webnovel

Maaf...

Keesokan paginya, jam 5.00, terdengar suara air dari kamar mandi, Evika sedang mandi

"Emhh, seger sekalehhh, eheq" batin Vika yang merasa lebih segar karena kemarin tidak mandi setelah...ah, jangan sekarang

"Nanti...bilang ke abang gimana ya...? Apa yang ada aja lah" batinnya

Setelah berpakaian, Vika pergi ke ruang keluarga untuk menonton TV, ia tiduran di sofa

30 menit kemudian, ketiga abangnya turun bersamaan, terlihat rambut mereka basah, itu artinya mereka sudah mandi

Mereka lewat begitu saja, tidak ada yang berbicara, saat sampai di ruang makan, Elvin berteriak

"VIKA!!" seru Elvin

Evika terkejut, refleks, ia berlari ke ruang makan

"I-iya bang...?" serunya ragu

"Sarapan mana?" tanya Elvin dingin

"A-adek gk masak...a-adek pikir tadi mau pesan aja..." serunya sambil berusaha tersenyum

"A...dek...?" batin Ethan, ia kemudian melihat ke arah Evan, kebetulan, Evan juga melihat kearahnya

Seumur hidup, Vika gak pernah mau berbicara sedemikian rupa, ketiga abangnya memang ingin mendengarnya berbicara seperti itu, sayangnya, ini bukan waktu yang tepat

"Masak sekarang" titah Elvin

"A-ah...i-iya..." seru Vika yang langsung pergi ke dapur

"Huh...sabar sabar...aku yang salah, jadi ini harusnya gak papa, huft..." batin Vika sambil menghela napas panjang

"Weuww.. gue gk salah denger kan? Dia make kata 'adek' dong... lo yakin masih mau nge hukum dia Vin?" tanya Ethan yang masih terpesona

"Gue gak peduli dia ngomong apa, hukuman tetep berjalan" balas Elvin

"Dia ketakutan itu Vin, makanya berusaha kekgitu, dia pikir siapa tau abang abangnya ini bakal berubah pikiran, sayang beut ya..." sambung Evan

"Bukannya lo kemarin gak terima kita nge hukum dia?" tanya Ethan menggoda saudaranya

"Gue pikir pikir tadi malam, jadi ya....sorry lah ya" jawab Evan yang berusaha menuntupi rasa malunya

30 menit Evika memasak, kemudian ia menyajikan makanan kepada ketiga abangnya

Kemudian pergi tanpa sarapan bersama ketiganya

"Jahat banget sih lo Vin! Ajak makan bareng kek njer!" seru Ethan

"Gak" balas Elvin

Selesai makan, mereka pergi ke ruang keluarga, lalu Ethan mematikan TV secara tiba-tiba. Elvin dan Evan kemudian duduk di sebelah Evika, anehnya, Vika merinding

"Auranya kok..." batin Vika

"Ceritain semuanya" tekan Elvin

"Ha-hah? Gak ada yang spesial kok...kemarin itu tuh aku di dare sama temen temen, kemarin aku cuma pura pura, serius deh" seru Vika sambil tersenyum canggung

"Jelasin semua!" Evan setengah berteriak

Tanpa disadari mata Vika berkaca kaca, Evan tidak pernah memarahinya seumur hidup, ia dan Ethan selalu menjadi yang tersabar

"Beneran kok, itu tuh dare, gak percayaan amat sih!" seru Vika membela dirinya

"Hp disita 3 bulan, atau jelasin semuanya" kali ini Ethan yang berbicara

Vika menunjukkan muka masam

"Ceritanya..." Vika menarik napas panjang

"Kepo!!" serunya sambil berlari, namun, Elvin membaca langkahnya dan menarik tangannya dan mendudukannya kembali

"Eh...?" seru Vika yang kelihatan bingung

"H-how...?" batinnya

"Oke oke, jadi gini..." ia mulai bercerita

••••••

Kemarin, jam 8 malam

"Bye byeee, hati hati ya Vik, Dimas tuh suka aneh aneh, hahah" canda seorang temannya yang kemudian berlalu pergi

"Enak aja! Gue kagak kayak gitu ye!" balas seorang cowok bernama Dimas

"Yok, Vik, entar abang lo marah" serunya sambil menarik tangan Vika ke parkiran

"Hm" balas Vika

Ditengah perjalanan

"Vik, kita mampir ke indo bentar ya" seru Dimas sambil mengendarai motornya

"Iyaaa" jawab Vika

Mereka berhenti

"Kamu mau ikut apa nunggu?" tanya Dimas pada Vika

"Nunggu aja, hehe" jawab Vika

"Oke oke, bentar yaa" seru Dimas

Sayangnya, hanya butuh waktu 5 menit, 2 orang lelaki menarik Vika ke gang sempit yang ada di sebelah indo. Dan sayangnya lagi, tempat itu sepi, nyaris tidak ada yang lewat di jalanan itu

"Mphhh" Vika meronta, ia diseret tidak terlalu jauh ke dalam gang, kemudian seorang cowok menahan kedua tangannya diatas

"Wuihh, enak juga nih bang, dapat mangsa baru, hahaha" seru seseorang

"Cakep juga nih, cepetan lu ah, gue gak sabar nih!" seru yang lain, yang sekarang memegang tangan Vika

"Pelan pelan bang, biar gue buka dulu baju nya" seru orang itu, tak berapa lama, semua kancing di kemeja Vika sudah terlepas

"Wuih...enak banget nih bang!!" orang itu mulai membuat kissmark di leher Vika. 1,2,3,4,5

"Lepas!!" seru Vika berteriak

Orang itu langsung mendekap mulutnya

"Mphh" Vika masih meronta

"Diam!!" bentak yang lain

Vika bersyukur, Dimas datang, menghajar kedua orang itu dengan tangannya sendiri, setelah keduanya kabur, Dimas membantu Vika

"Vik, lo gak papa? Lo..." suara Dimas tertahan, ia melihat berapa banyak kissmark disana

"Kamu gak nangis kan?" Dimas bertanya ragu

Vika mendongak memandang Dimas

"Enggak kok!" serunya sambil memperlihatkan tawa anak kecilnya

"Vik...gue...minta maaf" seru Dimas sambil menundukkan kepalanya

"Gak papa kok mas, kan kamu juga yang nyelamatin" serunya seraya tersenyum manis

"Vik..." ia menarik napas, " yaudah, yuk pulang!" seru Dimas seraya membalas senyuman Vika

"Yuk!" balas Vika

••••••

"Jadi begitu ceritanya" seru Vika

"Terus? Perihal lu mabuk?" tanya Evan

"Itu adek pura pura! Biar gak suruh dijelasin, capek soalnya, lagipula kalo gak gitu kan adek bakal disuruh tidur diluar! Gak mau atuhh" seru Vika

"Kenapa temen lo yang namanya Dimas gak ngantar lo kedalam?" tanya Ethan

"Adek tuh kasian sama dia, masa iya adek jadiin tumbal buat pukulannya abang? Gila kali? Bisa bisa adek dijauhin!" jelas Vika kembali

"Terus? Ngapain lo-" giliran Elvin yang bertanya, namun Vika sudah tau apa yang akan Elvin tanyakan, jadi ia mendekap mulutnya

"Itu tuh...anu...biar lebih meyakinkan, hehe" elak Vika

"Apaan?" tanya Evan

"Gak papa kok!" jawab Vika mendahului abangnya

"Jadi gini, kemarin tuh-" kalimat Elvin kembali terpotong

"Huaaaa" Vika menghentakkan kakinya, "Jahat!" sambungnya sambil memukul abangnya itu

"Shh... nanti gue kasih tau" serunya pada kedua saudaranya

"Ngambek nih!" ancam Vika yang sudah jelas tidak akan berguna

"Gadak ngambek ngambek, hukuman lo masih menunggu ye!!" balas Elvin

"Yah bang...jangan lah...aku kan korban..." serunya

"Lo yang buat diri lo jadi korban kan? Jadi terima aja" balas Elvin acuh tak acuh

Vika memanyunkan bibirnya

"Selama 2 minggu ke depan, lo harus nurutin semua perintah kami bertiga, nolak, hp disita 24 jam, selalu bertambah 24 jam tiap lo nolak 1 permintaan" jelas Elvin

"What the... gak mau!" balas Vika

"24 jam, Ethan yang jaga, jangan sampai lu kasih ke dia 24 jam mendatang" seru Elvin menatap Ethan

"Siap!" balas Ethan

"Banggg, itu gak diitung!" seru Vika

"Itu dihitung" balas Elvin

"Auk bodo" seru Vika sambil menjatuhkan kepalanya ke paha Evan, lalu memeluk perutnya

"Ngapain?" tanya Evan yang melihat tingkah adiknya itu, ia tertawa kecil

"Hmph" seru Vika

Kakinya ternyata menendang nendang Elvin dari tadi

"Mck" Elvin muak, ia kemudian menahan kedua kaki adiknya lalu menggelitikinya

"Ba-" suaranya tertahan, Evan menahan kepalanya tetap dibawah

"hmphhhhh" Vika sesak napas karena tidak bisa tertawa dan bernapas, ia masih berusaha menendang nendangkan kakinya

"Adek kok dibully" seru Ethan sambil menggelitiki perut Vika

"Ya lo juga ngebully itu njir-" balas Evan

Beberapa detik, Vika berhenti melawan, membuat ketiga abangnya melepasnya, ia tertidur lemas, ngos ngosan tuh anak

"Hah hah hah- jahat..." serunya tak berdaya

"Makanya jangan cari masalah sama gue" seru Elvin

.

.

.

.

.

.

Haiiii, yang udah mampir, kasih pendapat kalian yaaa, biar ceritanya dilanjutin lagi, ehe'

Next chapter