1 Hari Itu

Hujan tidak pernah berhenti dari mataku. Tidak seperti hujan di kotamu yang mungkin saja reda sewaktu-waktu. Aku mengenal perih ini, tepat seperti aku kehilangan ibu saat masih berumur 10 tahun. Sakitnya sama, meski caranya berbeda. Kau tidak pergi ke alam baka, kau hanya keluar dari mimpi-mimpi kita.

Lebih dari sepersekian kali aku memastikan, kau tetap saja memilih diam dan menghilang. Padahal, jarak ini hanya memisahkan 1 benua saja dan bukan 1 semesta. Namun aku harus rela saat kau berkata tidak bisa bersamaku lebih lama.

Malam demi malam terasa riuh dengan tanya. Sedang apa kau disana ? Bagaimana dengan hari-hari yang kau lalui ? Apakah makanan di sana membuatmu kenyang ? Hingga semua pertanyaan bermuara pada "Bolehkan aku rindu padamu sekarang?"

Aku memimpikanmu berulang-ulang, mungkin seperti apa yang selama ini aku pendam, rasanya tetap tak mampu menyadari kau lepas dari genggam. Bolehkah kita saling berbincang? Mengetahui perasaanmu lebih dalam adalah segala hal yang aku coba usahakan.

avataravatar
Next chapter