cukup banyak orang.

Dan keduanya pun, berjalan ke sana dan duduk di kursi yang telah disediakan.

Setelah beberapa menit, ada sosok pasangan suami istri separuh bayah dari kejauhan melambaikan tangan ke arah Revan dan Ari yang sedang duduk di kursi.

"Papah, Mamah," ucap Revan, sembari mengeryitkan alisnya memandang orangtuanya dari kejauhan.

"Van mendingan kita langsung samperin," usul Ari sembari menepuk pundak sohibnya.

Dan keduanya berlari, menghampiri orang tua Revan dengan cepat tapi tiba-tiba.

"BRUK!!!," Revan bertabrakan dengan seorang gadis cantik, seksi, tinggi serta anggun.

"Sorry gue ga sengaja," ucap Revan sambil membantunya berdiri.

"Never mind," ucap gadis itu singkat, sembari menoleh ke arah Revan dan memandangnya heran.

"Revan…," ucapnya sambil menunjuk Revan.

"Fanny, hei apa kabar?," ucap Revan sembari menjabat tangannya.

"I'm fine, udah lama kita ga ketemu semenjak SMA," ucap Fanny panjang lebar pada Revan.

"Oh iya, by the way loe kuliah di mana?," tanya Revan perlahan.

"Gue kuliah di ausi Van," jawab Fanny kemudian.

"Sorry yah Fan, gue ga bisa lama-lama soalnya gue mau nyamperin bokap nyokap gue," ucap Revan pada Fanny, dan temannya hanya mengangguk cepat sembari menampakkan senyum.

Sementara Revan dan Ari pun, menghampiri orangtua Revan seraya mencium tangan kedua orangtua Revan dan Ari pun juga.

"Sayang gimana kabar kamu?," tanya Mamah Revan.

"Baik Mah," jawab Revan singkat.

Mereka pun berjalan bersama, melangkah keluar dari airport soekarno hatta menuju parkiran, orangtua Revan masuk ke dalam mobil.

Sementara Revan, memasukkan koper ke dalam bagasi dan masuk ke dalam mobilnya begitu pun dengan Ari masuk ke mobilnya.

Kedua mobil pun, melaju meninggalkan bandara soekarno hatta menuju perjalanan pulang.

"Mah, Revan pengen ngadain dinner buat Papah sama Mamah," ucap Revan bersemangat saat sampai di rumahnya.

"Boleh aja sayang…tapi apa kamu ga repot," ucap Mamah.

"Mah, Revan boleh ngudang temen ga?," tanya Revan ragu, sambil menggarukkan kepalanya yang tidak gatal.

"Boleh, tapi temen kamu itu cewek ato cowok?," tanya Mamah penasaran.

"Hmmm…cewek Mah," jawab Revan singkat.

"Kamu kenal dia di mana?," sambung Mamah lagi.

"Kenal… di… restoran," ucap Revan terbata-bata.

Dan ia membantu bi Marni, membawa barang-barang bawaan Mamah dan Papah ke lantai dua kamar Papah dan Mamah.

Seusai membawa koper milik orangtuanya, Revan pergi ke kamarnya yang tak jauh dari sana seraya mengambrukkan diri ke kasurnya.

Revan pun mengeluarkan ponsel dari saku belakang jeans hitamnya, membuka menu mencari kontak Lala di daftar kontak, ia pun menekan tombol hijau untuk menelepon.

Lepaskanlah ikatanmu

Dengan aku biar kamu senang

Bila berat melupakan aku

Pelan-pelan saja

Nada kontak milik Lala bergetar, saat Lala sedang mengendarai motor beat merahnya menuju perjalanan pulang ke kosan.

Seketika Lala pun berhenti di pinggir jalan, dan mengambil ponsel di sakunya.

Lala pun melihat layar LCDnya tertera Revan calling, ia pun bergegas menekan tombol hijau untuk menerima telpon.

"Halo Van, ada apa?," tanya Lala.

"Hmmm…by the way loe ada acara ga?," tanya Revan kembali dengan ragu.

"Ga ada sih…emang kenapa?," tanya Lala penasaran.

"Gue mau, ngundang loe dinner sama ortu gue…loe mau ga?," jawab Revan sembari meringis di seberang sana.

"Van, bukannya ortu loe ada di amrik," ucap Lala heran.

"Oh iya gue belum ngasih tau loe,ortu gue baru aja nyampe ke Indonesia tadi siang," ucap Revan menjelaskan pada Lala.

"Gue…mau, tapi gue ga enak sama ortu loe," ucap Lala di seberang sana.

"Pokoknya, gue ga mau tau loe harus dateng ntar malem," ucap Revan sedikit mengancam, sembari memutuskan obrolannya dengan Lala.

"Tapi Van…," keluh Lala, namun yang terdengar hanya tiut…tut…tut…sambungan terputus.

"OMG…gue takut ketemu ortu Revan," gumam Lala dalam hati, dan ia pun kembali meneruskan perjalanannya menuju kosan.

Satu jam berlalu, Lala sudah sampai di kosannya saat matahari mulai terbenam serta burung-burung kembali ke sangkarnya masing-masing.

Lala pun bergegas menuju kamar mandi, ia menunaikan shalat magrib dengan khusu' seusai shalat Lala pun mengenakan gaun putih miliknya dengan hight shoes putih.

Ia mengubah dirinya secantik mungkin, rambutnya yang ikal terurai dengan indah serta kulit wajahnya yang merah merona membuatnya terlihat anggun.

Setelah itu ia keluar dari kosannya, dan mengegas motor beatnya meluncur  ke permukaan jalan menuju rumah Revan yang mewah.

"Ya Allah, kok gue jadi deg-degkan gini sih," ucap Lala dalam hati saat di perjalanan.

Beberapa jam belalu, motor beat merah Lala sudah terpampang di depan rumah mewah milik Revan.

Ia pun turun dari motor dengan anggunnya melangkah, dan menekan bel rumah Revan sembari mengucap salam dari luar rumah Revan.

"Assalamu'alaikum," ucap Lala, sambil menekan bel.

Dan pintu pun terbuka lebar, bi Marni yang membukanya dari dalam rumah dan tersenyum pada Lala.

"Non tamunya den Revan yah…," ucap bi Marni, lalu lala hanya mengangguk pelan mengiyakan ucapan bi Marni kepadanya.

"Silahkan masuk, sudah ditunggu di meja makan," ucap bi Marni lagi pada Lala.

Lala pun melangkah menuju meja makan, bersama bi Marni di sampingnya dan bi Marni pun menghampiri Revan yang ada di meja makan.

"Den tamunya udah dateng," ucap bi Marni pelan.

Dan Revan pun, menoleh ke arah Lala seraya menghampirinya.

"Ayo La duduk," ajak Revan, sembari mempersilahkan duduk pada Lala.

"Oh…jadi ini tamunya Van," ucap Mamah.

"Pantes aja, kamu bikin dinner buat Mamah sama Papah,"sambung Papah sembari tersenyum pada Lala.

"Malem Om, Tante makasih udah ngundang Lala," ucap Lala.

"Oh..iya La, Tante mau tanya sama kamu kenal dengan Revan udah berapa lama?," tanya Mamah.

"Hmmm…baru beberapa bulan Tante," jawab Lala singkat.

"Mah…udah kasian Lala diintrogasi terus," sahut Revan.

" Yahudah kita nikmati dinnernya," ucap Papah.

Semuanya pun, menikmati dinner yang ada di meja makan dengan rilex, setelah dinner Revan mengajak Lala ke tepi kolam renang miliknya.

"La gue boleh jujur ga sama loe?," tanya Revan, dengan tatapan tajam pada Lala sementara Lala hanya mengangguk pelan pada Revan.

"Loe tuh malem ini beda banget…loe lebih cantik, anggun dan feminine," ucap Revan panjang lebar.

"Thank Van atas pujiannya," ucap Lala singkat.

"La, gue pengen ngajak loe dansa loe mau ga?," tanya Revan kemudian.

"Van gue ga bisa dansa," ucap Lala pelan, dan Revan pun menempelkan jari telunujuknya ke bibir mungil Lala.

"Gue ajarin sampe loe bisa," bisik Revan di telinga Lala.

"Sekarang loe taro, satu tangan loe ke pundak gue, terus loe satuin tangan kiri loe sama tangan gue," ucap Revan panjang lebar pada Lala.

Dan Lala pun, melakukan apa yang dikatakan Revan dengan music slow mereka berdua berdansa, wajah Revan begitu dekat dengan wajah Lala.

Keduanya pun, mengganti posisi kedua tangan Lala berada di bahu Revan sembari merangkulnya, dan kedua tangan Revan di pinggang Lala yang seksi, kedua bola mata Revan menatap Lala tajam, dan kedua mata Lala pun beradu dengan mata Revan.

Tak terasa musiK pun berhenti, Lala pun melepaskan rangkulan tangannya yang ada di bahu Revan begitupun rRvan melepaskan tangannya dari pinggang Lala.

Dari kejauhan orangtua Revan, memperhatikan mereka berdua dan tersenyum bahagia.

"Pah, kayaknya anak kita ada hati sama Lala," ucap Mamah Revan.

"Biarkan, namanya juga ABG wajar klo saling tertarik satu sama lain," ucap Papah bijak.

"La, gimana yang loe rasain?," tanya Revan.

"Enak, gue jadi suka dansa," jawab Lala singkat.

"Siapa dulu yang ngajarin…," ucap Revan bersemangat.

"Akh…loe Van GR banget sih," ucap Lala dan Revan pun menarik tangan Lala melangkah menghampiri orangtua Revan.

"Van, menurut Papah temen kamu ini cantik, anggun dan sopan," puji Papah Revan.

Dan Lala hanya menunduk, dengan raut wajah yang merah seperti tomat karena malu.

"Yahudah Pah, Revan mau ngater Lala pulang," pamit Revan pada orangtuanya.

Dan keduanya pun, melangkah keluar rumah menuju garasi mobil yang dekat dengan halaman.

"Van, gue pulang sendiri aja soalnya gue bawa motor," ucap Lala sembari memegang lengan Revan.

"Mendingan loe pulang bareng gue, lagian ga baik cewek pulang malem sendirian biar motor loe di sini dulu yah," ucap Revan menasehati Lala.

Lala pun hanya mengangguk pelan pada Revan, dan mereka masuk ke dalam mobil mercy, Revan pun mngegas mobil seraya melesat ke permukaan jalan menuju kosan Lala.

Dua jam berlalu, mobil mercy cream milik Revan sudah berada di depan kosan Lala dan Lala tertidur di jok mobil dengan sebelah Revan, dan revan hanya bisa menatap wajah Lala.

"La loe tuh, cewek yang paling beda yang pernah gue kenal," ucap Revan sembari mengusap rambut Lala pelan.

Perlahan lala membuka kedua matanya, Revan pun segera menaruh tangan ke posisi semula.

"Van udah nyampe yah," ucap Lala pelan, serta Revan hanya mengangguk pelan sembari tersenyum.

Mereka berdua pun keluar dari mobil mercy Revan, dan kini Lala besama Revan saling berhadapan.

"Van makasih yah…loe udah ngundang gue buat dinner di rumah loe," ucap Lala sambil menampakkan seyumnya.

"Lagian gue juga seneng, loe mau dateng ke rumah gue," ucap Revan sembari menatap kedua mata Lala.

Kemudian Lala pun masuk ke kosannya, dan Revan masuk ke mobil serta meluncur meninggalkan kosan menuju rumah Revan.

avataravatar
Next chapter