webnovel

Ibumu yang Infertil!

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

"Eh, bagus jika benar-benar enam bulan. Baru empat bulan sudah keguguran…"

"Empat bulan? Tapi, sebelumnya perutmu begitu besar…"

"Bisakah kembar tidak besar?"

"Benar juga…" Ye Mei menghela napas dengan simpatik. "Kamu jangan terlalu sedih. Sekarang kehilangan anak, tapi ke depannya masih akan ada hal lain lagi! Bahkan, jika tidak bisa hamil, kamu juga tidak perlu khawatir… Lihatlah betapa canggihnya ilmu pengetahuan sekarang. Infertilitas itu juga tidak termasuk penyakit sama sekali!"

Shen Cheng hanya terdiam tidak menjawab. Padahal, ia membatin, Ibumu yang infertil!

Ye Mei masih melanjutkan, "Selain itu, masih bisa melakukan program bayi tabung, inseminasi buatan. Tiga atau lima kali sekaligus juga tidak masalah…"

Shen Cheng masih terdiam tanpa kata-kata. Namun, ia merutuk dalam hati, Kamu coba hamil lima kali sekaligus! Memangnya babi betina?!

Ye Mei mulai mengoceh omong kosong secara gila-gilaan sambil minum anggur, "Aku beritahu, ya. Sebelumnya, salah satu teman sekelasku hamil dan tidak sengaja dipukul selingkuhan sampai keguguran. Kemudian, dia tidak hamil selama tiga tahun. Kamu tahu bagaimana akhirnya dia hamil? Dia minum obat tradisional Tiongkok, baru bisa hamil lagi! Kamu tahu obat tradisional Tiongkok atau tidak? Itu adalah tikus…"

"Huek…" Shen Cheng muntah dengan anggun. Untungnya, bartender sempat menghindarinya sehingga tidak terkena muntahannya.

Melihat Shen Cheng memuntahkan semua anggur yang diminumnya, Ye Mei dengan baik hati menepuk pundak Shen Cheng dan kembali berkata, "Bagaimanapun juga, keguguran juga bukan masalah besar. Di era ini, jika kamu juga tidak berani mengatakan sendiri bahwa kamu tidak pernah keguguran, itu namanya fashion… Jika nanti kamu benar-benar tidak bisa hamil, datang cari aku. Aku akan membawamu untuk membuat obat tradisional Tiongkok!"

"...." Bartender merasa sangat canggung karena topik yang dibicarakan Ye Mei dan Shen Cheng benar-benar bukan topik yang bisa sembarangan didengar dan disahuti oleh pria dewasa seperti dirinya.

"Oh, iya…" Ye Mei menggelengkan kepalanya yang pusing dan bertanya pada Shen Cheng, "Kamu bukannya baru keguguran? Mengapa langsung keluar minum anggur…?" Ia jelas berpikir, Bukankah biasanya wanita yang keguguran setidaknya harus beristirahat selama setengah bulan? 

Shen Cheng menundukkan kepalanya dan ketika ia mengangkat kepalanya lagi, matanya sudah memerah. Begitu Ye Mei melihat Shen Cheng seperti ini, ia segera mengerti sesuatu, "Jangan-jangan, karena tidak bisa menjaga anak, kamu dikeluarkan dari rumah oleh ibu mertua?"

Kata-kata inilah yang ditunggu-tunggu, batin Shen Cheng. Ia cepat-cepat mengangguk dan berakting dengan sangat realistis.

Hati Ye Mei tersentuh dengan rasa simpati saat melihat Shen Cheng yang seperti itu. Ia pun berteriak dengan mabuk, "Seperti apa semua orang itu?! Pantas keluarga mereka kehilangan keturunan…"

Melihat Shen Cheng yang menenangkan emosinya, siapa yang menduga kata-kata Ye Mei itu malah membuat air matanya kembali masuk dan tak lagi menetes? Ia pun mengutuk dalam hati, Sialan! Orang ini sebenarnya sedang mengutuk siapa? Awalnya Shen Cheng ingin santai-santai minum anggur, tapi ia tidak mengira ia akan bertemu orang seperti ini.

Shen Cheng khawatir dirinya akan tidak bisa mengendalikan diri dan memukul Ye Mei sehingga lebih baik ia mengabaikan Ye Mei saja. Namun, Ye Mei yang sudah setengah mabuk justru berbicara semakin keras. Bahkan, sampai musik di lantai dansa tidak bisa menutupi suaranya yang tajam. Shen Cheng memainkan dadu di meja bar dan hanya minum anggur tanpa berbicara.

setelah beberapa saat, seorang pria datang untuk menggoda dan memulai percakapan. Mungkin karena minum terlalu banyak anggur, Ye Mei yang bertubuh tinggi sesekali akan mengatakan beberapa patah kata pada para pria itu. Sementara itu, Shen Cheng, bersikap terlalu dingin. Tak sampai setengah jam, ia sudah menakuti beberapa pria hingga pergi.

"Huek…" Tiba-tiba Ye Mei merasa perutnya tidak enak. Ia segera berdiri, menutupi mulutnya sambil membuat gestur minta maaf kepada Shen Cheng, kemudian buru-buru bergegas ke kamar mandi.

Bartender melihat Ye Mei masuk ke kamar mandi. Ia ingin maju untuk berbicara dengan Shen Cheng. Namun, Shen Cheng yang duduk di kursi bar tiba-tiba ditarik oleh seseorang. Tubuh Shen Cheng tertarik mundur ke belakang dengan tidak terkendali dan sedetik sebelum ia terjatuh, sebuah telapak tangan besar memeluk pinggangnya dengan tepat waktu.

Next chapter