37 36. Terima kasih (A. Z)

Andre terbangun dia tidak menemukan Anita disebelahnya. Padahal dia masih mengingat dirinya masih bercumbu gairah bersamaan. Segera dia beranjak dari tempat ranjang kemudian Andre menemukan sepucuk kertas di samping lampu meja tersebut.

Terima kasih,

A. Z.

Hanya itu tertulis di sana, tidak ada lagi tulisan berupa kalimat manis untuk Andre. Diremas kertas itu kemudian dia segera memakaikan celananya dan segera mengejar Anita. Andre berharap Anita belum menjauh dari apartemennya.

Bagaimana bisa dia seceroboh itu, meskipun begitu Andre yakin dia dapat menemukan Anita. Anita tidak akan pernah bisa menjauh darinya. Bahkan paspor miliknya masih berada di tangannya.

Ketika lift apartemen itu turun di dasar, Andre bertemu dengan Antoni. Andre tidak menunjukkan sikap apa pun, sebaliknya Antoni juga. Kemudian Antoni masuk sebaliknya Andre melangkah kaki untuk keluar.

"Aku tau kau yang menculik Anita di perhotelan AESBet?" Antoni bersuara, meskipun mereka pernah akrab sebagai persahabatan.

Tetapi hal membuat mereka menjadikan musuh karena satu wanita. Andre terdiam di tempat, dia juga tidak bisa mengelak lagi. Kalau dalam satu hari satu malam membawa Anita keluar dari gedung memang mudah, tetapi mencoba alibi juga percuma.

"Jika aku memang menculik Anita, tentu dia sudah bersamaku sekarang ini? Sayangnya dia tidak di sini," balas Andre jauh lebih sinis dari perkataan Antoni tadi.

Antoni tidak akan percaya jika Andre tidak menculik Anita. Dia sudah memeriksa semua CCTV di mana Anita kunjungi. Dan dia menemukan yang mencurigakan. Penggerakan seorang pria dengan wanita saat duduk berdua di sana. Wajah Andre sangat jelas di mata Antoni. Walau Andre menutupi dengan topi golf tersebut.

"Aku tau kau sangat sensi padaku karena permasalahan empat bulan kemarin. Kau pasti sangat kesal secara diam-diam aku membawa Anita pergi dari tempat itu. Tetapi aku tidak mengerti isi pikiranmu saat ini? Anita juga mempunyai tujuan hidup layak untuk dicintai dan mencintai, apakah cara dirimu perlakukan dia sebagai ...."

"Tidak perlu kau menggurui, aku bisa mengatasi semuanya. Aku sudah jelaskan padamu. Anita tidak ada di sini, kalau aku memang menculik dia, tentu dia sudah ada di kamarku saat ini. Tapi setelah aku bangun dia sudah tidak ada di sana. Hanya meninggalkan sepucuk kertas berupa dua kata," sambung Andre menceritakan kronologi pada Antoni.

Antoni menerima kertas sudah kusut itu, Antoni tidak mengerti maksud dua kata itu. Andre mengembuskan napasnya, kemudian memasukan kedua tangan didalam kantongnya.

"Paspor dia masih bersamamu?" Antoni bertanya, dia masih ingat, saat membawa Anita ke negara ini. Paspor Anita dipegang oleh Andre.

"Kenapa?" hardik Andre merasa tidak suka kalau seorang sahabat menanyakan hal tidak penting itu.

"Kau yakin? Paspor itu masih di tanganmu? Jangan pasang wajah kau seperti itu. Ini benar-benar genting banget, logika saja, Bos! Dua kalimat ditulis oleh Anita," Antoni memang pria genius, saking genius apa pun yang berupa tulisan, atau sistem server mana pun dia tau.

Tidak sia-sia Andre selalu mempercayakan Antoni sebagai tangan kanannya. Walau selalu membuat sikap Andre tidak adil adalah keegoisan. Andre juga pria posesif segala hal. Namun satu tujuan dia dapat, dia harus memilikinya. Setelah Antoni menjelaskan soal tulisan Anita dan juga paspor itu.

Tas yang selalu Andre bawa kemanapun, dia pun mulai membuka, dan ... Andre ke blas-blasan. Benda buku itu tidak ada lagi di tasnya. Aksi tadi pagi bersama Anita itu, apakah bualannya? Agar Andre lengah kemudian Anita mencari benda buku kecil itu lalu menulis dua kalimat untuk Andre.

****

Anita melambaikan tangan pada seseorang, di sana seorang pria berdiri depan pintu masuk. Dengan senyuman yang manis untuk Anita selalu membuat wajah Anita selalu bahagia.

"Sori, aku terlambat," sapanya pada pria itu.

"Nggak kok, gua selalu tungguin lo kapan pun, sudah lo temukan?" kata pria itu sembari mengelus rambut Anita panjang itu.

"Kau selalu begitu, sudah dong!" Senggol Anita pada perut pria itu sembari senyum manja padanya.

"Ya sudah, ayo masuk, gua sudah beli tiket buat lo," ujar pria itu, Anita pun mengangguk. Hanya satu tas punggung saja Anita bawa.

Sementara Antoni dan Andre mencari Anita sekitar kota philipina. Tidak mungkin Anita mengenal tempat ini sangat cepat. Bahkan kota ini besar, bahkan tidak ada yang mengerti bahasa negara sendiri.

Antoni mencoba menelepon Nando, tapi Nando sampai sekarang belum mendapat kabar dari Anita. Nando juga minta bantuan sama temen-temen yang kerja seperti mereka sampai foto pun berikan. Namun masih nihil sampai sekarang.

Andre menghubungi Albert, tetapi Albert tidak juga tau keberadaan Anita di mana. Setelah itu Andre menelepon mantan istrinya Stella, namun Stella tidak menjawab atau mengangkat telepon dari Andre. Stella lebih bahagia dengan dunianya. Sejak dirinya diceraikan oleh Andre, semua semakin kacau.

Andre menemui Herlina, istri Albert, tetapi Herlina bungkam untuk ikut campur urusan soal Anita. Herlina juga sudah lelah mengurusi kebohongan dari permainan itu.

Sedangkan di pesawat, Anita dan seorang pria duduk bersebelahan, sembari membagi waktu untuk membicarakan kemanakah mereka bertualang.

Disanalah Anita menatap arah jendela pesawat dia duduk. Satu ulasan senyum tipis itu, terdapat dia merasa harus meninggalkan semuanya. Demi dirinya dan juga dunianya.

Bye, Philipina! Thanks untuk semuanya engkau berikan untukku, batin Anita kemudian pesawat pun melepas landas meninggalkan kota itu dalam kenangan.

****

TAMAT

Horeee, tamat...

Untuk ekstra part dan kisah bagaimana Andre dan Stella bisa cerai. Hanya ada di buku versi cetak ya, Teman-teman.

Terima kasih semuanya sudah baca cerita ini dari awal. Maaf saya tidak bisa lanjut di sini. Yang pasti semua akan terungkap semuanya.

😇🙃🙃🙃

avataravatar
Next chapter