webnovel

New World(Part 2)

Saat dia membuka mata, ruangan yang mewah masuk dalam pandangannya. Leon membuka selimut dan duduk di atas kasur. Ruangan itu besar, dengan kasur besar yang bahkan cukup untuk tiga orang. Dindingnya mengkilap berwarna putih dengan pola rumit warna coklat. Lampu gantung juga berfungsi baik. Kamar yang cocok untuk penguasa.

Leon melihat sekeliling.

Kamar ini berada di lantai 9 dari Babilyon Tower. Dia yang mendesain kamar ini, mengambil referensi dari beberapa gambar di internet tentang kamar mewah milik raja.

Sudah sekitar satu minggu dia ada dalam situasi yang sedikit mulai dia pahami.

Ada beberapa hal yang dia pahami sejauh ini.

Pertama, sekarang dia berada di dunia yang berbeda dengan dunia Yggdrasil, seakan-akan dia telah dipindahkan dengan paksa ke suatu tempat yang asing, kemudian, dia juga menyadari bahwa para NPC yang dia buat mendadak menjadi hidup—dalam artian benar-benar hidup. Mereka bernapas, berbicara bahkan mampu berpikir seakan-akan mereka bukan hanya karakter virtual yang terdiri dari bahasa pemograman.

Pada awalnya, sebelum dia menyadari telah berpindah, Leon keluar dari kamar, tepat di depan pintu berdiri seorang pria berambut hitam memakai kacamata dengan pakaian pelayan, membungkuk.

"Selamat pagi, Tuan Leon." Dia menyapa ramah.

Leon mengenali seseorang itu.

Claude Flaustus.

Salah satu NPC yang dia buat untuk menjaga lantai 9 di Babylon Tower. Biasanya, Leon tidak akan terkejut melihatnya. Selama di game, NPC yang sering dia lihat adalah Claude. Normalnya, itu hal yang wajar, tapi sapaan yang dia ucapkan membuat Leon membeku.

"Claude…Kau berbicara?"

"Benar, Tuan. Sudah menjadi tugas saya untuk menyapa anda dengan hormat. Apa itu aneh? Apakah anda ingin saya berhenti bicara? Jika benar begitu, saya akan memotong lidah saya."

"Tidak! Tidak! Tidak!" Leon membalas tergesa-gesa, mengibaskan tangannya panik,"Aku hanya—ah lupakan yang aku bilang tadi. Lanjutkan tugasmu saja. Aku…" Leon berjalan mundur, tersenyum kaku,"Aku akan kembali ke kamar."

Setelah itu, Leon tidak pernah ke luar dari kamar dua hari penuh.

Hal kedua, selain NPC yang berbicara, semuanya tampak biasa. Dia masih bisa memanggil senjatanya, dia juga masih bisa mengaktifkan skill, selain itu penampilan karakternya juga masih sama seperti di Yggdrasil. Hal yang berbeda sekarang adalah karakter gamenya bisa berkeringat, kemudian dia juga butuh tidur, bahkan tubuhnya berfungsi dengan baik, singkatnya, tubuh Leon menjadi benar-benar nyata, bukan sebatas program saja.

"System call."

Setelah itu, sebuah menu muncul dalam pandangan Leon. System call adalah kata kunci untuk membuka program menu. Disini kau bisa melihat status karaktermu, seperti job class, equipment, skill yang dikuasai, dan magic list spell yang bisa digunakan. Sebelum menjalankan misi, Leon akan mengingat beberapa magic spell yang cocok untuk misi. Ini juga beberapa kelebihan Yggdrasil, magic dapat diaktifkan hanya dari menyebut nama magic.

Leon menghabiskan banyak waktunya untuk menguji beberapa hal yang dipikirkannya. Kemudian, di kotak masuk, special request itu masih ada di sana, tidak ada yang berubah. Jadi setelah membacanya sekilas, Leon segera menutupnya.

Sekarang, Leon sudah sedikit terbiasa dengan NPC yang bisa berbicara, terutama Claude dan beberapa maid homunculus yang bertugas membersihkan kamarnya. Leon pernah berbicara kepada salah satu maid tentang ide membereskan kamarnya sendiri. Leon menganggap itu ide yang baik. Lagipula, dia merasa tidak nyaman melihat seorang gadis muda membereskan kamar pribadinya.

Tapi setelah mendapat respon,"Jika seperti itu, Tuan Leon, aku lebih baik mati daripada tidak bekerja," Leon akhirnya mengubur jauh idenya.

Leon menghabiskan waktunya untuk memikirkan hal-hal aneh yang terjadi, kemudian, dia membuat kesimpulan bahwa penyebab dari semua ini adalah special request yang dia ambil. NPC yang menjadi hidup juga menjadi bagian dari request itu. Walapun program menu bisa dibuka, tapi tidak terdapat pilihan untuk log out seperti sebelumnya.

Kesimpulnya, untuk bisa kembali dia harus menyelesaikan request ini. Leon sudah menetapkan pikirannya. Daripada terus-menerus bingung, dia perlu memikirkan hal-hal untuk menyelesaikan request.

Jika yang dipikirkannya benar, maka semua NPC dalam Apakalipsis—kemungkinan besar—menjadi hidup.

Hal pertama yang perlu dia lakukan adalah mengkonfirmasi hal ini, kemudian membuat langkah berikutnya.

Leon mengangguk. Dia berdiri dan menuju kamar mandi dalam kamarnya, saat akan masuk Leon berhenti.

"Tunggu… Jika begitu apa Sara juga hidup?"

Senyum nakal muncul di wajah Leon.

________________________________________

________________________________________

Setelah keluar dari kamar mandi, Leon berdiri di depan cermin besar di kamarnya. Dia berdiri sambil mengamati penampilannya. Dia mengelus dagu. Wajahnya masih sama seperti desain yang dia ingat.

"Hmm… Wajahnya masih sama seperti yang ku ingat, bahkan lebih tampan… yah, setidaknya menurutku. Lalu rambut pirang, kemudian iris mata yang merah…"

Leon bergumam sambil mendekat ke cermin, memeriksa wajahnya. Tangan Leon turun mengelus perut,"Bahkan perut yang berotot ini nyata. Jika aku lahir dengan penampilan begini, aku pasti populer."

Leon menepuk pipinya,"Yah, lupakan, sekarang ini adalah penampilanku, setidaknya nikmati saja. System call."

Leon membuka program menu, kemudian memilih equipmentnya. Hari ini dia akan memanggil semua NPC yang bertugas menjaga lantai, jadi sudah seharusnya dia berpakaian yang pantas agar tidak membuat malu. Dari beberapa equipment tubuh yang dia punya, Leon memilih sebuah armor berwarna emas. Armor ini sering dia pakai untuk bertarung, jadi dia pikir ini yang terbaik, lagipula armor ini juga item kelas divine dengan desain yang bagus.

Equipment di Yggdrasil dikelompokkan menurut ukurannya. Semakin besar datanya, semakin tinggi kelas dari item itu. Mulai dari bawah, kelasnya ada lesser, minor, medium, major, greater, legacy, relic, legendary dan divine.

Armor yang berkilauan dengan corak garis biru tua, kemudian pelindung bahu tebal, sarung tangan emas, dan sedikit jubah merah yang melambai sampai dekat lantai. Seketika status kekuatan dari karakternya bergerak, menunjukkan kemampuannya meningkat. Leon menangguk puas. Lalu dia berbalik menuju pintu dan membukanya.

Setelah meninggalkan kamar. Leon memasuki lorong besar, sebuah dunia yang megah masuk dalam pandangannya.

Di atas tergantung lampu hias yang tertata rapi, berkilauan dengan lembut. Lantai yang halus dari koridor yang luas merefleksikan cahaya lampu. Hal ini memang bisa diduga. Lagipula, Babylon Tower adalah dungeon yang dibuat dari kisah manusia yang membangun sebuah menara tinggi yang sampai ke langit, tapi setelah akan berhasil, mereka gagal menyelesaikannya. Tapi di Yggdrasil, tempat ini berhasil dibuat dan menjadi salah satu dungeon yang sulit ditembus.

Lantai ini juga salah satu dari ruangan boss. Sebagai sebuah dungeon, Babylon tampak sangat tidak biasa. Babylon dulu mempunyai 9 lantai, tapi setelah Leon menguasainya, dia menambahkan 1 lantai. Setiap lantainya mempunyai karakteristik sendiri.

Lantai 1-3 adalah labirin bawah tanah.

Lantai 4 adalah danau.

Lantai 5 adalah lingkungan ekstrem yang beku.

Lantai 6 adalah hutan.

Lantai 7 adalah gunung api bawah tanah.

Lantai 8 adalah padang rumput yang luas, tapi Leon sudah membangun sebuah benteng. Beberapa fasilitas bersantai dia juga buat di lantai ini.

Lantai 9 adalah royal suite, termasuk ruang tahta dan kamarnya.

Lantai 10 adalah panorama hutan conifer dan pegunungan.

Dua lantai terakhir adalah markas dari Apakalipsis yang dia buat sendiri.

Langkah kaki Leon bergema di lorong royal suite. Bunyi gesekan dari armornya juga terdengar Setelah beberapa kali melewati belokan, di dekat aula luas, beberapa siluet orang mendekat. Satu orang pria dan beberapa wanita.

"Selamat pagi, Tuan Leon. Senang melihat anda di pagi ini."

Claude membungkuk, menyapa Leon.

"Selamat pagi, Claude," Leon membalas. Mata Leon mengamati wanita yang juga membungkuk,"Kau membawa bawahanmu hari ini?"

"Ah, benar sekali, Tuan Leon. Mereka meminta izin untuk ikut patroli hari ini, karena tugas mereka juga sedikit, jadi aku membawa mereka."

Leon mengangguk,"Claude, aku punya tugas untukmu. Aku ingin kau kumpulkan semua penjaga lantai di lantai 8. Aku akan akan menemui kalian satu jam dari sekarang. Apa kau mengerti?"

"Saya dengar dan laksanakan," Claude membalas,"Kalau begitu, saya pergi dulu, Tuan Leon."

Claude membungkuk, diikuti oleh bawahannya, menghilang di sudut belokan. Leon melanjutkan langkahnya. Dia akan pergi ke lantai 10 dulu untuk beberapa pengecekan. Di Babylon Tower satu-satunya lantai yang tidak memiliki penjaga lantai adalah lantai 10. Di lantai 10, Leon biasa memakainya untuk bersantai atau tempat biasanya dia log out dan log in. Bisa dibilang, Leon sendiri yang menjaga lantai 10.

Kemudian, setelah seluruh penjaga lantai berkumpul, dia akan mengamati dulu keadaannya, dan jika sesuai yang dia pikirkan, maka dia akan segera bergerak untuk membuat persiapan. Bagaimanapun juga, dia sudah menerima request.

"Ragnarok…" Leon bergumam,"Jika memang sesuai dengan namanya, dan semuanya nyata, aku harus bisa membuat persiapan."