webnovel

PROLOG

Ninu ninu, ambulan lewat. Tepi dulu hahaha.

Hallo Pren! Kali ini ada cerita berjudul : Vortex High Schoud.

Sekolah menengah yang amat sangat elite di kota Morsh, sekolah itu adalah sekolah yang sangat menjunjung tinggi nilai.

Hingga di suatu hari, siswa nomor satu di sekolah itu, tewas tanpa bukti yang kuat, dan mereka semua BERPURA-PURA, tidak mengetahuinya.

Bagaimana kisahnya, OTW....

...

Di perpustakaan, pada pukul 16.15, seorang siswa tengah sibuk dengan buku dan laptopnya, sepertinya ia sedang mengerjakan tugas.

Ia bernama Galvin Adirama, siswa terbaik di kelas unggulan, menempati posisi pertama di kelas unggulan, ia murid yang sangat di kenal guru dan siswa.

Disaat ia fokus pada layar laptopnya, samar-samar ia mendengar suara langkah kaki yang mendekat, dengan teliti ia berusaha mendengarkan suara itu.

Dan GREKK!, pintu terbuka, dengan cepat Galvin menoleh kearah pintu, dan ia melihat seseorang berhoodie hitam tengah berdiri di depan pintu.

Dengan sebuah balok di tangannya, ia berkata "haii! Sobat, sibuk!" ucap seseorang itu.

"Si- siapa lo," ucap Galvin panik.

Ia berdiri dan mencoba menghindar, saat Galvin mencoba berlari, seseorang itu juga berlari mengejar Galvin, Galvin terus menghindar dan berlari.

Ia berusaha menyelamatkan dirinya, dari kejaran sosok itu, "siapa lo, apa urusan lo," teriak Galvin.

"Hah! Masih nanya siapa gue!" suara yang sangat asing bagi Galvin.

Galvin pun terpojok di sudut perpustakaan, nafasnya kini susah untuk di atur, sesak dan sesak, hanya itu yang di rasakan Galvin.

Sosok itu mencengkram leher Galvin, "lo pikir, dengan duduk di posisi pertama, lo bisa seenaknya," ucap sosok itu.

"Lo siapa hah!" kata-kata itu terus di ucapkan oleh Galvin, karena ia belum tau siapa sosok itu.

"Hidup gue hancur gara-gara Lo, semenjak lo masuk kekelas unggulan, dan menduduki rangking utama, lo tau di mana gue berada," Teriak sosok itu, sembari menguatkan cengkraman di leher Galvin.

Galvin yang merasa sesak dengan cengkraman itu, berusaha bertanya kembali "uhuk, Si- siapa sih lo, apa masalah lo," tubuh Galvin kini semakin lemas.

"Nggak perlu lo tau siapa gue, intinya, lo udah ngerusak hidup gue!" suara itu semakin keras di telinga Galvin.

Sosok itu dengan keras menghempaskan tubuh Galvin ke dinding, hingga mulutnya mengeluarkan darah dan muncrat ke luar.

"Ma- maaf in gue, gue nggak tau apa masalah lo, ku mohon jangan sakitin gue!" Galvin memohon agar bisa lolos.

"Nggak bakal gue ngelepasin lo, hari ini, gue bakal habisin lo sekalian," ucap sosok itu

"Ja, jangan bunuh gue, sorry kalo gue ada salah," Galvin kembali memohon kepada Sosok itu.

"Diem!" bentak Sosok itu. Dan menginjak perut Galvin dengan keras, yang membuatnya mengerang kesakitan, dan terus memohon pada sosok itu.

Wajah Galvin di hantam balok yang di bawanya, hingga Galvin berteriak kesakitan, tanpa ampun sosok itu terus menghantamkan kayu ke wajah Galvin hingga ia terkapar lemas.

Kembali mencengkram leher Galvin, dan menyeretnya keluar, darah bercecran di lantai saat sosok itu menyeret tubuh Galvin, dan sampailah di atas tangga.

"Disinilah akhir hidupmu!" ucap sosok itu dan menjatuhkan tubuh Galvin dari atas, dan kepalanya terbentur beberapa anak tangga hingga kebawah lantai.

Sosok itu pun pergi dari TKP, dan etah kemana perginya sosok itu.

Dan semua barang yang terkena darah dan yang di gunakan untuk menghabisi Galvin pun telah di singkirkan.

And wellcome to Vortex High Schoud.

...

Di kota Marta, seorang cowok berdiri di halte bus, dengan hoodie putih dan celana hitam, masker dan kacamata. Membuat cowok itu sulit untuk di kenali.

Lalu beberapa saat bus datang, dan cowok itu naik, sambil mendengarkan musik lewat headsetnya, ia mencoba untuk tidur dan bersantai.

Di sekolah Vortex, salah satu siswa bernama julian terkejut dan berteriak histeris, melihat Galvin yang tewas di bawah tangga, dan ia segera mencari bantuan.

"Waaaaa!!!" Julian terus berlari dan berteriak hingga ia bertemu siswa bernama Afgan, salah satu siswa dari kelas unggulan.

"Gan. Gan," panggil Julian yang ngos-ngosan.

"Ada apa?" tanya Afgan.

"Di- disana,"

"Disana apa?" semakin bingung dengan apa yang di katakan Julian.

"Itu, si Galvin," ucapnya.

"Iya ada apa dengan Galvin?" mencoba untuk menenangkan Julian.

"Di- Di jatoh dari tangga, dan banyak sekali darahnya, gue nggak kuat liatnya," ucap Julian dan Afgan buru-buru pergi ke tempat dimana Galvin jatuh.

Sesampainya ia di tempat kejadian, Afgan begitu shock dan terkejut, "Heii, Vin!" teriak Afgan dan mendekat.

"Jangan sentuh Dia!" sahut Dhasa, juga murid dari kelas unggulan, dan lalu memanggil polisi.

"Jika lo sentuh dia, sidik jari lo juga menempel di situ, dan lo akan jadi tersangka!" ucap Dhasa dan Afgan tak berani menyentuhnya.

Dan tak lama dari itu, semua murid mengerumuni mayat Galvin, dan polis datang, dewan guru pun sedang berbincang dengan polisi.

Setelah mayat Galvin di otopsi, dan itu dinyatakan bahwa murni kecelakaan, dan di harap para guru segera menghubungi keluarga atau kerabat dari Ananda Galvin.

Kembali ke cowok cool tadi, ternyata ia sedang berliburan ke kota Morsh, dan saat ia hampir tertidur, ponselnya berdering.

Ia mengambil ponsel itu dan tertera nama Galvin Adirama, dan segera mengangkat panggilan itu, ia terkjut dengan apa yang ia dengar, suara itu bukan suara Galvin, melainkan kepala sekolah, pak Boy.

"Hallo!" pak Boy.

"Eh! Iya, ini bukan Galvin?" tanya Cowok itu.

"Hem! Gini, mengenai ananda Galvin, tadi malam ia terjatuh dari tangga," ucap pak Boy yang membuat cowok itu terkejut.

"Em, gimana keadaanya sekarang?" cowok itu semakin panik.

"Dia- Dia tiada!" ucapan pak Boy langsung membuat cowok itu diam tak bersuara, air mata tanpa sadar terus menetes dengan deras.

"Halo, halo!" pak Boy terus memanggil.

"Dimana ia sekarang?" tanya cowok itu sembari mengusap air mata.

"Rumah sakit Adam jaya, dan dimohon anda segera kesana!" suruh pak Boy.

...

Cowok itu telah sampai di Rumah sakit, dan mencari Galvin di kamar mayat, dan bertemu dengan pak Boy, "pak! Dimana Galvin sekarang!" tanya cowok itu.

"Masuklah!" suruh pak Boy.

Cowok itu masuk dan langsung memeluk mayat Galvin, ia menangis tersedu-sedu di atas mayat Galvin, "Vin, ini bener lo, kenapa Vin," ucap cowok itu sambil mengoyangkan tubuh Galvin.

Dengan seksama, cowok itu melihat luka lebam di wajahnya, sepeti terkena pukulan sesuatu, dan sebuah luka seperti bekas cengkraman.

Cowok itu telah berbicara pada dokter, dan jawaban tetap sama, dia jatuh dari tangga, dan mungkin luka itu berasal dari benturan anak tangga.

Cowok itu tak yakin dengan semua yang di katakan dokter.

Dan ia berusaha menyelidik kasus ini sendiri.

.TBC.

Ini lah siswa dari kelas unggulan.

Dan untuk cast lain di selipkan di part-pat selanjutnya, dan itu jika perlu.

untuk cowok yang berhoodie putih itu, muncul di chapter 1 ya Prenn!.

TERUS IKUTI CERITA INI.

DAN JANGAN LUPA FOLLOW AUTHOR.AGAR TIDAK KETINGGALAN CERITA SELANJUTNYA.

Next Time..