1 Apa sih?!

"Vi!!" seru seorang cowok, namanya Elvin, anak pertama, well, sebenarnya ia kembar 3

"Apa sih bang?! Ah! Udah tau lagi sibuk! Pergi sana!" balas seorang gadis yang sedang sibuk mengerjakan tugasnya di ruang tengah, ruang yang sekarang sedang dihuni oleh 4 orang bersaudara

"Hi...ada nenek lampir..." balas yang lain, Evan, anak kedua

"Kejam amat klean ama adek sendiri" jawab yang lain, Ethan, ia sedang bermain PS bersama Elvin

"Tuh dengerin!!" sambung Evika menyetujui perkataan Ethan

"Bacot lu ah! Ambilin gue minum sana!!" titah Elvin yang sempat tertunda

*brakk

Evika menggebrak meja belajarnya, seketika pandangan ketiga abangnya kearahnya, Evika berjalan ke arah dapur sambil menghentakkan kakinya keras

"Abang gk tau diri!" gumamnya

"Heh! Gue denger ya!" balas Elvin

"Bomat!" balas Evika

"E buset...lu gitu amat ama adek ndiri" seru Evan yang melihat adik perempuannya menjadi marah

"Adek tuh harus disiksa, bukan di sayang, oke?" jawab Elvin enteng

"Nih!" seru Evika sambil menyodorkan segelas air putih

"Makasih adikku sayang~" seru Elvin menggoda adiknya, orang yang satu ini emang gak kenal malu, adik sendiri di embat :)

"Bicit" balas Evika dengan pipi yang merah merona seraya kembali ke meja belajarnya, orang yang satu ini juga, aneh banget, tsundere nya kelewatan _-

"WTF are you..." komentar Ethan

"Shut the fuck up, Ethan, mungkin besok mereka pacaran" sambung Evan

"We anjer, Gila kali?" seru Elvin

Malam hari

"Banggg, aku izin pergi yaaa" seru Evika kepada ketiga abangnya yang sedang asik di ruang keluarga

"Kemana?" tanya Ethan

"Ke mall" jawab Evika

"Sama siapa?" giliran Evan yang bertanya

"Temennn" balasnya

"Cewe apa cowo?" kali ini Elvin yang bertanya

"Kok kek di interogasi sih? Kan cuma mau pergi banggg, bole yaa?" seru Evika memohon

"Cewe apa cowo?" tanya ketiga abangnya kompak

"Huh! Cewe cowo!" balas Evika kesal

"Gak bole" seru Elvin

"Kenapa?" tanya Evika dengan nada sedih

"Kalau ada cowok gak boleh" tekan Evan

"Ayolah bangg" seru Evika pantang menyerah

"Lo udah SMA Vik, lo tau apa yang kami khawatirkan" seru Elvin memotong Erika

"Bang Ethan...boleh ya...?" seru Evika sambil memberikan tatapan anjing lucu nya, memang, selama ini cuman ethan yang ia diandalkan, Ethan gak akan tega melihat adiknya bersedih dan memohon padanya

"Huftt, maaf ya dek, kali ini gak bole" serunya lembut sambil mengelus rambut Vika

"Yaudah gue pergi, emang peduli, wekk" seru Vika seraya pergi menjauh dan menghentakan kakinya keras keras lalu menoleh dan memberi wajah mengejek pada ketiga abangnya

"Vik, kalau lo pergi, malam ini lo tidur di luar" tekan Elvin tanpa memandang Vika

"Masa bodo, bye" jawab Vika acuh tak acuh

"Eeh- dikejar gak tuh?" tanya Ethan

"Gak usah, biar dia tau rasanya tidur di luar" balas Elvin

"Seriusan lo Vin? Dia satu satunya anak perempuan lho, bahaya kalo sampe kenapa napa" seru Evan berusaha mengubah pikiran Elvin

"Lo lihat gue peduli?" kali ini Elvin berseru sambil menatap tajam kearah Evan

"Argh! Serah lo! Gue ngikutin dia diam diam aja lah" seru Evan sambil berjalan ke dalam kamar mengganti pakaiannya

"Van, Kalo lo sampe ngikutin dia, lo juga bakal tidur di luar" ancam Elvin

"Gue gk peduli, sekalian gue jaga adek gue diluar" balas Evan tanpa menoleh

"Ditambah hp, game, dan laptop lo gue bakar besok pagi" tambah Elvin

Seketika tubuh Evan membeku

"Hahaha, gitu aja takut, emang game lu lebih berharga dari adek lo?" seru Ethan mengejek Evan

"Bangkek lo!" balas Evan

Jam 9 malam, Evika masih belum pulang kerumah, ia sudah pergi selama 5 jam.

"Mck! Itu anak kemana sih?!" seru Elvin setengah berteriak

"Cie...khawatir...makanya kan udah dibilangin sama Evan, goblok, diikutin diam diam, lu nya malah ngelarang, kan begoo" tambah Ethan

*tok tok tok

Ketokan pintu dati luar, sudah pasti, itu Evika

"Abang~" serunya dari luar

"Hm, tuh orang yang lu cari, sana bukain pintunya" seru Evan

Elvin beranjak berdiri, pergi ke depan fan membuka pintunya, ia kaget, terlalu kaget sampai tidak bisa menahan suaranya yang keluar

"VIKA!!" suaranya meninggi saat melihat adik satu satunya itu dipenuhi dengan kissmark, wajah berwarna merah seperti orang mabuk, dan tidak bisa berdiri dengan tegak seperti benar benar...mabuk...

Kedua manusia yang lain langsung berlari ke depan begitu mendengar teriakan Elvin

*deg

"Vik...?" Ethan tidak percaya dengan apa yang dilihatnya

"Emmh...aku ngantuk..." seru Vika sambil mendorong Elvin yang tepat berada di pintu agar ia bisa masuk

Elvin diam disana menunduk, ia tidak bisa berkata kata

"Vin...?" Ethan yang masih terkejut, berharap Elvin tidak terbawa emosi

"Mu-mungkin dia nge prank kita...posthink dulu aja lah..." seru Evan berusaha menenangkan kedua saudaranya yang lain, ia sendiri sebenarnya sangat terpukul

"VIKA!!" seketika Elvin berteriak lalu berjalan menghampiri Vika yang masih sulit berjalan menuju kamarnya

"Vin!" Evan berteriak melihat tingkah saudaranya yang mendadak

"Van? Itu..." Ethan angkat bicara

"ENGGAK!! GAK MUNGKIN DAN GAK AKAN PERNAH!!" Evan berteriak, dia memang seterpukul itu melihat adiknya

"Vik!" Elvin menarik tangan Vika

"Hmmh...?" Vika menjawab dengan sisa sisa tenaganya

"Kh-" Elvin menggertakkan giginya

"Sayang~ kamu kenapa~?" setengah sadar, Evika angkat bicara, ia meraba tubuh abangnya, kemudian mendekatkan wajahnya ke wajah abangnya

Elvin merubah arah pandangnya

"Vika" seru Elvin

Tangan Vika menggeser wajah abangnya agar melihat ke arahnya, sesenti lagi, tiba-tiba...

*brukk

Vika terjatuh

"Pingsan..." batin Elvin

Elvin kemudian menggendong Evika ke kamarnya, lalu menyelimuti adiknya itu dan kembali ke ruang tamu dimana kedua saudaranya masih ada disana

"Gimana...?" tanya Evan begitu melihat Elvin kembali

"Pingsan" balas Elvin

"Menurut kalian...itu gimana...?" tanya Ethan ragu

"Besok gue hukum" jawab Elvin

"Gila lo?!" Evan berdiri dari posisi duduknya tadi, "Kita bahkan gak tau ceritanya gimana!! Bisa aja dia diancam kan?! Dan lo malah mau hukum dia?! Ngotak dikit anj-" ia menahan kalimatnya

"Evan, Elvin benar, dia harus dihukum, mau gimanapun, mau dia diancam atau diapain, itu semua salah dia" Ethan menyetujui Elvin, abang dari seorang Evika yang satu ini tidak pernah mau memarahi atau menghukumnya sampai detik ini, mereka berdua kehilangan kesabaran atas adiknya

"Than! Lo...! Argh! Terserah! Gue gak peduli!" Ethan meninggalkan ruang tamu, menuju kamarnya

Di dalam kamar Evika, terdengar suara isakan kecil

"Maaf bang..." seru Evika, ia menangis

.

.

.

.

.

.

Halo teman teman...ini pertama kali aku nulis, maaf ya kalau ada kesalahan😣 aku minta pendapat kalian ya...supaya ceritanya bisa dilanjutin, makasih...❤️❤️

avataravatar
Next chapter