18 BAB 18 - 2 kunci

Bagaimana dengan Rachel dan juga Risa? Mereka sudah kembali tanpa kunci. Mereka pun aman tanpa ada yang mengaggu mereka atau mengejar mereka, entah sebuah keberuntungan atau apa, mereka berdua tak tau. Akan tetapi, sebelum mereka benar-benar masuk ke dalam sebuah cahaya yang akan membawa mereka bertemu kembali dengan Anna, mereka memutuskan untuk menunggu terlebih dahulu El, Radit dan juga Reno, mereka tak mungkin pergi begitu saja, mereka pun takut akan terjadi sesuatu pada mereka, apalagi El yang merupakan saudara sepupu Risa.

Bagaimana perasaan mereka? Tentu saja mereka takut, takut jika satu diantara mereka gagal menemukan kunci tersebut, karena jujur mereka benar-benar tak mendapatkan kunci itu, kunci yang dokter itu maksud pun bukan kunci seperti apa yang Anna jelaskan, kunci itu berwarna putih, tidak berwarna mas, maka dari itu Risa memutuskan untuk pulang saja. Entahlah, mereka tak tahu apa El, Radit atau Reno dapat menemukan kunci tersebut. Bagaimana jika tidak? Tentu saja itu akan menjadi sebuah petaka besar.

Dari kejauhan mereka melihat El, Reno dan juga Radit berlari dari jalur yang berbeda. Lega rasanya kala mereka selamat sampai disini. satu hal yang mereka tunggu-tunggu adalah Apakah satu diantara mereka mendapatkan kunci itu Adakah sungguh menunggu hingga ketiganya menghampiri Risa dan juga Reza mengeluarkan kunci diikuti dengan Radit semuanya melongo tak percaya buka kunci itu ada satu dan hanya satu Mengapa El Nino mendapatkan 2 kunci semuanya tertegun tak tahu apa yang harus dilakukannya takut jika ini akan berbahaya

"Lo?" tunjuk El datar pada Radit.

Radit balik menatap El datar, "Terus Lo?"

Beginilah ketika kedua kutub disatukan.

"Kita bawa aja dua duanya," kata Reno membuat mereka semua mengagguk setuju.

***

Kini mereka semua menatap dua kunci yang ada dihadapan mereka. Anna yang bahkan tau asal usul kunci yang akan membawa mereka pulang tidak tau apapun tentang itu. Anna sungguh tak mengerti bagaimana kunci itu bisa ada dua. Alhasil, Anna memutuskan untuk mencoba satu persatu kuncinya nanti. Tak ada salahnya bukan? Tentu saja.

"Kita langsung adain ritual, tapi sebelum ini kita perlu istirahat. Makan, tidur dan sebisa mungkin tenaga kita bener-bener harus terisi penuh," tutur Anna.

Semuanya mengagguk mengikuti instruksi Anna, Anna sendiri mendekatkan diri pada El. Memeluk tubuh pria itu erat, semuanya mulai berbaring dan menutup kedua matanya. Memikirkan bagaimana mereka dapat menghadapi semuanya nanti, Anna ya mereka semua memikirkan Anna, karena kecil kemungkinan untuk Anna bisa dapat kembali ke dunia asal bersama mereka.

El balas memeluk Anna sembari membaringkan tubuh dirinya dan Anna. Tak ada alasan untuk El menolak, sekalipun El tengah merasa marah pada Anna, akan tetapi dirinya tak dapat menghiraukan apa yang Anna lakukan. Dirinya sangat mencintai wanita yang ada didekapnya itu.

"Apapun yang terjadi nanti, seandainya aku gak bisa pulang dari sini, bahagia ya," bisik Anna karena tidak ingin mengganggu yang lain.

Deg!

El merasa nyeri di hatinya, El sungguh tak terima Anna mengatakan itu.

"Seandainya Lo gak bisa pulang, gue juga gak akan pulang," jawab El santai. Anna tak menghiraukan ucapan El yang satu ini. Dirinya hanya terkekeh geli.

"Aku janji kok bakal berusaha biar kita bisa pulang sama-sama," gumam Anna membuat El tersenyum penuh kemenangan.

***

Kali ini langit begitu gelap, bahkan lebih gelap dari sebelumnya, mereka pikir di sini tak akan ada hadirnya lagi cahaya. Mereka pun sama sekali tidak keluar dari ruangan itu, ruangan yang telah mereka persiapkan dan ruangan yang telah Anna berikan mantra, sebenarnya Anna tidak percaya hal-hal seperti itu, Anna selalu menolak untuk belajar dan mendengarkan, akan tetapi seiring berjalannya waktu setelah dirinya mempraktikkan itu semua, ternyata itu berhasil dan lagi sekarang Anna percaya bahwa mantra itu membuatnya mematahkan egonya.

Tak ada yang merasa tenang kali ini, semuanya merasa gugup dan kebingungan. Bagaimana bisa mereka semua bernafas dengan lega kala mereka akan menghadapi sebuah keadaan yang akan sangat rumit, Anna menatap El. Sangat terlihat jelas keraguan yang El pancarkan, tatapan Anna Radita juga Reno, mereka pun terlihat begitu takut, sekalipun Radit yang tidak pernah merasakan rasa takut saat berada di dunia mereka. Anna kemudian menatap Risa dan juga Rachel, tentu saja mereka pula merasa ketakutan kali ini, tak dapat dipungkiri jika dirinya pula merasa takut, takut akan kegagalan, takut akan dirinya yang tidak dapat kembali lagi, namun apapun konsekuensinya dirinya harus dapat menerima itu semua. Perlahan Anna memejamkan matanya, menetralkan nafasnya dan menenangkan hati serta pikirannya.

"Apapun yang terjadi, kita semua harus tetep saling bantu. Disana kita gak cuman hura-hura atau lari-lari aja, ada banyak sosok yang harus kita kalahkan," terang Anna setelah berhasil menenangkan pikirannya sendiri.

"Lo juga ikut sama kita kan?" tanya Risa pada Anna. Anna mengagguk, tentu saja mereka semua akan ikut.

"Disini gue mau bilang terimakasih banyak buat kalian dan maaf karena gue kalian ngerasa kesulitan," tutur Anna. Semuanya menunduk, mencoba mencerna apa yang tengah Anna bicarakan.

"Seandainya kalian berhasil pulang dan gue gak bisa pulang dalam artian terjebak disini, gue harap kalian have fun di--

"NA!!!" tukas Risa. El sudah menatap Anna tajam. Dirinya benci kala Anna mengatakan hal seperti itu.

"Kita bisa kok, asal solidaritas kita besar," kata Reno meyakinkan yang dapat Anna angguki.

"Dan asal Lo tau, Lo bener-bener gak ngerugiin kita, jadi stop minta maaf," timpal Radit menatap Anna tajam.

"Kalo Lo gak bisa pulang, gue mau kok nemenin Lo disini Na," kata Rachel dengan air mata yang sudah membasahi pipinya. Anna tersenyum dan menggeleng, dirinya tak mampu berkata-kata kala air matanya mencoba untuk keluar. Begitupun dengan Risa yang sudah terisak.

"Gue juga pasti nemenin Lo Na," kata Reno.

"Gue juga," ucap Radit.

"Gu-- gue juga Na," isak tangis Risa semakin terdengar jelas.

"Guys, udah oke? Kita semua bakal pulang kok," kata Anna.

Risa dan juga Rachel mendekatkan diri pada Anna hingga akhirnya mereka semua berpelukan dan menangis sejadi-jadinya, mereka dapat merasakan kehangatan seorang teman yang sesungguhnya, tak ada yang menghianati diantara mereka, mungkin setelah ini mereka akan menjadi teman, teman yang akan saling melengkapi. Disini mereka dapat belajar arti sebuah kebersamaan, kasih sayang, pengorbanan dan solidaritas yang tinggi.

Reno, Radit dan juga El melakukan hal yang sama. Mereka berpelukan ala laki-laki, ada rasa khawatir yang mereka rasakan, bagaimanapun juga ini menyangkut sebuah pengorbanan dan juga nyawa mereka masing-masing, jika mereka gagal mungkin semuanya akan berakhir naas, cukup sudah mereka merasa sedih kali ini, mungkin setelah ritual dimulai, mereka akan benar-benar berkorban dan menunjukkan solidaritas mereka.

avataravatar
Next chapter