2 Pria Terhormat

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

Pukul sepuluh malam, sekelompok orang yang mengendarai mobil seperti konvoi menuju Hotel King. Ketika mobil itu berhenti, staf hotel menyambut kedatangannya. Pintu mobil berwarna hitam terbuka. Kemudian, sekelompok orang turun dengan cepat dan berdiri di sekitar mobil yang berjajar seperti konvoi tersebut. Dua orang pria melangkah dan berdiri di depan pemimpin mobil tersebut, lalu melihat sekitar untuk melihat sekeliling. Setelah memastikan bahwa mereka berada di lokasi yang tepat, salah satu pria membukakan pintu dan melapor, "Tuan Muda, tempatnya sudah dipastikan aman dan tidak ada yang mengikuti."

Begitu mendengar laporan tersebut, sesosok tubuh tinggi keluar dari mobil. Pria itu begitu tampan dan mengenakan jas hitam. Bahkan, sosoknya masih bersinar di malam yang gelap seperti ini. Kacamata hitam yang dikenakan pria itu menutupi sebagian besar wajahnya. Bisa dilihat dari gayanya bahwa ia begitu dingin. Bahkan, aura dingin yang memancar dari seluruh tubuhnya tampak lebih mengerikan.

"Tuan Muda Mu, kami sudah mempersiapkan kamar terbaik di hotel ini. Silahkan Anda beristirahat," kata manajer hotel sambil cepat-cepat datang ke arah pria itu dan memberikan kunci dengan hormat.

"Hm," jawab pria itu dengan suara dalamnya tanpa melihat orang yang menunduk hormat di depannya.

Seorang pria yang berdiri di samping pria itu melangkah maju untuk mengambil kunci dari manajer hotel. Setelah manajer hotel itu memberikan kunci, ia membungkukkan badannya dan melangkah ke samping. Di saat yang bersamaan, orang-orang yang bertanggung jawab atas keamanan segera menyebar dan mereka semua berdiri di berbagai tempat. Malam ini, tugas mereka hanya bertanggung jawab penuh atas keamanan di Hotel King.

Pintu otomatis Hotel King terbuka di kedua sisinya dan pria itu terus berjalan masuk tanpa berhenti. Ketika pegawai hotel melihat pria tersebut, mereka mundur dan membungkuk untuk memberi hormat pada pria tersebut. Pria itu melangkah ke dalam lift dan hanya tersisa satu rombongan yang mengikutinya, sementara para pengawal yang lain berhenti di luar lift.

Lift naik perlahan menuju Presidential Suite 808 di lantai paling atas. Setelah lift tiba di lantai paling atas, pria itu melangkah keluar dari lift dan orang-orang yang mengawalnya juga bergegas mengikutinya. Setelah sampai, para pengawal membukakan pintu untuk pria itu dengan kunci yang telah disiapkan.

"Tuan, silahkan..."

Pria itu berdiri di depan pintu, lalu melirik ke arah pengawal di sampingnya dan berkata, "Tang An, pergilah dulu."

"Baik Tuan," Tang An mengangguk, lalu berbalik dan mundur.

Setelah anak buahnya pergi, barulah pria itu masuk ke kamar dan membanting pintu dengan kuat hingga menimbulkan suara keras. Ia tidak peduli jika suara seperti itu akan mengganggu tamu lainnya. Ia menyalakan lampu, lalu melepas jas mahalnya dan melemparnya ke lantai. Kemudian, ia melepas dasinya dan juga melemparnya.

Hari ini, pria itu telah menyelesaikan dua urusan bisnis dalam sekali tepuk dan sekarang ia butuh beristirahat dengan baik. Namun, ketika ia akan memasuki kamar mandi, ia melihat cahaya redup dari kamar tidur. Lampu kamar menyala? batinnya.

Pria itu tetap berdiri di tempat selama beberapa detik sebelum berjalan lurus ke arah tempat tidur. Ia berjalan ke arah kamar bercahaya redup dengan perasaan yang bingung. Matanya menyapu ke sekeliling ruangan itu, kemudian pandangannya tertuju pada ranjang mewahnya. Di detik berikutnya, tatapan matanya berubah menjadi dingin karena ada seseorang yang berbaring di ranjang mewahnya.

Seorang wanita.

avataravatar
Next chapter