webnovel

Sesuatu yang Beda

Setelah sekian lama menyusuri desa namun tak ada hasil, akhirnya Panglima beserta pasukan memutuskan mengubah lokasi pencarian di area hutan terlarang, berharap gadis itu segera ditemukan. Namun saat hendak melangkah, kuda yang ditunggangi panglima terhenti kala melihat sosok yang muncul di hadapannya.

"Yang Mulia Reijin." Panglima Hito terkejut. Ia pun segera turun dari kuda dan membungkuk hormat.

"Yang Mulia sudah sadar?" Tanya panglima khawatir melihat rajanya yang sakit parah tiba-tiba berada di hadapannya.

"Kalau aku belum sadar, aku tak akan naik kuda sampai kemari." Jawab Raja Reijin tanpa ekspresi.

"Maksud hamba, apakah kondisi Yang Mulia sudah benar-benar memba-?"

"Aku sudah membaik Hito, tak usah mengkhawatirkan ku. Aku di sini untuk mencari Ursulla juga." Jelasnya memotong ucapan panglima.

Meski masih khawatir akan kondisi junjungannya itu, Panglima Hito mencoba menuruti keinginan Raja Reijin. Dalam pikirannya bertanya-tanya, mengapa Raja Reijin sampai rela ikut mencari Ursulla dengan kondisi seperti ini?

Saat hendak memasuki area hutan,  sekali lagi rombongan prajurit itu terhenti tatkala dari semak- semak muncullah sosok perempuan berjalan pelan. Perempuan tersebut tak lain adalah Ursulla.

Melihat para prajurit sudah berada di depannya, Ursulla terkejut. Ditambah dengan adanya Raja Reijin pada rombongan tersebut membuatnya semakin tak menyangka.

"Raja Reijin?" Ursulla segera berlari mendekat ke arah Raja yang masih menunggangi kuda.

"Raja sudah sadar? ini benar Yang Mulia Reijin? Aku tak bermimpi kan?" Ursulla mengusap - usap kedua matanya memastikan.

"Ini nyata Sulla." Suara berat itu keluar. Raja Reijin turun dari kuda, lalu tanpa aba-aba menarik bahu Ursulla dan memanggulnya naik ke atas kuda.

Ursulla terkesiap.

"Sekarang kembalilah ke istana!"

Ursulla yang masih kaget atas tindakan Raja dengan tiba-tiba menggendongnya naik ke atas kuda hanya bisa meronta ingin melepaskan diri dari dekapan Raja Reijin yang sudah berada di belakangnya memacu kuda.

"Tap.... tapi Yang Mulia."

"Aku tidak mati, jadi kau tak akan digantung." Jawab Raja Reijin dingin dan terus memacu kudanya sampai ke istana. Diikuti para prajurit lainnya.

Panglima Hito yang juga mengikuti di belakang Raja menatap heran atas tindakan aneh junjungannya tersebut.

****

Tanpa sepatah kata Ursulla langsung diturunkan dan digelandang masuk istana. Beberapa pelayan diperintahkan Raja untuk membawa Ursulla kembali ke kamarnya.

Ibu suri dan beberapa tabib berlari menemui Raja, mereka masih sangat khawatir atas kondisi Raja Reijin. Ibu suri yang terlihat cemas memerintahkan para tabib dan prajurit untuk membawa Yang Mulia beristirahat.

"Anakku Reijin, kau harus kembali beristirahat, ibu sangat khawatir!" perintah ibu suri dengan nada lembut.

"Baik ibu." Raja Reijin berjalan melewati ibu Suri. Namun sebelum melanjutkan langkahnya, ia kembali berucap, "Dan hentikan niat ibu untuk menghukum Ursulla. Dia tak bersalah atas masalah ini!"

Sang ibu tertegun. Mengerutkan kening heran melihat tingkah anaknya. Dalam hati, ia tetap ingin menghukum Ursulla, tapi di sisi lain, ia begitu menyayangi puteranya sehingga dengan terpaksa mencabut hukuman itu.

****

Raja Reijin berbaring di kamarnya. Ia menyentuh punggungnya yang masih berdenyut nyeri. Tabib istana sudah mengoleskan ramuan ke lukanya dan juga memberinya obat dalam. Ia harus beristirahat untuk sementara waktu.

"Jika aku tak sadar, apa kau akan menuruti perintah ibu suri, Panglima?"

Panglima Hito yang sedari tadi berdiri di samping ranjang menunduk,

"Jika hal itu yang harus dilakukan, maka hamba akan laksanakan, namun bukan itu saja yang membuat hamba mencari Ursulla." Jawab Panglima.

"Lalu?"

"Hamba sangat penasaran dengannya. Bagaimana bisa seorang wanita yang terkurung dengan mudahnya mematahkan gembok seorang diri? Dan dengan mudah bisa meloloskan diri dari penjagaan istana. Bukankah hal itu aneh? Dan juga~" Panglima Hito terlihat enggan meneruskan perkataannya.

"Dan juga apa?" tanya Raja Reijin penasaran.

"Dan juga ada suatu hal yang membuat hamba penasaran."

Panglima kemudian menceritakan secara detail segala kejadian mulai dari Ursulla meloloskan diri sampai keterangan sekelompok pria yang ditemukan terkapar tak berdaya di pinggir desa.

"Saya rasa dia memang bukan orang biasa."

Mendengar penjelasan  panglima setianya itu, Raja Reijin hanya terdiam dengan ekspresi dingin penuh misteri. Seolah memikirkan sesuatu.

****

"Aku harus menemui Raja." guman Ursulla segera bangkit dari peraduannya.

"Nona mau kemana?" tanya Dayang Han yang daritadi menemaninya.

"Aku akan menemui Yang Mulia, aku ingin melihat keadaan raja dan juga menyampaikan terimakasih sehingga membuat ibu suri mencabut hukumannya." Tanpa pikir panjang, ia segera melangkah pergi.

Sesampainya di kediaman pribadi Raja Reijin, dengan langkah ragu ia menuju kamar Raja. Pasalnya ia tahu bahwa di sana juga ada ibu suri beserta selir Gun.

"Ahh, sepertinya ini waktu yang kurang tepat." Ujarnya dalam hati. Tapi apa daya, ia sudah terlanjur memijakkan kakinya di kediaman Raja.

Pelayan istana mengumumkan kedatangan Ursulla.

"Nona Ursulla datang mengunjungi Yang Mulia." ucap seorang kasim lantas membungkuk hormat kepada Raja.

Ibu suri dan selir Gun kaget mendengar bahwa Ursulla datang mengunjungi Raja Reijin. Berbeda dengan ibu serta selirnya, seperti biasa Raja hanya memasang wajah datar tanpa ekspresi lalu berucap.

"Biarkan dia masuk!"

"Baik Yang Mulia."

Kasim kemudian menyilahkan Ursulla masuk ke kamar Raja. Meski tubuhnya saat ini gemetar lantaran masih ada rasa takut terhadap ibu suri, namun ia mencoba menenangkan diri.

"Hormat hamba Yang Mulia Raja, hormat hamba Yang Mulia ibu suri dan Yang Mulia selir Gun." ucap Ursulla sambil membungkuk hormat.

" Untuk apa kau kemari?" Selir Gun terlihat tak suka kedatangannya.

"Hamba hanya ingin melihat keadaan Yang Mulia. Hamba juga ingin mengucapkan terimakasih kepada Raja, berkatnya hukuman hamba dibatalkan."

"Aku baik - baik saja, kau bisa kembali Sulla!" jawab Raja.

"Sekali lagi hamba ucapkan terimakasih." Ucap Ursulla kemudian berbalik arah menatap ibu suri sambil menunduk hormat, "Terimakasih juga ibu suri sudah mencabut hukuman hamba."

"Kalau bukan karena titah Raja aku tak akan mengampuni mu." Ibu suri menjawab angkuh.

"Tapi kau jangan senang dulu. Jika terjadi apa-apa lagi, aku tak akan segan menghukum mu. Alangkah lebih baik jika kau segera kembali ke asal mu."

Mendengar ucapan tersebut, batin Ursulla kembali terguncang. Ursulla mengepalkan tangannya berusaha memendam amarah. Bagaimana bisa dirinya yang akan disalahkan dengan masalah yang terjadi di istana?

"Yang mulia ibu suri tenang saja, aku akan segera kembali ke asal ku." Ursulla menjawab mantab. Dia sudah tidak betah dengan keadaan ini,  "Bahkan malam ini juga aku akan pergi dari sini."

"APA?"

Raja Reijin seketika menatap Ursulla.

Begitupun ibu suri serta selir Gun yang juga terkejut mendengar pernyataan Ursulla itu.

"Ya. Hamba telah menemukan cara untuk kembali ke tempat asal ku." Manik kelamnya menatap Raja Reijin meyakinkan.

"Hamba tahu ibu suri sangat membenci hamba, namun sungguh hamba tak tahu atas insiden yang terjadi terhadap Yang Mulia. Dan hamba meyakinkan bahwa Raja Reijin akan menjadi penguasa yang hebat kelak. Serta Raja Reijin akan sembuh dari penyakitnya. Yang mulia akan bisa tidur dengan nyenyak dan bisa tersenyum kembali, Yang Mulia akan memiliki permaisuri yang baik dan bijaksana."

Semua orang yang berada di sana melongo mendengar keterangan Ursulla, tak terkecuali sang Raja. Raja yang sedaritadi memasang wajah tanpa ekspresi entah kenapa mendadak berubah mengeras mendengar ucapan Ursulla.

"Haah, jangan banyak bicara! Pergilah secepatnya ke tempat asal mu dan jangan pernah kembali!" Perintah selir Gun yang tak sabar agar Ursulla pergi meninggalkan kehidupan istana dan Raja.

"Tapi hamba harus membawa buku catatan serta handphone itu." Ursulla terdiam sesaat menyadari bahwa mereka tak mengerti maksunya, "Hmmm... Maksud saya benda aneh yang ditemukan mendiang ayah Raja Reijin. Itulah hal yang bisa membuat saya kembali ke tahun 2020."

"Baiklah akan ku berikan pada mu. Pelayan, ambilkan itu semua di ruang penyimpanan Raja terdahulu!" Perintah ibu suri.

"TIDAK!"

Tiba-tiba suara lantang keluar dari mulut Raja Reijin.

Semua mata terbelalak, pelayan yang hendak beranjak langsung menghentikan langkahnya.

"Kau tak bisa pergi secepat itu, Sulla!" Raja Reijin menatap Ursulla tajam.

"Tapi kenapa?" Tanya Ursulla. Ia tak menyangka Raja Reijin akan menghalanginya.

"Kau tak boleh pergi sebelum ucapan mu terbukti bahwa penyakit ku bisa sembuh." Nada otoriter itu keluar dari mulut Raja membuat Ursulla lemas, ia akan terjebak di istana entah untuk berapa lama atau mungkin untuk selamanya.

Ibu suri dan selir Gun melebarkan mata. Merekapun hanya bisa diam, tak ada sanggahan apapun karena Raja Reijin telah mengeluarkan titahnya yang mutlak harus dilaksanakan.

Hening. Seisi ruangan terdiam begitupun Ursulla. Ia sudah tak mampu berucap apapun. Ia hanya pasrah tentang apa yang terjadi.

Dan, lagi-lagi dari luar atap kediaman Raja, Ara Wato mencuri dengar sembari menyunggingkan senyum penuh misteri.

****

Jangan lupa votementnya. Makasih bagi yang berkenan baca.

Next chapter