webnovel

Awal Pertemuan

Valencia, seorang gadis SMA yang pendiam. Dia memiliki sepasang mata yang terlihat serius nan tajam, sehingga setiap orang yang belum mengenalnya, akan merasa asing dan enggan untuk mendekatinya. Hal itu lah yang membuatnya hanya memiliki satu orang teman selama dia bersekolah di SMA. Namanya adalah Rasya. Dia mengenalnya saat tahun pertama masuk SMA, saat itu dia tidak mendapatkan tempat duduk di kelasnya dan Rasya lah yang menawarinya untuk duduk bersama. Sejak saat itulah mereka berdua mulai mengenal satu sama lain

Saat itu jam pelajaran bahasa, Mereka semua sedang menunggu guru yang datang untuk mengajar. Beberapa saat kemudian, guru mapel Bahasa datang dengan seseorang di sampingnya. Seketika pandangan seluruh kelas tertuju pada orang asing itu

"Selamat pagi semuanya" Sapa guru bahasa

"Pagi pak.." Jawab serentak anak di kelas

"Sebelumnya bapak perkenalkan.." Ucap guru bahasa terhenti " Biar saya saja pak" Potong orang asing itu

"Oh.. Baik silahkan" Ucap guru bahasa

"Perkenalkan, saya Gin Arata. Saya di pindahkan ke sini untuk menggantikan beliau mengajar mapel bahasa , karena beliau mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan studynya di salah satu universitas terkenal negara X, beri aplouse untuk beliau" Ucap Gin

"Prokk.. Prokk.. Prokkk... Prokkk" Seru tepuk tangan anak anak xi kelas

"Selamat pak.. Jangan lupakan kami disini" Seru salah satu murid

"Iya pak.. Kami doakan Semoga study bapak lancar" Seru murid lain

"Terimakasih kalian semua"

"Bapak tidak akan pernah melupakan kalian semua"

"Walau kalian sering bandel, tapi itu salah satu kenangan terbaik yang pernah bapak miliki" Ucap guru bahasa yang terharu

"Hati hati pak.." seru murid murid

"Baiklah.. Sudah cukup"

"Bapak harus pergi sekarang, saya serahkan tugas mengajar kepada Pak Gin"

"sampai jumpa kalian semua" Ucap guru bahasa. Saat itu, guru bahasa pun keluar dari kelas

"Oke baiklah, perkenalannya mau di lanjut atau sudah cukup?" Tawar Gin

"Pak .. Berapa usia bapak!" Seru anak perempuan

"Saya, dua puluh tiga tahun. Saya baru saja menjadi guru satu tahun lalu. Jadi mohon kerjasamanya" Ucap Gin sambil tersenyum

"Wahh.. Masih muda ya.. Tinggi, tampan lagi.. Guru idaman nih"

"Menurutmu gimana?" Tanya Rasya senang

"Biasa aja" Jawab Valencia datar

"Ya ampun.. Jangan begitu dong, kamu harus punya rasa tertarik sama seseorang" Ucap Rasya

"Untuk apa tertarik dengan orang lain? "

"Jika kita masih bisa hidup tanpa orang itu" Ucap Valencia

"Ahahaha.. Iya deh iya"

"Udah satu tahun kita kenal loh"

"Setiap ada orang baru, pasti kamu berubah begini" Ucap Rasya

"Aku tidak pernah berubah, aku selalu menjadi diriku sendiri"

"Bodoamat dengan apa yang orang lain katakan tentangku" Ucap Valencia serius

"Iya deh iya.. Valen mah beda"

"Lupakan aja deh soal ini" Ucap Rasya

"Lebih baik begitu" Jawab Valencia

"Baiklah, supaya saya bisa mengenal kalian lebih baik. Saya akan absen kehadiran kalian" Ucap Gin. Dia pun mengambil buku absensi dan mengabsen seluruh murid di kelas itu

.

.

"Terakhir, Valencia" Ucap Gin. Saat itu Valencia mengangkat salah satu tangannya. Saat Gin menatap mata Valencia,"deg.." Valencia merasakan sesuatu yang aneh baginya, dia pun segera memalingkan pandangannya

("Perasaan apa tadi, kenapa tatapannya terasa begitu tajam") batin Valencia resah

"Kamu kenapa?" Tanya Rasya

"Tidak ada" Jawab Valencia

"Benarkah? Kenapa kamu resah begitu?" Tanya Rasya cemas

"Aku.. Sungguh.. Tak apa" Ucap Valencia sambil menatap Rasya

"Baguslah, kalau kenapa napa bilang ya" Ucap Rasya lega

"Iya, terimakasih sudah menghawatirkanku" Ucap Valencia sambil tersenyum kecil

"Wah.. Kamu senyumm.." Ucap Rasya senang

"Bukankah kamu sudah mengenalku?" Tanya Valencia

"Itu benar.."

"Tapi.. Kamu jarang senyum saat di sekolah" Ucap Rasya senang

"Lupakan saja" Ucap Valencia

"Baiklah, sampai dimana materi pembelajaran kalian?" Tanya Gin. Saat itu, Gin pun mulai menjelaskan materi materi pelajaran satu persatu. Valencia memperhatikannya semua gerak gerik Gen dengan seksama, saat Gin menatapnya , dia selalu membuang mukanya

("Apa aku tertarik dengan orang baru itu?")

("Tapi.. Apa yang membuatku tertarik dengannya?")

("Kenapa harus tertarik dengan seorang guru? Mungkin perbedaan ini hanya akan membuat rasa tertarikku bertepuk sebelah tangan") batin Valencia

Next chapter