60 Ch. 60 Wajah

Pria tinggi besar yang hampir sama tinggi dengan paman Turan itu menatap mereka dengan garang. Jelas ia merasa tidak senang ada yang diam-diam memasuki kawasan gudang pelabuhan Damei tanpa ijin yang telah disepakati.

Pria itu menatap tajam kepada paman Turan dengan tatapan yang tidak bisa Lyon cari tahu apa maknanya. Rasa tidak enak menyeruak mengelilingi diantara mereka berdua. Lyon semakin tidak tenang mendapati dirinya berada dalam situasi seperti dalam sebuah medan perang yang siap baku tembak kapan pun lawan memulai.

"Bukankah sudah jelas ada garis polisi?" ucap Sidco dingin, kedua matanya tidak bisa lepas menatap paman Turan. Manik hitam kebiru-biruan tajam seolah mengintimidasi.

"Kami hanya sekedar memeriksa tempat dimana seharusnya nona Petra berada, yaitu kekasih majikan saya tuan muda Lyon ini. Tapi sepertinya sudah ada orang yang menolongnya lebih dulu sebelum tuan muda kami datang. Kami hanya ingin mencari tahu siapa gerangan orang tersebut supaya kami bisa berterima kasih padanya dengan benar." jelas paman Turan sopan. Mengabaikan tatapan tidak bersahabat yang Sidco layangkan padanya.

Mendengar ucapan paman Turan tentang Petra seketika itu raut wajah Sidco melunak, tidak segarang beberapa saat lalu. Matanya berubah sayu serta tangannya bergerak aneh.

"Jika itu benar, saya yang menemukan nona Petra. Tetapi bukan disini. Pertama kali saya melihat nona itu berjalan kebingungan diantara deretan kontainer diluar gedung ini, dan nona itu berjalan menuju pantai dimana lokasi tersebut sering dijadikan tempat bunuh diri saat malam hari. Saya mencoba menahan nona Petra ditempat itu karena saya pikir dia ingin melakukan tindakan putus asa tersebut. Lagi pula kontainer yang sedang dalam proses penyelidikan polisi ini sudah begini keadaannya sebelum nona Petra datang." kata Sidco dengan nada ramah, berbanding terbalik 180% saat pertama kali.

Tentu saja, apa yang dikatakan Sidco adalah sebuah kebohongan. Tidak mungkin untuknya berkata yang sejujurkan kepada orang asing, bahkan kepada istri dan anaknya pun Sidco tidak berani. Kin telah melarang keras Sidco jika berniat membocorkan kejadian yang sebenarnya.

Orang hanya akan menganggap dirinya mengada-ada jika pun dia ungkapkan yang sebenarnya terjadi. Kecuali beberapa orang yang percaya akan keberadaan pengedali elemen seperti dirinya. Tetapi tidak untuk kota Yamelai, sebuah kota pelabuhan yang terlalu sibuk hanya untuk mengurusi tahayul semacam itu.

Bagaimana pun juga secara tidak langsung Sidco telah terlibat didalamnya. Konspirasi menolong Petra. Dengan kekuatan yang Kin miliki dia bahkan mampu memanipulasi kamera CCTV yang mengarah ke tubir pantai dimana mereka bertiga bertemu tempo hari. Kin berhasil menghilangkan jejak mereka tanpa bekas hanya dengan sekali jentikan jari, seakan mudah saja baginya.

Kin juga tidak akan sungkan membungkam mulut Sidco selamanya jika dia secara sengaja membocorkan tentang keberadaan pelindung-nya yang sudah berabad-abad tertutup rapat. Keberadaan tentang Kin dan tentang para pelindung lainnya hanya boleh diketahui oleh pengendali elemen itu sendiri, dengan sebuah perjanjian yang mengikat.

"Lalu bagaimana anda menjelaskan kejanggalan pada pintu besi itu? Aneh saja, hanya kekuatan setingkat pahlawan super dalam film superhero yang bisa melakukan hal mustahil tersebut." tunjuk paman Turan pada pintu besi kontainer yang dibobol paksa.

"Soal itu saya tidak tahu tuan. Silahkan bertanya kepada polisi saja." kata Sidco kembali dingin.

"Apa yang dilakukan Petra ditepi pantai itu, paman?" ucap Lyon, berjalan menuju tempat dia menemukan Petra berdiri menghadap laut dimana seharusnya pemandangan matahari yang terbenam terlihat romantis andai saja bukan Petra sendiri yang merusak suasana dengan tertawa seperti orang gila saat melihatnya.

"Entahlah, sebaiknya kita segera pergi dari sini sebelum penjaga itu lebih marah, tuan muda." bisik paman Turan kepada Lyon.

Sidco berdiri tidak jauh dari mereka dan masih terus mengikuti kemana mereka pergi seolah mereka adalah pencuri yang harus diawasi. Paman Turan jelas tidak nyaman dibuatnya.

"Bagaimana dengan CCTV?" tanya Lyon ikut berbisik kepada paman Turan.

"Persis seperti yang penjaga itu katakan, tuan muda." jawab paman Turan seakan tidak percaya dengan apa yang anak buahnya laporkan. Sepertinya ia harus melihat sendiri salinan rekaman CCTV yang Lyon maksud.

"Baik. Ayo kita pergi."

...

Mobil sport hitam membawa mereka meninggalkan pelabuhan Damei kembali ke Metropol secepat ketika mereka datang. Perjalanan mereka lalui dalam kediaman dengan pikiran mereka masing-masing.

Kemudian, ditengah jalan paman Turan menepikan mobil.

Ada area yang cukup luas sebagai tempat parkir, dimana disisi kiri mereka terbentang pemandangan pengunungan Lingkar Tengah Mestonia yang hijau sejauh mata memandang. Paman Turan keluar dari mobil, disusul kemudian oleh Lyon.

"Ada apa paman?" usik Lyon penuh tanda tanya. Tidak biasa jika paman Turan berhenti ditengah perjalanan apalagi dengan wajah serius tengah memikirkan sesuatu yang tidak bisa Lyon tebak tentu saja.

"Penjaga pelabuhan yang bernama Sidco tadi...kemungkinan besar juga salah satu dari pengendali elemen. Sebaiknya tuan muda hati-hati jika suatu hati bertemu lagi dengan pria itu. Kita tidak tahu dia lawan atau kawan, walau sekilas dia seperti orang biasa atau berusaha menjadi orang biasa yang membaur dengan sebagaimana penduduk biasa." Kata paman Turan.

Ucapan paman Turan tersebut sontak membuat Lyon terkejut bukan main. Setelah rasa ketidakpercayaannya masih pekat menyelimuti dirinya atas fakta siapa sebenarnya paman Turan yang belum lama ini ia beberkan sendiri, kini Lyon dihadapkan pada kemungkinan ada pengendali elemen lain yang berprofesi sebagai penjaga pelabuhan.

Omong kosong macam apa itu?

"Bagaimana paman bisa tahu dia bukan manusia biasa?" tanya Lyon semakin penasaran alih-alih menghujat.

"Kami, memiliki semacam indera pendeteksi yang bisa mengetahui pengedali elemen lain. Walau yang saya miliki termasuk lemah, dilihat dari aura yang penjaga itu tunjukkan sudah sangat berbeda dengan manusia biasa. Tentu tuan muda yang hanya manusia biasa tidak akan bisa merasakan hal semacam itu. Hanya itu saja yang saja ketahui tuan muda. Untuk tipe pengendali elemen apa orang itu saya tidak punya gambaran dari 9 pengendali elemen." jelas paman Turan masih dengan wajah seriusnya, seperti ada sesuatu yang mengganggu pikiran namun terlalu sulit untuk disampaikan pada Lyon.

"Apa paman tahu, aku sama sekali tidak peduli tentang hal semacam itu. Selama Petra sudah ditemukan dan sekarang baik-baik saja sudah cukup bagiku. Yang ada dalam pikiranku saat ini adalah bagaiman caranya membalas perbuatan Veronica, gadis ular itu." celetuk Lyon sedikit geram karena sejak kepergian mereka, paman Turan hanya membahas tentang pegendali elemen atau semacamnya.

"Soal itu, tuan muda tenang saja. Saya sudah menyiapkan sedikit kejutan khusus untuk nona Veronica dan dua temannya. Ada dua opsi yang bisa tuan muda pilih, asrama atau Harakai?" kata paman Turan seakan mengerti apa yang menjadi keinginan Lyon.

"Tentu saja asrama di Harakai, paman." jawab Lyon dengan wajah tampak sangat puas.

Seulas senyum liciknya menghiasa wajah putih Lyon yang jika Petra tahu rencana tersebut pasti akan menetang kepindahan paksa trio Veronica.

-tbc-

avataravatar
Next chapter